WHO IS HURT #9

5.4K 275 2
                                    

Peringatan, cerita ini mengandung unsur kata kata kasar dan juga toxic. Jadi dimohon untuk lebih bijak dalam menanggapinya

Selamat membaca~

Happy reading~💓

>>>>>>

CHINTYA. Satu satunya teman dekat Rissa sedari tadi mengeluarkan ocehannya yang sangat panjang kali lebar kali tinggi. Rissa menatap lawan bicaranya dengan sangat malas. Bisa-bisanya gadis yang satu ini mampu mengoceh se lama dan sepanjang itu. Sudah habis setengah jam Chintya memberi Rissa wejangan kuno yang biasanya dikatakan oleh seorang ibu kepada anaknya.

"Lo harus jaga diri, kalau nanti lo di apa apain lagi gimana? Kita ga tau mana orang jahat mana orang baik Ris. Kita tuh harus--"

"Chin, udah. Gue gapapa. Lo bisa berhenti ngomel? gue ga mati kok tenang aja," Rissa memotong ucapan Chintya. 

Chintya melotot, merasa Rissa sedang membangkang, " Ga bisa! Tetep aja! Mulai sekarang lo kalau mau kemana-mana bilang sama gue, jangan sendirian!" Chintya menatap Rissa sangat tajam membuat Rissa sedikit merinding. 

Rissa memutar bola matanya, "iyaa bawel". Rissa menidurkan kepalanya di atas meja dengan tangan sebagai bantalannya. 

Belum 5 menit Rissa menenggelamkan wajahnya di atas meja, tiba-tiba saja Chintya mengguncangkan tubuh Rissa sambil berbisik. "Ris, bangun. Bu Asti dateng" 

Rissa mengangkat kepalanya dengan berat hati, "Ya Tuhan. Tolong hamba"

"Shutt, Riss" tegur Nanda, ketua kelas Rissa.

Bu Asti selaku guru kimia memulai pelajaran dengan menyuruh murid-muridnya untuk menyetorkan pekerjaan rumah yang seminggu lalu ia berikan. Semuanya sedang sibuk menyiapkan PR yang sudah mereka buat. Berbeda dengan Rissa, gadis itu nampak bingung. 

"Hah? PR? yang mana?" 

Nanda menoleh gadis di sampingnya ini, "Iya Ris, lo ga inget? Seminggu lalu dikasih. Halaman 135 bab 7" jelas Nanda. Kebetulan Nanda duduk disamping Rissa sedangkan Chintya berada dibelakangnya.

"LAH??" Rissa menepuk jidatnya sangat keras. Chintya memajukan posisinya, "Lupa buat ya lo? hahaha kebiasaan bego," ejek Chintya.

Rissa menoleh kebelakang kemudian menempelkan jari telunjuknya ke bibirnya, "Shut. Bisa diem ga lo? jangan ngomong keras-keras nanti di denger bu Asti"

Chintya mengangkat bahunya, "nanti juga dipanggil lo, yakin gue," tebak Chintya kemudian kembali ke posisinya.

Rissa berdecak. Menyebalkan. Tidak adakah satupun temannya yang mengingatkan jika ada PR hari ini? bahkan Chintya sendiripun tidak memberitahunya? padahal faktanya Chintya lebih malas membuat PR daripada Rissa.

"Apa ada siswa yang tidak membuat?" seketika bu Asti berteriak.

Wajah Rissa mendadak pucat. Keringat dingin keluar dari pelisnya. Dengan ragu ia mengangkat tangan dan bagus, hanya dia saja yang tidak mengerjakan tugas. Rissa mengumpat dalam hati. Kemana semua kecoa-kecoa kelasnya yang jarang membuat tugas? Bahkan siswa paling nakal pun sudah mengerjakan tugasnya?

Rissa menoleh ke belakang kelas menatap Bayu, si biang masalah di kelasnya. "Bay, lo udah buat? naikin tangan lo, sok sok an udah buat lagi," bisik Rissa tidak terima.

Bayu mengangkat buku tulis yang sudah berisi dengan rumus kimia. Bayu menggeleng pelan kemudian berbicara tanpa suara. "Mampus," ucap pria itu kemudian menyeringai.

WHO IS HURT [SELESAI]Where stories live. Discover now