Millionaire CEO - 4 - Makan Malam yang Memukau

Mulai dari awal
                                    

Mysha mencangklongkan tas laptop berwarna putih gading di bahunya. Dirabanya tas berbahan kulit yang sangat halus itu. Kait berwarna emas tampak begitu manis. Mysha tak mau membayangkan berapa harga tas dan laptop yang baru didapatnya dari kantor. Ia sangat menyukai tas ini. Jauh lebih bagus dari tasnya sendiri yang kini ia sembunyikan di dalam laci.

Mysha memasukkan ponsel, dompet, alat tulis, bedak, dan lipstiknya ke dalam sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mysha memasukkan ponsel, dompet, alat tulis, bedak, dan lipstiknya ke dalam sana. Masih cukup ruang. Tas barunya tak sesempit yang diduga.

Namun tas laptop Mysha masih jauh dibanding tas yang dijinjing Axel. Tas laptop lelaki itu sungguh luar biasa.

Tas berbahan karbon itu terlihat sangat mengilap. Lapisan chrome-nya begitu elegan membingkai tas dengan harga yang membuat mulut siapa pun menganga lebar saat mendengarnya. Tas itu begitu cocok dengan Axel yang juga tak kalah bersinar.

Mysha mengekor Axel turun ke parkiran mobil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mysha mengekor Axel turun ke parkiran mobil. Meski ia memberi cukup jarak di belakang Axel, ia tetap merasa rikuh.

Di dalam lift pun, Mysha memilih berdiri di sudut. Ia berusaha sekuatnya menghindar dari aroma maskulin yang Axel keluarkan. Sial! Betapa pun Mysha berusaha menghindar, leher bagian belakang Axel bahkan sangat menggoda untuk dikecup hangat. Punggung lebar dan kokoh membuat siapa pun ingin hancur dalam dekapannya.

Axel masih bergeming di posisinya dan langsung menekan lantai dasar tempat mobilnya diparkirkan.

Ketika pintu terbuka, Mysha menunggu beberapa detik sebelum menyusul langkah Axel keluar lift. Wanita itu berjuang sekerasnya untuk tetap sadar dan tidak berbuat macam-macam.

Axel menoleh dengan tidak sabar.

"Jalanmu lambat sekali!"

Belum sempat Mysha mengeluarkan alasan, Axel menarik tangan kanan Mysha dan menggenggamnya erat. Pria jangkung itu sedikit memaksa Mysha untuk mengikuti irama langkahnya yang lebar dan cepat.

Napas Mysha seakan tergantung tak berdaya. Seluruh ototnya lemas. Ia hampir saja terkulai jika Mysha tak segera mencubit pahanya sendiri untuk mengembalikan kesadarannya.

END Passionate CEO x Malam yang Tak TerlupakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang