WHO IS HURT #1

21.3K 720 13
                                    

Berikan aku sebuah keberanian, untuk menatap mata itu, untuk melihat senyum itu, untuk menggenggam tangan itu. Aku mohon berikan aku keberanian, untuk mengatakan bahwa aku menyukaimu.

-Rifqi nugraha

>>>>>>>>>

GADIS dengan rok abu-abu dan rambut hitam pekat sedang berlari tergesa gesa. Gadis bernama lengkap Clarissa Affifah itu berhenti tepat di depan gerbang yang sudah tertutup rapat. Benar. Gadis ini terlambat, lagi-lagi dirinya terlambat. Untuk kesekian kalinya, gadis bermata setengah bulan itu terlambat.

Dengan nafas memburu, gadis itu meruntuki kebodohannya yang begitu sulit untuk bangun lebih pagi. Entahlah. Hanya saja ia sangat alergi untuk bangun lebih awal.

Tak ada harapan lagi baginya untuk bisa masuk dengan selamat. Biasanya ia akan dihukum berlari keliling lapangan atau membersihkan kamar mandi. Suruhan yang klasik. Sangan membosankan.

"Gimana nih?" Rissa bertanya kepada dirinya sendiri.

Pasrah? Ia berencana menerobos masuk Ke dalam sekolah. Masa bodo dengan hukuman yang akan ia terima. Lagian itu sudah seperti makanan sehari-harinya. Sesaat sebelum ia menerobos masuk, seseorang mencekal lengannya secara kasar hingga gadis itu tertarik kebelakang.

"Buset--"

"Stt... jangan ribut. Ikut gue" Dia menarik paksa lengan Rissa agar menjauh dari gerbang sekolah.

Rissa meringis kesakitan "Aww... pelan-pelan! Sakit tau." Omelnya.

Sang pria melepaskan tangannya dari lengan rissa "Sorry-sorry. Lagian udah tau telat ngapain lo malah bengong disana? Mau dihukum?" tanyanya kepada Rissa.

"Sewot banget. Terus kalau lo? Kaya nya lo juga telat deh? Bener ga?" tanya Rissa balik. 

"Ditanya malah nanya balik. Gue juga manusia, bisa berbuat salah," belanya. 

"Ohhh, ketua osis kita, tuan Rifqi Nugraha si panutan sekolah lagi membela diri ceritanya? Memang panutan lo" 

"Ketua osis ga se sempurna itu"

Mendengar balasan Rifqi, Rissa merasa sedikit bersalah. Sepertinya pria dihadapannya ini merasa tersinggung. "Gue cuma bercanda. Jangan sedih gitu. Iya ketua osis juga bisa berbuat salah kok. Namanya juga manusia kan?" hibur Rissa dengan kata-kata Rifqi tadi.

Rifqi memutar bola matanya. "Udah, mendingan lo ikut gue." Rifqi menggenggam lembut tangan Rissa, membuat si pemilik tangan mendadak salah tingkah.

"Apaan nih orang? Pegang pegang tangan gue? gasopan banget si bapak."  Rissa bergumam dalam hati sambil mengatur detak jantungnya yang melebihi ritme biasanya. Wajahnya terasa memanas.

Aaaa, rissa maluu. Pasalnya ia tidak pernah bersentuhan sampai berpegangan tangan seperti ini dengan seorang pria.

"Lo kenapa?  Muka lo merah?"

Rissa melotot. Cepat-cepat ia memegangi pipinya. "Mampus gue" 

Rifqi tertawa kecil. "Bercanda doang. Panik gitu mbaknya,"

"Apaan sih lo. Rese dehh" ia memukul kecil bahu Rifqi dengan tangan mungilnya.

Rifqi hanya terkekeh melihat gadis disebelahnya ini salah tingkah. Keduanya berjalan melewati semak-semak menuju gerbang di belakang sekolah. Rissa tidak pernah tau jika sekolah nya memiliki jalan tikus seperti ini. Kalau saja banyak siswa yang mengetahui jalan ini, bisa bisa ini menjadi jalan pintas bagi siswa siswa bermasalah untuk membolos atau bagi siswa terlambat seperti dirinya. Oh iya jangan lupa, bagi Rifqi juga.

