part 15

3.2K 207 1
                                    

"Wahhh... i really fell in love with him"

.............................................................................


drrtttt.. drrrttt.....

HP Laluna bergetar di atas meja kecil yang ada di samping tempat tidurnya. Perlahan Luna terbangun, mencoba membuka kedua matanya, ia meraih hpnya yang sedari tadi bergetar

Hari sudah menunjukan pukul 10, tapi Luna masih saja di tempat tidur, namanya juga libur.

Luna menjawab telpon seseorang dengan suara yang masih serak. Ternyata kakak ke-4 Daniel yang menelpon, Citra, mengabarkan bahwa Daniel kini sedang ada di rumah sakit

"Mmm..." Luna masih loading

"HAH?! Apa kak? Daniel masuk rumah sakit?!" Luna langsung terduduk di atas kasurnya dengan rambut yg acak acakan tak karuan

Citra menjelaskan apa yang terjadi pagi ini di lapangan tempat Daniel biasa berlatih, Citra sendiri belum tahu pasti penyebab Daniel sampai tak sadarkan diri, sementara cukup untuknya tahu jika Daniel sedang berada di RS Pelita, kamar 808. Luna segera beranjak dari tempat tidurnya, masuk ke kamar mandi, mandi seadanya, setidaknya membasahi tubuhnya dengan air. Setelah bersiap hanya dalam waktu kurang dari 30 menit Luna segera meluncur ke rumah sakit dengan mobilnya

Pintu Ruang 808 terbuka sedikit, Luna bisa melihat ada dokter, suster, Anton, ayah dari Daniel, dan juga Thalia. Ia juga bisa melihat Daniel yang terbaring lemas di tempat tidur pasien

Luna ragu, masuk atau tidak, karna sepertinya mereka sedang membicarakan hal serius. Akhirnya Luna memutuskan untuk menunggu di balik dinding yang ada disamping pintu ruangan tersebut. Menunggu sekaligus menguping

"Daniel, denger kan apa kata dokter? Mulai sekarang kamu berhenti dari kegiatan panahan kamu" suara Anton yang cukup tegas terdengar sampai ke telinga Luna yg berada di luar ruangan

Luna segera menutup mulutnya yg terbuka karena terkejut mendengar perkataan Fabian

Luna segera menyembunyikan dirinya dibalik dinding, ketika dokter dan suster mengajak Anton dan Thalia untuk ikut ke ruangannya

Setelah semua orang pergi dari ruang dimana Daniel dirawat, Luna bermaksud ingin masuk ke dalam ruangan tersebut, namun ia melihat Daniel sedang mencoba berdiri, sepertinya ia hendak pergi ke suatu tempat

Ntah apa yang membuat Luna menghentikan langkahnya untuk masuk. Hatinya terasa perih, seolah bisa merasakan apa yg Daniel rasakan. Jadi ia berfikir bahwa Daniel butuh waktu sendiri. Daniel berjalan perlahan ke arah pintu sambil mendorong tiang penyangga infus perlahan lahan. Luna kembali menyembunyikan dirinya di balik dinding

Daniel terus berjalan, Luna mengikutinya dari belakang. Sebuah kursi yang ada di bawah pohon rindang menjadi tempat pilihan Daniel untuk duduk. Daniel menatap kosong ke depan, terlihat dari belakang ia sedang menghela nafas panjang nan berat. Seperti banyak sekali beban yg bersarang di hatinya saat ini

Luna hanya menatapnya dari belakang, Luna tahu betul betapa berartinya olahraga panahan untuk Daniel. Selama ini Daniel tumbuh bersama kegiatan panahan. Dan sekarang ia harus meninggalkan hal yang ia cintai

Tak lama Daniel menundukan kepalanya, punggungnya mulai bergerak, ia menangis
Luna akhirnya menghampiri Daniel, ia menarik badan Daniel ke pelukannya, membiarkan Daniel menangis sejadi-jadinya tanpa perlu malu

Luna menepuk-nepuk lembut punggung Daniel. Rasanya ia seperti ingin mengeluarkan air mata juga

"Gapapa.... everything is gonna be alright. You just lost the archery. I know maybe the archery means the world to you, but lets find another world, the world where you can fit in it" Luna mencoba menengkan Daniel

Junior X Me [Kang Daniel]Where stories live. Discover now