"ayo naruto kita kembali pulang" ucapan hinata membuat naruto turun dari ranjang dan membungkuk kearah tsunade.

"permisi" ujar hinata saat naruto berjalan mendahuluinya namun ia menoleh saat lengannya di cekal.

"kau istrinya naruto?" hinata mengangguk sebagai jawaban.

"sering-seringlah berada disisinya ia membutuhkan perhatian. Saya tahu jika tuan dan nyonya namikaze sangatlah sibuk dan tidak terlalu memperhatikan putra mereka namun saya memang selalu mengirim hasil cek milik naruto" hinata kembali mengangguk dan tersenyum tipis mengerti ia kembali membungkuk lalu berlalu dari sana. Ya sudah saatnya memperhatikan narutonya.

.

.

.

"sampai disini saja nona?' ujar iruka saat mobil sedan itu terhenti di depan sebuah café yang cukup ramai karena ini menjelang makan siang.

Hinata mengiyakan lalu membuka pintu mobil dan ia malah heran melihat pintu yang lainnya terbuka menampilkan wajah naruto dengan pandangan berbinar menatap café yang ramai itu.

"tuan masuklah kita pulang" iruka turun sambil menarik naruto masuk namun naruto tidak perduli ia malah merengek di lepas.

"sudahlah iruka-san anda pulang saja biar aku yang urus naruto" ujar hinata yang di balas anggukan kepala dari iruka dan berjalan masuk kedalam mobil dan menjalankannya.

"esklim" ucapan jelas naruto terdengar membuat hinata tersenyum.

"baiklah, karena kau sudah mulai lancar berbicara kau boleh makan eskrim" ujar hinata lalu masuk kedalam café itu dan membawa naruto kedalam bilik khusus staff.

"eh? Bukannya kau shift sore?" ujar seorang pemuda berambut pirang poninya menghalangi sebelah matanya.

Hinata mengangguk lalu berjalan kebilik lemari es dan mengeluarkan sekotak eskrim tiga rasa dan memasukkannya kedalam mangkuk eskrim memberi toping susu kental manis dan potongan buah strawberry dan blueberry diatasnya lalu meletakkannya di meja kayu sudut yang dimana naruto dengan pandangan berbinar menatap mangkuk itu.

"jadi kau berkerja menjadi baby sister? Sepertinya dia kekurangan" ujar seorang gadis bercepol dua. Wajah khas cinanya menatap naruto yang asik dengan eskrimnya.

"hei kembali berkerja banyak pelanggan siang ini" ujar sakura yang tiba-tiba masuk membuat para pegawai mulai ke aktiftas mereka sebelumnya.

"jadi dia naruto?" Tanya sakura sambil menyikut hinata yang dibalas gumaman olehnya.

"tampan"

"oh iya kenapa kau masuk sekarang? Kau shift sore ingat?" ujar sakura lagi.

"aku akan mulai kerjaku sekarang. Aku sudah tidak bisa lagi mengambil shift sore" ujar hinata mulai memakai seragamnya.

"kenapa? Mertuamu melarang?" hinata tak menjawab ia malah mandorong punggung sakura menjauh dan kembali kearah naruto yang mulutnya berlepotan eskrim.

Hinata mengambil tissue lalu membersihkan sekeliling mulut naruto. "aku mau bekerja dulu, kalau bosan baca buku cerita atau main tablet oke?" hinata meletakkan tas naruto dimeja lalu mengelus rambut blonde naruto.

Naruto tidak menjawab namun hinata bangkit dan berjalan menjauh meninggalkan naruto yang masih menatapnya walaupun sudah menghilang dibalik pintu.

.

.

.

Setiap kali memasuki bilik dapur ia selalu menyempatkan melihat naruto yang ajaibnya asik dengan tabletnya ia tersenyum lega dan kembali kepekerjaanya.