"Lo kok bisa tau jalan kaya begini dah?" tanya Rissa yang tanpa ia sadari cukup mencairkan suasana canggung antara keduanya.

"Lupa kalau gue ketua osis? Jalan kaya begini tuh jalan buat enak nangkap mangsa.Gue tau semua jalan pintas disekolah kita,"

Entah niatnya untuk memberi tahu atau menyombongkan diri, Rissa tidak terlalu peduli. Ia hanya mengangguk anggukkan kepalanya. Wajar saja Rifqi tau tempat seperti ini. Semua osis juga mungkin tau.

Akhirnya mereka sampai di tempat tujuan. Sepi, tidak ada guru maupun murid yang berlalu lalang disana. Reflek Rissa melepas genggaman dari Rifqi.

"Wush. Santai broo." Rifqi sedikit kaget dengan pergerakan Rissa yang tiba-tiba.

"Ga usah lama-lama megangnya." jawab Rissa jutek.

"Ga usah galak-galak. Nanti gaada yg suka"

"Bukan urusan lo"

"Ya urusan gue lah. Bahaya kalau ada yang suka lo"

Rissa menatap Rifqi aneh. Ia baru sadar jika ketua osis di sekolahnya ini cukup tidak waras. "Gue gak ngerti lo ngomong apa. Lo orang ga jelas ternyata," komentar Rissa pedas.

"Gapapa, yang penting perasaan gue ke lo jelas."

Rissa bergidik ngeri. Kalian tau tidak bagaimana rasanya berbincang dengan orang yang bahkan sebelumnya tidak pernah dekat sekalipun. Hanya sebatas tahu dan tiba-tiba orang itu mengatakan hal-hal menggelikan seperti di atas. Tau bagaimana rasanya? Cringe.

TAKKK

Satu pukulan jatuh tepat di lengan kekar Rifqi. Keras, membuat pria itu meringis kesakitan. Ternyata Rissa cukup kuat juga. Pikirnya.

"ASTAGFIRULLAH SAKIT," Rifqi meringis sambil memegangi bahu kirinya.

"Lo. Gak. Jelas. Banget." ucap Rissa dengan nada penekanan disetiap katanya.

"Lah ko gue?"

" Ya siapa lagi? Lo mending simpen kata-kata gombalan lo itu buat fans lo. Gue gak tertarik," ucapnya kemudian pergi meninggalkan rifqi. 

Siapa yang tidak kenal Rifqi sang ketua osis dengan segala followersnya? 

"Lah? Woi tunggu gue," Rifqi berteriak.

Rissa seakan tidak mendengar apa yang Rifqi katakan, gadis itu tetap berjalan tanpa menoleh kebelakang sedikitpun. Rifqi hanya terkekeh melihat sikap Rissa yang begitu jutek. Yaa, memang begitulah sifat Rissa yang mampu membuat Rifqi tertarik dengannya.

"Galak bener crush gue," gumam Rifqi masih memegangi bahu kirinya yang sakit akibat pukulan Rissa.

Rifqi tersenyum. Hatinya senang karena setelah sekian lama ia menjadi seorang pengecut, akhirnya ia mampu berbicara dengan gadis yang ia kagumi selama satu tahun. Gadis yang mengisi hatinya, walaupun beribu-ribu hati gadis mengantri untuk mendapatkan hati dari ketua osis tersebut.

Entahlah, Rissa sama dengan murid gadis lainnya. Namun menurut Rifqi, gadis itu berbeda. Matanya, senyumannya, tawanya. Rifqi menyukai itu semua. Menyukai gerak gerik dari seorang Clarissa Afiffah.

Benar. Seorang ketua osis yang dikagumi seantero sekolah, menyukai seorang gadis yang memiliki senyuman manis itu. Rifqi menyukai Rissa. Itu adalah sebuah fakta.

"Rencana yang gue rancang selama setahun akhirnya berhasil juga, cuma buat ngomong sama lo Ris."

TBC>>>>>>>

WHO IS HURT [SELESAI]Where stories live. Discover now