Day 27. Rumah Hantu

Mulai dari awal
                                    

“Lalu?” Aku gugup sekali!

“Dalam rangka mendekatkan kalian, aku mau kalian jalan berdua di rumah hantu.” Suara Meis tertahan. Ah, mungkin dia masih belum tahu kalau aku dan kakaknya sudah berbaikan!

Bahkan sudah mengaku tentang perasaan tersembunyi yang ada dalam hati kami!

“Sebenernya nggak perlu, Meis!”

“Kak Mias tuh pemberani, jadi kamu dan Kak Mias cocok jalan berdua. Kamu kan penakut!”

“Aku bukan penakut!”

“Iya, deh! Kamu pemberani. Kalau gitu, nggak ada masalah, kan?”

Aku mencoba menyalahkan diri sendiri karena sudah bicara jujur. Meis sudah tahu semua tentangku, jadi dia nggak mungkin bisa lupa dengan tingkahku selama ini. Dia tahu aku penakut. Tapi... lebih dari itu...

“Kenapa aku nggak jalan sama kamu aja?” tawarku cepat.

“Apa? Kamu jalan sama aku? Kita berdua? Nggak, nggak! Aku mau jalan sendiri!” Meis menolak tegas. Dia selalu saja begitu! Tiap kali ada petualangan, dia selalu ingin jadi yang terdepan dan nggak mau ditemani!

Kurang asem kamu, Meis!

“Kamu harus sama Kak Mias!” Meis mengeluarkan pendapat itu tanpa bisa ditawar lagi. Aku pasti harus berjalan dengan Kak Mias nanti. Apa yang harus kulakukan? Kalau aku gugup dan spontan menjerit bagaimana? Kalau Kak Mias jijik dengan tingkah pengecutku bagaimana?

***

Kami datang. Meis tersenyum bahagia. Kami datang bertiga. Meis menepuk dadanya bangga dan menarik kami agar antre. Seharusnya kami bisa masuk bertiga, tapi Meis bersikeras masuk sendirian. Aku terpaksa masuk bersama Kak Mias.

“Takut?” Kak Mias bertanya pelan. Sejak awal datang dia sudah tersenyum geli menatapku.

“Ng... Nggak!” ucapku cepat. Aku nggak akan pernah mengaku!

Kami melangkah berdua, sementara Meis sudah melarikan diri entah ke mana. Harusnya tanda panah mengarah ke kanan, tapi Meis mengambil jalan ke kiri. Dia memang penuh keingintahuan. Anak seni kebanyakan begitu. Dia juga suka melanggar peraturan!

Patung-patung dan juga kain mencurigakan sudah terhampar di mana-mana. Aku merinding. Suara-suara aneh juga terdengar. Beberapa kali ada sesuatu yang mengejutkanku muncul mendadak. Aku menjerit spontan, memeluk orang di sebelahku dengan begitu erat sembari memejamkan mata.

Aku nggak modus, ya!

“Udah, nggak usah takut! Cuma bohongan, kok!” Kak Mias berkali-kali menenangkanku. Aku menggeleng kencang, menggenggam jemarinya erat. Aku nggak akan pernah melepaskan cowok ini sampai cahaya luar menyapaku!

“Aku nggak takut!” Tapi meski aku bertingkah menjijikkan, aku masih bicara sok berani.

“Meis udah jalan sendiri sejak tadi! Keluyuran sendiri malah!”

“Dia emang gitu, Kak!” Aku mendekat ke arah Kak Mias. Tiba-tiba sesuatu muncul. Sebuah hantu – aku menyebutkan begitu karena mereka bukan orang – tiba-tiba muncul dan mengagetkanku.

Aku menjerit kencang, memeluk Kak Mias. Cowok yang kupeluk sedang dalam keadaan nggak siap. Akibatnya, kami terjatuh. Tubuhku menimpa tubuh Kak Mias. Dan lagi-lagi bibirku menghantam bibirnya.

Kami melongo. Lalu jeritanku muncul lagi setelah itu. Aku berdiri spontan, lalu melangkah cepat setengah berlari keluar dari tempat biadab itu. Aku malu!

Ini kali kedua bibir kami bertabrakan. Ah, Alga mengatakan kalau kami berciuman! Tapi kan... kan...

Meis tiba-tiba muncul. Aku melongo. Kak Mias juga muncul setelahnya. Meis tersenyum lebar dan menepuk pipiku.

“Wajah kamu merah banget, deh! Kan pas mau masuk tadi kamu pucat!”

Aku diam saja mendengar celoteh Meis. Kak Mias memalingkan wajahnya. Meis menatap kakaknya setelah itu.

“Lho, wajah Kak Mias juga merah! Kalian lihat hantu seksi di dalam sana? Atau... ada sesuatu yang terjadi?” Meis mencoba menebak. Aku menggeleng kencang. Aku nggak sanggup bilang karena aku telanjur malu dengan kejadian tadi.

Apalagi aku kabur dengan begitu alay!

“Kamu... kamu yang dari mana? Kabur seenaknya, pas muncul malah cengengesan!” Aku mengumpat. Meis nyengir dan mengangguk senang.

“Aku baru aja ketemu sama yang jadi hantu.” Meis menepuk dadanya bangga. Sepertinya dia memang punya motif lain datang ke rumah hantu ini! Dia terlihat senang sekali, tahu! Sementara aku dan Kak Mias harus merasa canggung karena ini kali kedua aku dan Kak Mias... berciuman. Secara nggak disengaja! Meski begitu, malunya luar biasa!

TBC

1. Maaf, belom sempet bales komentar2 kalian. Tp makasiiiihh..  banget udah sempetin komen...

2. Cerita Meis akan tayang setelah ini tamat...

3. Belom cek typos... :(

30 Days Make Me Feel Your LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang