TIGA ( Ya itulah sahabat)

371 28 15
                                    

"Nih minum.. btw, kenapa lo kok kayak orang habis di kejer anjing gitu sih. Ngos ngosan gitu, sampek keringetan juga. Gue kan jadi khawatir, kalo lo dehidrasi gimana?" ucap seseorang sambil mengarahkan sebotol air mineral dihadapan Bella

"Lah? Lo kok ada disini? Lo kok tau kalo gue butuh minum?" Tanya Bella

"Gue tuh tadi mau ke kantin. Waktu diperjalanan gue liat lo lari lari gitu. Yaudah gue ke kantin sambil beliin lo minum. Karena gue yakin lo gabawa minuman. Awalnya gue mau nganterin tuh minuman ke kelas lo, eh waktu gue jalan gue liat lo duduk disini. Yaudah gue samperin lo." Ucap seseorang tersebut dengan panjang lebar

"Ahh.. makasihhh... Lo emang yang terbaik deh. Makasih ya! Pengertian banget sih. Hehehe" ucap Bella.

"Iya iyaa.. udahlah ngapain bilang makasih. Gausah lah." Ucap seseorang tersebut sambil tersenyum manis kepada Bella

Disisi lain hatinya sangat senang, namun disisi lain dia menepis perasaan tersebut. Yang membuat hati Bella bergejolak adalah melihat sebuah senyuman seseorang yang saat ini berada di hadapannya.

***

Sudah 2 jam Bella mengikuti pelajaran, namun tak pernah dia memperhatikan apa yang sedang Bu Lisa terangkan. Bu Lisa, dia adalah Guru Sejarah di kelasnya. Bu Lisa adalah sosok yang sangat penyabar, murah senyum serta wajah yang cantik dan masih banyak lagi sisi baik dari Bu Lisa. Okee, cukup mengenalkan sosok Bu Lisa, sekarang kembali dengan keadaan Bella.

Jiwa Bella masih disana,masih duduk dengan tenang namun tidak dengan raga Bella, raganya sudah melayang layang, Raga Bella kembali membuat Bella mengingat kejadian 2 jam sebelum bel masuk mengakhiri semua adegan manis yang cukup membuat Bella menahan napasnya. Bella memutar memori 2 jam lalu, dimana sosok yang tidak mungkin bersikap dan berlaku seperti itu nyatanya telah melakukan yang menurut pemikiran Bella mustahil. Ya, sosok Bagaskara Alvarensyah tidak akan mungkin melakukan kejadian 2 jam lalu, membawakan dia air mineral, menemaninya berjalan menuju kelas, mengajaknya berbicara walau hanya sedikit. Ahh, Bella merasa kepalanya saat ini pusing memikirkan rentetan kejadian tersebut.

"Tuhan, ijinkan aku memiliki sayap kali ini. Aku ingin terbang." ucap Bella dalam hati

Bagaimana tidak ingin terbang, Bella saat ini sedang berbahagia tingkat langit ketujuh. Kebahagiaan yang jarang sekali terjadi. Bella akhirnya melamun serta membayangkan jika dia benar benar memiliki sayap maka dia akan mengumumkan kebahagiaannya kepada makhluk di seluruh dunia ini. Namun Bella segera mengakhiri lamunannya saat ada yang menyebut nyebut namanya.

"Bella?!" panggil seseorang tersebut

"eh iya Bu Lisa. hehee" jawab Bella

"Kamu ngelamun ya? ngelamunin apa nak Bella, pentingkah lamunan khayalanmu itu sehingga tidak fokus terhadap pelajaran saya?!" tanya Bu Lisa dengan suara menyindir

"eh..emm..anu buk gak ngelamunin apa apa kok buk beneran" ucap Bella sedikit gelagapan

Bu Lisa menarik napasnya pelan, "yasudah, kembali fokus ke depan ya Bel, jangan sia siakan waktu belajarmu cuma gara gara terfokus dengan lamunan semu mu yang mungkin tak akan pernah terjadi lagi"

Bella terkesiap mendengar ucapan Bu Lisa, seakan beliau tau apa yang sedang Bella lamunkan tadi. Dia jadi takut apa yang dikatakan Bu Lisa akan menjadi kenyataan. semoga saja tidak ucap batin Bella. Akhirnya Bella mencoba fokus terhadap pelajaran didepan dan mengenyahkan kejadian tadi. Dan cukup berhasil.

