8 - Envy

25.5K 1.5K 26
                                    

Nada mendengar samar-samar suara berat seorang pria dari kamarnya. Sepengetahuan Nada, di rumah ini sama sekali tidak ada seorang pria. Papanya kan bertugas di Bali. Nada mengucek-ucek matanya kemudian menggaruk telinganya. Suara berat itu masih terdengar, berarti ini bukan mimpi! Mata Nada langsung terbuka lebar, dia langsung turun ke lantai satu.

"Papa?!” Nada menuruni tangga dengan cepat.

“Ini Papa kan?” Nada mengamati betul-betul wajah pria itu.

“Bukan, ini suami mama.” Sahut Mama Narina.

“Recehhh maaaaa..” Nada menatap Mamanya sekilas kemudian beralih pada pria di sebelah Mamanya yang tertawa. Itu adalah Papanya, Purnama Wirawan.

“PAPAA!! Nada kangen Pa!” Nada memeluk erat Papanya. Hampir dua tahun Nada tidak bertemu dengan Papanya sama sekali, wajar saja dia sekarang sangat senang dengan kehadiran Papanya.

“Papa juga kangen sama Nada dong.” Papanya mengelus-elus puncak kepala Nada.

"Ada apa Pa kok tumben tiba-tiba pulang gak ngabarin dulu?" Tanya Mama Narina tiba-tiba, membuat Nada dan Papa Purnama mengakhiri acara kangen-kangenannya.

Papa Purnama memajukan bibir bawahnya. “Jadi gak boleh pulang nih? Yaudah papa balik lagi aja.”

"Oleh-oleh belum dikasih kok mau balik aja Pa, kan sayang oleh-olehnya." Timpal Nada.

Keluarga kecil itu tertawa karena Nada. Setelah itu Papa Purnama menjelaskan alasan kedatangannya. Ternyata Papa Purnama dipindah tugaskan kembali di Surabaya sampai beliau pensiun. Nada dan Mama Narina tentu sangat senang mendengar itu. Karena Mama Narina terlalu senang, malam nanti Mama Narina akan masak masakan kesukaan Nada dan Papanya, yaitu rendang! Mendengar itu Nada tidak akan mampir-mampir nanti selepas pulang sekolah.

☁☁☁

"Muka lo bahagia banget Nad." Komentar Aprillia mengenai wajah Nada yang sangat berseri-seri hari ini.

"Gue lagi seneng.” Nada tersenyum.

"Oh, gara-gara Ardy nih ya?"

"Ish! Bukan Leo. Papa gue pulang ke rumah pagi tadi." Jelas Nada. Nada dan Aprillia akhir-akhir ini sudah bisa terbuka satu sama lain, mereka saling percaya bahwa masing-masing dari mereka bisa menjaga rahasia.

Nada melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 06:30. Sejak tadi Nada tidak merasakan tanda-tanda kedatangan Leo sama sekali. Apa suhu tubuh Leo masih belum turun juga?

"Nad, ini dari Leo.” Aprillio meletakkan sebuah amplop di meja Nada.

"Surat atau tagihan taksi ini?" Nada mengambil surat itu.

"Surat cinta dari abang Leonardy Airlangga yang ganteng.” Jawab Aprillio sebelum Nada membuka surat itu. Nada menatap ngeri Aprillio, kemudian dia membuka surat itu dan membacanya.

Yang terhormat,
Bapak/Ibu Wali Kelas X 1. Hari ini anak kami Leonardy Airlangga tidak dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah dikarenakan sakit.

“Tuh kan gara-gara gak mau minum obat sih.” Gumam Nada.

Tepat setelah bel masuk berbunyi Pak Rian--guru Sejarah Indonesia--masuk ke dalam kelas. Seperti biasa, sebelum Pak Rian memulai pelajaran beliau selalu mengabsen murid-muridnya terlebih dahulu. Uniknya beliau hanya menyebut nama panggilan muridnya, sesuai saat sesi perkenalan dulu.

LeonadaWhere stories live. Discover now