Day 25. Pengakuan Kak Mias

12.2K 2.1K 251
                                    

Tragedi kemarin akhirnya berbuntut panjang. Aku nggak berani membalas ataupun sekadar membaca SMS dari Kak Mias. Aku masih terlalu baper untuk itu. Aku hanya takut. Kalau Kak Mias melakukan itu, suatu saat nanti dia pasti akan berubah. Aku hanya ingin damai di tempatku. Andaikan ini nggak selamanya, kami pasti akan canggung dan terpisah. Aku nggak mau begitu! Kak Mias adalah orang yang sangat berharga untukku, jadi...

Tunggu dulu! Sejak kapan dia begitu berharga?

Aku menelan ludah gugup. Kak Mias masih menghubungiku, bahkan ketika aku sudah sampai di rumah. Aku nggak berani mengatakan sesuatu. Takut salah dan akhirnya menciptakan jarak yang jauh lagi! Padahal untuk dekat begini sangat susah. Butuh waktu bertahun-tahun, tahu!

Bahkan aku nggak bisa tidur hingga keesokan harinya. Berkali-kali aku menyentuh bibirku. Meski hanya kecelakaan dan tanpa maksud untuk berciuman begitu, tapi rasanya tetap saja! Dua bibir yang bertemu disebut apa?

Tabrakan bibir yang nggak disengaja! Itu namanya? Tapi kan... kan... itu ciuman pertamaku! Itu kali pertama bibirku bertabrakan dengan bibir orang asing!

Karena nggak tahan lagi, aku menelepon seseorang. Seseorang yang mungkin bisa menjawab semuanya sekarang. Bukan Meis! Dia pengkhianat!

“Alga...” Aku mengeluh. Alga di sana berisik sekali.

“Ha?” tanyanya.

“Lagi sibuk, ya?”

“Ngomong aja! Aku dengerin, kok!”

“Kalau nggak sengaja... nggak sengaja bibir kita jatuh ke bibir orang itu namanya tetep ciuman, ya?”

Alga di sana ngakak nggak jelas. Dia pasti senang sekali menghina sekaligus membuatku malu! Aku sudah menduga, bercerita pada Alga pasti salah! Alga sangat menyebalkan.

“Kamu tabrakan bibirnya sama siapa?” Alga di sana mencoba memancing. Aku tahu kalau dia akan berhasil mengorek informasi kali ini.

“Kok malah sama siapa?”

“Logikanya gini.... misalnya kamu jalan, trus ada kakek-kakek lagi kesusahan bawa barang berat. Kamu nyamperin, lalu bantuin ngangkut... tapi tiba-tiba ada kejadian serem. Karena kamu kepleset, kamu jatuh dan nggak sengaja nimpa tuh kakek termasuk bibirnya. Itu namanya bukan ciuman. Paham?”

Aku membayangkan, lalu aku mengangguk. “Aku pasti minta maaf dan juga bilang nggak sengaja udah jatuh dan nimpa kakek itu. Trus? Trus?” Aku menggebu. Alga berdehem sekali lagi.

“Beda ceritanya kalau yang kamu timpa itu cewek.”

Aku merinding. Membayangkannya saja menyeramkan.

“Nah! Kamu bakalan dibilang cowok mesum kurang ajar. Bisa jadi kamu ditampar. Artinya apa? Itu ciuman!”

Aku paham sekarang. Jadi tabrakan bibir baru disebut ciuman kalau orang satunya merasa ternistakan dan menganggap itu hal yang sama?

“Tapi kalau tuh orang malah nggak sengaja tapi bilang lain kali sengaja namanya apa, Ga?” Aku berharap Alga menganggapnya bukan ciuman!

“Itu ya ciuman! Udah kelihatan, tuh! Artinya, dia emang nggak sengaja nyium kamu, tapi... suatu saat nanti dia akan melakukannya lagi secara sengaja!”

Aku menelan ludah. Kalimat yang Alga ucapkan berhasil membuatku merinding. Ternyata memang cowok itu berniat melakukannya! Kak Mias akan menciumku lagi! Yang kemarin itu ciuman nggak sengaja!

Aku harus apa sekarang?

“Emangnya kamu ciuman sama siapa, sih? Ciuman nggak sengaja sama siapa? Cowok apa cewek?”

30 Days Make Me Feel Your LoveWhere stories live. Discover now