"suamimu itu lengket juga disana" ujar sakura yang saat ini menghitung uang di meja kasir. Hinata tidak menjawab ia harus menyelesaikan meja itu segera dan kembali pulang jam sudah melewati jam tidur naruto.

"ini terakhir sakura aku pulang" ujar hinata sebelum menghilang di bilik dapur sakura hanya menggeleng melihatnya.

Hinata meletakkan piring dan gelas di bak cuci lalu berjalan kebilik ruang ganti lalu kembali lagi. Ia mengusap rambut naruto yang saat ini asik dengan buku ceritanya.

"yuk pulang" ujar hinata.

Naruto menurut dan memasukkan barangnya dan menyampirkan tasnya di punggungnya. Ia mengikuti hinata yang berjalan duluan.

"aku pulang dulu guys" ujar hinata kerekan-rekannya yang lain yang dijawab dengan gumaman atau ajungan jempol karena para pelanggan masih memenuhi café itu.

Hinata bisa melihat mobil sedan disana dan iruka yang keluar membukakan pintu untuk mereka. Ia melirik naruto yang kini asik menatap kea rah kaca mobil.

"kau bosan?" Tanya hinata sambil mengusap rambut naruto. Ia sangat suka tekstur lembut rambut naruto.

Naruto tidak menjawab dan membuat hinata bingung namun ia menarik kembali tangannya yang masih berada dirambut naruto kini ia ikutan menatap keluar jendela. Menatap lampu jalanan dan gedung-gedung besar.

Sesampainya dirumah ia tidak mengikuti naruto naik kekamar. Ia berjalan kearah dapur membuka kulkas dan menungkan air dingin kecangkir.

"nyonya kushina sudah pulang?" Tanya hinata saat melihat seorang pelayan melewatinya.

"belum nona sepertinya tuan dan nyonya tidak pulang hari ini" hinata mengangguk dan pelayan itu permisi pergi.

Hinata membuka keran air di bak cuci dan membilas wajahnya lalu melapnya dengan lengan bajunya lalu membawa air dingin yang sisa setengah itu keatas. Ia membuka pintu dan melihat naruto yang duduk di ranjang mereka.

Hinata meletakkan cangkirnya di meja kecil samping ranjang dan naik ketempat tidur ia membaringkan naruto dan kali ini ia memastikan naruto tidur malam ini. Inilah tujuannya pergi bekerja tadi siang.

Naruto berbaring namun matanya masih menatap hinata. "hei tidurlah" ujar hinata namun naruto tidak kunjung menutup matanya.

"kau capekkan? Ayo tidur" ucap hinata lagi namun naruto tidak melakukan apa katanya. Hinata mendesah pelan.

"naru tidur ya?" ucap hinata lagi namun naruto malang bangkit dari acara baringnya dan tanpa aba-aba mencium tepat di bibir hinata.

Hinata terkejut membuat dirinya terdorong kebelakang dan berbaring diranjang. Cukup kaget mendapatkan serangan naruto yang tak terduga.

Naruto menarik lengan hinata agar mengalung di lehernya dan hinata mengikutinya. Ia merasakan lidah naruto terjulur menjilat bibirnya yang terkatup rampat. Hinata tidak mau membuka mulutnya ia takut membuat naruto terkejut dan menjauhkan wajahnya lagi. Ia hanya ingin meresapi tekstur bibir kasar naruto menyentuh bibirnya yang masih dingin karena meminum air dingin.

Naruto mengangkat kepalanya "idah..." ujarnya membuat hinata bingung. Namun disaat naruto menjulurkan lidahnya hinata paham kata 'idah' yang di lafalkan naruto tadi. Naruto kembali memajukan wajahnya dan kini langsung menggunakan lidahnya menjilat bibir hinata. Hinata membuka mulutnya dan menjulurkan lidahnya dan saat kedua benda lambab tak bertulang itu tersentuh antar ujungnya entah kenapa membuat dada hinata berdesir. She want more.

T B C

It's YouWhere stories live. Discover now