WHO IS HURT #11

5.2K 287 1
                                    

Aku disini padamu~ ~
Sekali lagi padamu~ ~
Kubawakan, rindu yang kau pesan utuh~~~
Aku disini untukmu~~
Sekali lagi untukmu~~
Percayalah, Tak perlu lagi kau undang~~

Pundakku merasakan getaranmu~~
Mencintaiku seperti ku mencintaimu~~~
Sungguh kasmaran aku ke---

Lagu Risky terhenti setelah Rissa memegang neck gitar yang membuat senar gitar tidak bisa dipetik. Rissa menggeleng kemudian merebut gitar dari Risky. Rissa duduk menyila diatas brankar sambil memangku gitar.

"Dari mana dapet gitar?" tanya Rissa.

Risky hanya melirik kebelakang lemari dan itu sudah membuat Rissa paham. Rissa memetik gitar secara perlahan dan mulai bernyanyi.

Tak pernahku, rasakan cinta~~
Begitu hebatnya sebelumku kenal kamu~~
Duniaku kelabu~~~
Dan kau datang membawakan cinta~~~
Yang tlah lama ku nanti~~

Ohh kasihku~~
Kau membuat cinta~~
Jatuh dari mata dan turun kehati~~
Tawamu buat aku tersenyum lagi~~
Ohh kasihku~~
Kau membuat dunia~~
Indah dijalani~ohh~ohh~~
Ku yakin dihati kau paling berarti~~

Risky terdiam terpaku terpesona melihat Rissa dengan lihai bermain gitar, ditambah suara Rissa yang cukup enak di dengar telinga. Risky masih kalut dengan pertunjukan dadakan Rissa hingga lagu yang Rissa mainkan selesai. Riskytersenyum melihat Rissa yang tersenyum kearahnya. Mata Rissa menyipit, matanya yang berbentuk setengah bulan berubah menjadi lengkungan tipis yang sangat menggemaskan.

"Lo bisa main gitar?" tanya Risky yang sedang menjaga imagenya karena kehebatan Rissa dalam memainkan alat musik melebihi dirinya.

Rissa mengangguk sembari maletakkan gitar di samping brankarnya, "Cukup mahir jika dikatakan sebagai hobi. Gue memang suka main gitar," balasnya menatap mata Risky dengan wajah tersenyum. Moodnya kembali membaik setelah menyentuh alat musik kesukaannya itu.

"Gue punya studio musik, mau mampir?" tawar Rissa, dengan senang hati Risky mengangguk.

"ngomong - ngomong lagu tadi buat siapa? gue?" Risky menegakkan posisinya menghadap Rissa.

"Hah?"

"Lo itu ga pernah ngerasain cinta begitu hebatnya, sebelum lo kenal sama gue, dunia lo itu kelabu dan gue datang dengan cinta yang sudah lama lo nanti" Risky menarik nafas lalu melanjutkan omongannya.

"Gue buat cinta jatuh dari mata dan turun ke hati, tawa gue buat lo tersenyum lagi. Gue membuat cinta, indah dijalani. Lo yakin dihati lo, gue paling berarti" penjelasan Risky selesai. Rissa melongo, bengong menatap lawan bicaranya ini. Seluas apa pola pikir Risky hingga dapat mentafsirkan lagu yang bahkan Rissa tidak menyadari lagu itu cukup pas dengan posisinya saat ini.

"Woi," Risky melambaikan tangan didepan wajah Rissa.

Rissa mengerjapkan matanya setelah sadar dari hayalanya yang tidak jelas, "Oh? Hah? Iya? Kenapa?"

"Sampai segitunya liatin gue"

"Apaan sih, Gue ga nyangka lo sampai segitunya nanggapin lagu yang gue nyanyiin," jawab Rissa acuh.

"Bacot lo, tinggal jawab. Buat gue?" Risky mendekatkan wajahnya, menatap mata Rissa dalam.

"NGAPAIN KALIAN?" teriak wanita paruh baya yang memakai jas dokter berdiri di ambang pintu. Sontak mereka berdua menoleh.

"Kak Nety?" gumam Rissa.

"Astaga! Anak muda jaman now. Ga kenal tempat, dimana aja masih bisa pacaran ya? Ini sekolah," Tegas kak Nety.

"Iyalah kak, bukan kayak anak muda jaman old yang pake surat suratan" jawab Risky cuek.

Risky terkesan menyindir guru yang sudah memasuki kepala 40 itu. Umur kak Nety sama seperti umur neneknya Risky, tetapi murid murid sekolah memanggil dokter UKS dengan sebutan 'kak' entah tua, muda atau apapun.

WHO IS HURT [SELESAI]Onde histórias criam vida. Descubra agora