29. London

2.3K 128 2
                                    


London, ya disitulah tempat Alwin dan Oliver berada. Pria itu hanya bisa memijat kepalanya melihat keadaan Oliver yang tak kunjung membaik. Sudah satu minggu Oliver berbaring di ranjang rumah sakit.

"Bangunlah" kata Alwin terus memijat kepalanya. Pria itu pergi keluar ruangan Oliver untuk membeli makan siang untuknya.

"Permisi Mr. Smith saya ada jadwal rutin pemeriksaan nona Oliver"

"Silahkan saya tunggu diluar" kata Alwin mendorong pintu di depannya. Pria itu duduk di kursi sebelah ruangan Oliver sambil menunggu dokter keluar.

"Mr. Smith ada kabar bagus untuk anda" Alwin langsung mendongak dan mendapati dokter tadi tengah berada di depannya.

"Oliver sudah keluar dari masa komanya tapi untuk sadar belum bisa dipastikan" pria itu membelalakan matanya. Dia senang medengar Oliver sudah membaik setidaknya ada harapan untuk Oliver sembuh.

Alwin pergi ke kantin membeli makan siangnya lalu kembali ke ruangan Oliver. Matanya terbelalak melihat Oliver sedang memandangi ruangannya. Alwin langsung menuju Oliver.

"Kau sudah bangun?" Wanita itu hanya mengangguk.

"Kau tidur cukup lama membuat ku merindukan mu"

"Kau merindukan ku? Aku hanya tidur semalam kenapa rindu?" Tanya Oliver kebingungan.

"Apa bahumu sakit?"

"Sedikit"

"Kau masih ingat kejadian itu?" Oliver tampak memejamkan matanya mengingat ucapan Alwin.

"Aww" pekik Oliver memegangi bahunya. Sontak Alwin langsung berteriak memanggil dokter. Tak berapa lama beberapa dokter masuk ke ruangan Oliver dan mengelilingi wanita itu.

Pria itu memejamkan matanya melihat Oliver sedang di pasang beberapa alat di tubuhnya.

"Mr. Smith" panggil dokter di depan Alwin, pria itu membuka matanya.

"Bagaimana keadaannya?"

"Hanya nyeri, itu biasa tapi untuk sementara ini Oliver harus kami bius" kata dokter itu lalu pergi. saat semua dokter keluar dari ruangan Oliver. Alwin meneteskan air matanya, sebegitu sakitnya hingga Oliver harus di bius? Pikirnya.

Alwin berjalan menuju Oliver yang tertidur pulas bagaikan malaikat di mata Alwin. Pria itu hanya bisa mengelus rambut Oliver lalu tertidur di kursi sebelah ranjang Oliver.
.
.
.
.
.
Oliver bangun lebih awal dari Alwin matanya menatap pria di sebelahnya tengah tertidur sambil menggenggam tangannya. Tiba tiba suara ketukan pintu terdengar menampilkan wanita berbaju putih berjalan kearahnya.

"Selamat pagi nona kami ganti infusnya dulu ya" kata suster sambil mengganti infus Oliver. Alwin terbangun mendengar perkataan suster tadi.

"Kau sudah bangun?" Tanya Alwin sambil menguap.

"Sudah"

"Saya permisi dulu" kata suster lalu pergi meninggalkan Alwin dan Oliver.

"Mandilah, kau bau sekali" kata Oliver menutup hidungnya.

"Baiklah" Alwin langsung pergi ke kamar mandi di ruangan Oliver. Tak lama lelaki itu keluar memakai pakaian yang tidak seformal biasanya hanya sweater dan celana jeans.

"Kenapa melihatku? Tampan kan pacarmu ini?" Tanya Alwin menghanduki rambutnya.

"Tidak boleh ya?"

"Tentu boleh"

"Kau boleh makan tidak ya?" Kata Alwin mengambil buah di sebelahnya lalu memakannya.

"Bagaimana bahumu?"

"Masih sakit tapi tidak separah kemarin" jawab Oliver.


Yeyyy Oliver kakaknya Author udah bangun. Miris banget kemarin Author liat kondisinya tiap jam disuntik terus buat vitamin.

Kezel banget soalnya Si camer gak dateng camer paan tuh? (Calon mertua) si Mike maksudnya.

Tapi gpp neng masih ada bang Alwin yang setia nemenin eneng.

Chapter ini Author ngetiknya mager mageran, notok gak ada pencerahan.

Jadi maklum lah kalo dikit atau sedikit gaje dan buat kalian gak puas besok atau lusa aku bakalan kembali deh buat kalian nangis, teriak teriak sampe nonjok adik atau kakak lo gara gara baper buat yang gk punya kakak atau pun adik nonjok pacar aja apalagi yang sering selingkuh buat yang gak punya juga nonjok tuh guling:v

VOTEEEE NYAAAA JANGAN LUPA!!!!!!!!

Change Because Of YouNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