2.First At School

1.9K 67 2
                                    

" Eh ke kantin yuk ?" tanya Citra padaku.

" Ayo !" jawabku antusias.

" Arina, elo maukan gue kenalin sama sahabat gue, mereka baik kok !" tawarnya, aku rasa, aku enggak keberatan malah aku senang karena punya banyak teman.

" boleh ."

Setelah itu kamipun berjalan menuju kantin yang tidak jauh dari kelasku, kulihat banyak siswa siswi yang sedang menongkrong dan bercengkrama di sana.

" Itu mereka ," ujar Citra menunjuk sebuah meja yang telah diisi oleh dua orang perempuan, aku rasa mereka adalah sahabatnya.

" Hai !" Sapa mereka kepada kami.

" Hai guys ! " Jawab Citra pada mereka, lalu kamipun duduk satu meja bersama mereka.

" Siapa dia Cit ?" tanya seseorang dari mereka kepada Citra.

" Dia teman sebangku gue, bolehkan dia gaul bareng kita ?" ujar citra pada mereka.

" Kenapa enggak ?, ya jelas bolehlah Cit " jawabnya kembali dengan seutas senyuman kecil, kemudian akupun tersenyum juga padanya sebagai tanda trimakasihku.

" Ngomong ngomong, kenalin nama gue Kamila dan ini Wati ." tunjuk orang yang bernama Kamila tersebut kepada temanya.

" Namaku Arina, salam kenal ya ," ujarku kepada mereka, kulihat Wati yang bertubuh gempal sedang melahap baksonya tanpa henti yang sangat berbeda dengan Kamila yang terlihat sangat santai melahap baksonya, lalu kami mulai mengobrol tentang itu ,ini ,itu ,dan ini yang sekali kali kamipun tertawa karena sebuah hal yang lucu.

Tiba tiba aku mulai merasa tidak enak karena ada seseorang yang sedari tadi melihatku, dan tepatnya adalah seorang laki laki yang sedang duduk tiga meter dariku, aku mulai berfikir hal aneh tentang lelaki itu, tapi aku bersikap biasa karena tak ingin ada siapapun yang mengetahui hal ini, termasuk Citra dan temanya.

KRIIIIING !!!

Bel masukpun berbunyi dan memaksa kami untuk berhenti bercengkrama, kemudian ku letakan dompetku untuk membayar semua makananku, setelah itu kamipun pergi ke kelas kami masing masing.

" Sekarang pelajaran apa Cit ?" tanyaku pada Citra yang sedang sibuk mengeluarkan buku pelajaranya.

" Matematika Rin."

" Owh " akupun langsung ber oh lesu mendengar pelajaran itu, Matematika pelajaran yang paling aku tidak sukai karena terlalu banyak menguras otaku.

Setelah sekian lama kami menghitung banyak rumus, tibalah saatnya kami pulang untuk mengrefreshkan otak kami yang panas.

" Rin gue duluanya !" gumam Citra padaku yang sedang piket.

"Oke bye, hati hati dijalan ya Cit !" jawabku kepada teman sebangkuku itu.

Seusai piket akupun mulai berjalan menuju gerbang sekolah untuk pulang, lalu akupun mulai merogoh sakuku untuk mempersiapkan ongkos taksi,
" ya ampun bukanya dompetku itu tertinggal diatas meja kantin, ya tuhan smoga aja belum ada yang bawa sekarang !", gumamku dalam hati dan cepat cepat berlari menuju kantin, langkah demi langkah kulalui aku tak ingin jika aku harus berjalan menyususuri trotoar dalam keadaan petang sampai larut, tetapi alhasilnya nihil dompetku sudah diambil orang, jadi terpaksalah aku harus berjalan kaki selama dua kilometer untuk sampai di rumahku.

Setengah kilo meter.... sudah kulalui, tapi hari mulai larut dan sunyi sementara jalan yang kutempuh masih satu setengah kilometer lagi, ya tuhan semoga saja tidak terjadi apapun padaku nanti.

BRREEEM... BRREEEM ... !

Aku terkejut saat ada suara motor di belakangku, hatiku mulai merinding membayangkan apa yang terjadi selanjutnya denganku.

" Butuh tumpangan ?" tanya seorang pria yang sontak akupun berbalik arah kearahnya.

" Kamu !!! " jawabku setengah berteriak karena kaget bahwa ia adalah orang yang sama dengan orang yang memandangku tadi pas di kantin.

" Sebelumnya ma'af kalau ngagetin, tapi gue kasian sama lo, mau gue antar ?" tawarnya kepadaku, siapa dia, kenal aja belum udah ngajak naik motor, pria macam apa dia !.

" Trimakasih, tapi sebentar lagi sampaikok ."

" yakin, gak butuh tumpangan ?" tanyanya kembali yang mulai membuatku risih.

" yakin, aku pasti baik baik aja kok !" jawabku kembali, tak terasa suhu tubuhku mulai menurun karena udara sedang dingin.

" Yakin gak takut begal yang disana," gumamnya menakutiku, tapi aku juga tahu kalau di sana memang ada begal yang rumornya telah membunuh puluhan orang, apa aku sebaiknya menerima tawaranya saja atau mengorbankan nyawaku.

" Kalau begitu, gue balik dulu ya bye !"

" Tunggu, aku terima tawaranya !" jawabku yang tak ada pilihan lain selain menumpang denganya.

" Nih pakai, loe kedinginankan ?" ujarnya menyodorkan sebuah jaket kulit padaku.

" Tidak terima kasih."

" Jangan malu-malu lo kedinginankan ?" karena terpaksa lalu akupun memakai jaketnya untuk menaikan suhu tubuhku.
Setelah itu, iapun mengantarku pulang.

" Trimakasih, udah nganterin ," ucapku bertrimakasih kepadanya.

" Sama - sama ," ucapnya singkat, yang kemudian ia berlalu pergi untuk pulang kerumahnya, sementara itu akupun masuk kerumahku dan mengganti bajuku, yang kemudian bersiap untuk makan malam .

Chapter 2

Diharapkan Vote ya !

DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang