Hujan

1.1K 51 2
                                    

Malam jumat itu, Suara petir saling bersahutan. Deras nya hujan yang sudah turun dari jam 8 malam itu membuat orang-orang memilih untuk bersembunyi di balik selimut mereka. Tapi tidak dengan Lely dan suami nya. Mereka berdua masih tengah membaca surat Yasin bersamaan. untuk mendoakan Ibunda Lely yang baru saja meninggal 1 bulan yang lalu.

Seusai membaca yasin, Suami Lely yang bernama Ikhsan memutuskan untuk langsung tidur duluan karena mata nya sangat lelah. Sedangkan Lely berniat untuk mencuci piring dulu sebelum tidur. 

Ikhsan tidur di samping Anak Bayi mereka yang masih berumur 9 bulan. Nama nya Ady. Ia sudah terlelap dengan tenang. Baru beberapa menit Ikhsan memejam kan mata, ia terbangun lagi karena suara rengekan kecil Ady . Ikhsan sangat kaget. Ia lihat, Ady tengah di gendong seorang wanita. Posisi nya membelakangi Ikhsan. Dan saat itu lampu kamar sedang di matikan. Hanya di terangi oleh cahaya Lampu neon yang remang-remang. Wanita itu memakai daster panjang kembang-kembang berawarna hijau. dan itu jelas bukan Lely. Nampak nya ia seperti mengenail sosok itu. Terlihat dari ciri-ciri daster yang di kenakan wanita itu. 

"Astagfirulaahh, Maahhh. Mamahhh..Mahhh Ya Allah.!" Ikhsan berteriak memanggil istri nya. Tubuh nya mulai berkeringat dan susah untuk bangun. Tidak lama, Lely datang membuka pintu dan langsung menyalakan lampu kamar. 

"Kenapa pah?" Tanya Lely kebingungan melihat ekspresi Ikhsan. Wanita itu menghilang. dan posisi Ady sudah kembali ke posisi awal di atas ranjang. dan masih tidur dengan tenang. 

"Ibu, Ibu tadi mah.." Kata Ikhsan terbata-bata. 

"Ssst,, Pelan-pelan. entar Ady bangun." Lely mengelap tangan nya yang basah dengan tissue. "Kenapa ibu? ibu siapa?"

"Ibu kamu. tadi gendong ady. beneran."

"Masa sih? kamu mimpi kali ah."

"Mimpi gimana. orang tadi aku tidur sebentar, terus langsung bangun liat Ady di gendong Ibu. abis itu enggak tidur lagi. nih buktinya aku melek gini." Ikhsan menjelaskan dengan nada pelan agar tidak membangunkan Ady.  

"Yauda sekarang tidur lagi aja. mamah juga mau tidur ini. " Lely tidak terlalu memikirkan apa yang di lihat Ikhsan karena diri nya juga sudah sangat mengantuk. Ia lantas mematikan kembali lampu kamar dan merebahkan tubuh nya di samping Ady. sedangkan di Ikhsan kembali memejamkan mata sambil membaca ayat kursi. 

SREK SREK SREK ... Tengah malam sekitar jam 1 pagi, Lely terbangun mendengar suara orang yang seperti sedang menyapu genangan air di teras rumah dengan sapu lidi. Lely sangat malas untuk bangun namun suara itu lumayan mengganggu tidur nya. kira-kira siapa yang nyapu tengah malam gini. Hujan juga masih turun lumayan deras. Akhir nya ia bangun dan beranjak ke arah jendela. Lely lalu mengintip dari celah gorden yang tertutup. Terlihat seorang wanita paruh baya memakai daster kembang-kembang hijau. Tengah setengah membungkuk membelakangi Lely. tangan nya memegang sapu lidi untuk membuang air yang menggenang di teras rumah Lely. 

"Astagfirullah." Bulu kuduk Lely langsung MERINDING. Tanpa ragu lagi, ia mengenali sosok tersebut. Wanita paruh baya dengan daster kembang-kembang dan rambut yang di kuncir konde. Itu jelas seperti Ibu nya yang telah meninggal belum lama ini. walaupun wajah nya tidak terlihat. 

Lely langsung kembali ke tempat tidur dan menutup seluruh tubuh nya dengan selimut. Perasaannya campur aduk. Antara sedih dan takut. Berarti yang di lihat Ikhsan tadi itu tidak lah salah. Lely berusaha memejamkan mata dan akhirnya kembali tertidur sampai pagi.

Story by : Rachma Feehily

MERINDINGHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin