Prolog

77.3K 3.5K 66
                                    

WARNING. SEBAGIAN PART SELANJUTNYA DIHAPUS SECARA RANDOM.

Langit sangat gelap, hujan turun deras tanpa ampun. Tapi itu tak membuat dua sejoli yang ada di tengah lapangan menghentikan aktivitasnya. Semakin deras, maka semakin menyenangkan. Itulah yang di benak mereka.

“Leoo! Jangan lari!” teriak gadis berseragam putih biru yang berlari dengan mengangkat sedikit roknya.

Leonardy Airlangga, kerap disapa Leo. Cowok cool, tinggi, dan tampan itu semakin mempercepat larinya saat melihat gadis manis mengejarnya.

Terlintas ide jahil di otak gadis yang mengejar Leo. Dia mengambil sebuah plastik bekas yang ada di lapangan lalu mengisinya dengan air hujan. Setelah penuh, dia melemparkannya sekuat tenaga hingga mendarat tepat di punggung Leo. Leo bisa merasakan plastik itu mendarat punggungnya, dia menghentikan langkahnya dan berputar balik menatap tajam gadis yang mengejarnya. Gadis itu nampaknya ketakutan, Leo semakin senang melihat itu. Baru saja Leo mengambil ancang-ancang, gadis itu sudah berlari saja.

“Nada awas lo ya!”

Nada Adelle Purnama, disapa Nada. Gadis manis, lugu, dan polos yang senang sekali menjaili Leo.

Nada terus berusaha menjauhkan dirinya dari Leo dengan cara mempercepat larinya. Semakin cepat. Hingga dia tidak melihat kondisi di sekitarnya.

Leo melihat batu yang lumayan besar di depan Nada, dia mempercepat larinya karena dia yakin Nasa akan tersandung setelah ini, "Nada!" teriaknya.

Nada mengabaikan panggilan Leo, dia terus berlari untuk menghindarinya.

"Ada batu di dep-!" Belum selesai Leo mengucapkannya, ujung kaki Nada sudah menyentuh batu itu. Leo semakin mempercepat larinya dan alhasil Nada berhasil dia tangkap.

Sebenarnya sejak tadi mereka sudah menjadi sorot perhatian murid-murid yang ada di koridor kelas. Tapi, ya dunia serasa milik berdua saja. Leo dan Nada baru menyadari itu ketika teman-temannya menyoraki mereka.

“Cieeee” Refleks Leo melepaskan tangannya dari badan Nada.

"Aduh!"

Bukan karena 'cie' Leo melepaskan Nada. Namun karena tepat di depan mereka dikejutkan oleh kehadiran Bu Tyas guru tata tertib SMP Bina Harapan bersama payungnya.

“Leo! Nada! Ikut ibu!” bentak Bu Tyas pada dua sejoli itu.

Mau apalagi. Mereka hanya bisa pasrah dan terpaksa mengekori Bu Tyas menuju ruang Bimbingan Konseling.

"Kalian tau peraturan sekolah?" Bu Tyas melipat kedua tangannya di atas meja.

"Tau bu" melas sekali jawaban mereka.

Bu Tyas menggebrak mejanya sendiri "Lalu kenapa kalian berdua keluar kelas saat tidak ada guru!"

Leo menahan tawa melihat Nada yang sedang meringis kesakitan. Hal itu disadari oleh Bu Tyas. Membuatnya semakin geram.

"Malah cengar cengir!" Bu Tyas menggebrak mejanya lagi

"Ini meringis Bu sakit, bukan cengar cengir," Nada berkata jujur

LeonadaWhere stories live. Discover now