Tringgg....Tringgg....Tringgg

Pejaran Bu Lisa selesai, sebelum keluar dari kelas Bu Lisa meminta Ray selaku ketua kelas memimpin untuk doa setelah belajar. Setelah selesai, Bu Lisa keluar dari kelas XI IPA 2. Bella segera mengemas pelajarannya lalu memasukannya kedalam tas ransel nya. ketika Bella memasukkan pelajaran yang tadi dipelajari, ada sebuah tangan berada dipundak Bella.

"Kantin yukk.. yang lain udah pada nunggu didepan tuh." ucap seseorang yang nadanya nada perempuan, dan Bella tau siapa orangnya

"Ah lo Vio, gue kirain sapa.. bentar ngambil uang di dompet." ucap Bella terhadap Vio. salah satu sahabatnya.

"Gue tunggu di depan ya sama yang lain" Ucap Vio

"Oke.. habis ini gue nyusul kesana" Ucap Bella

"ga pake lama Bella!! awas lo ya kalo pakek acara main bekel segala sama anak anak kelas.

"hehe.. iya iyaa Vi, tenang. Gue lagi ga mood main bekel kok " Ucap Bella diselingi tawa.

Setelah selesai mengambil uang dengan sedikit ada drama, yaitu dompet Bella keselip di tempat tas paling bawah. Bella segera keluar dari dalam kelas takut membuat sahabat sahabatnya lama menunggu dan berkoar berkoar layaknya ibu ibu kos jaman legend.

Baru 2 langkah Bella dari pintu kelas nya, suara ibu ibu kos sudah memenuhi telinga Bella.

"Yaampuunn Bella! Gue tuh capek nunggu Lo, Lo kok lama sih? emang ada siraman rohani dulu yah di dalam kelas Lo? ha?!" Ucap salah satu sahabat Bella yang memperlihatkan raut kekesalan atas tingkah Bella yang lama pakek banget.

Bella terkikik mendengar kalimat perkalimat yang di lontarkan dari bibir tipis Septi. Bella lalu menjawab, "Yaa sorry Sep,tadi ada sedikit drama, dompet gue pakek acara keselip gitu. jadi ya agak lama nemuinnya" Ucap Bella dengan nada memelas

"Mangkanya punya tas tuh jangan kayak mau pergi naik gunung, gue aja risih liat Lo. Tapi Lo napa ga kayak risih gitu sih" Ucap Septi kembali

"Ya abis gimana Sep, orang gue ga risih tuh pakek tas kayak mau naik gunung gitu. Lo tau kan sekolah ini bikin jadwal pelajaran kayak apa? Busettt banyakkk sekalehhh Sep. Jadinya gue beli tas sekalian yang kegedean gitu biar dimasukin apa aja masuk." Sahut Bella kepada Septi

"Apa Bel? apa aja masuk ya? Berarti hati Bagas bisa masuk dong yah di tas Lo yang guede nya ngalahin lemari rumah gue" celetuk salah satu sahabat Bella yang berdiri disampingi Vio. Salsa namanya

Bella seketika terdiam mendengar ucapan yang keluar dari mulut Salsa. Bella berpikir, mana mungkin hati dia masuk ke dalam tas gue. Masuk di dalam hati gue aja mustahil, apalagi tas yang memiliki kepemilikan atas nama gue.

Melihat perubahan raut wajah Bella, Salsa menjadi tidak enak. Dan merasa bersalah atas apa yang dia lontarkan barusan

"Ehh...yaa..duhh..Bel sorry ya, gue ga niat ngomong kayak tadi. Sumpah, itu tadi mulut gue refleks. Maafin gue ya Bel? gue ga sengaja" Ucap Salsa sembari memasang wajah bersalahnya.

Bella akhirnya tersadar dari diamnya, dia menjadi tidak enak dengan perbuatannya terdiam beberapa menit. Dia melihat raut wajah sahabat sahabatnya yang khawatir saat Salsa tidak sengaja menyebut nama Bagas. Bella lalu merubah raut wajah yang awalnya datar menjadi tersenyum kembali.

"Ah.. apaan sih Sal, gapapa kali. Gue cuma sedikit gaget tadi, jantung gue gabisa diajak kerjasama kalo udah nyangkut nama dia" Ucap Bella dengan jujur

"Ah Lo Bel masih aja nunggu Bagas. Udah hampir 3 tahun Loh Bel lo stuck sama dia. Ga ada niatan buat berpaling ke orang lain gitu?" Tanya Vio kepada Bella
.
.
.
Thanksyou
.
.
Ini ceritanya di bagi dua bagian yahh.. biar gak kepanjangan gitu. hehe okayyy jangan lupa tinggalin vote kalian yaa,, sekalian komentar kalian juga 😊

______________________________________

Revisi -17 Desember 2017-

WHY NOT? Where stories live. Discover now