(11) Honeymoon : Hamil ?

206K 9K 258
                                    

Seberkas cahaya muncul dari balik celah jendela kaca. Cahaya itu lurus dan jatuh menyinari wajah seorang pemuda yang kini masih bergelung malas di ranjang. Tanpa sadar tangannya bergerak maju ke samping, tetapi dia tidak menemukan seseorang pun di sana.

Perlahan matanya kembali terbuka. Dia mengerjap untuk menyesuaikan cahaya dengan kornea matanya. Angel tidak ada di sampingnya. Apa Angel sudah bangun?

Kenzo kembali terduduk dan melirik jam di samping lampu tidurnya. Pukul tujuh pagi.

Kenzo mengusap wajahnya. Dia masih terduduk dan mencoba mengumpulkan kesadarannya. Hingga hidungnya mencium sesuatu yang sangat aneh. Mencium aroma makanan yang terbakar.

Makanan gosong?

Kenzo mengernyit. Dia turun dari ranjang dan kembali memakai kaos oblongnya.

Kenzo berjalan ke arah dapur dan terkejut ketika melihat asap kecil mengepul di sana.

“Uhuk ... uhuk ....” Angel terbatuk, air matanya keluar karena panas dan aroma yang menusuk. Sementara tangannya bergerak seolah berusaha mengipasi asap itu.

“Apa yang kamu lakukan?” Kenzo berjalan menghampiri Angel dan mematikan kompor.

Kenzo melihat segala jenis masakan tak lagi terbentuk. Semuanya sama. Berwarna hitam gelap. Dapurnya yang bersih kini tampak kacau.

“Angel mau masak,” lirih gadis itu tanpa berani menatap Kenzo.

Kenzo menghembuskan nafasnya perlahan. Dia menatap Angel yang saat ini tengah berdiri tegang dengan wajah takut dan rasa bersalah. Keringat di dahinya mengalir membasahi rambutnya yang panjang.

“Kamu bisa membangunkanku, kalau kamu lapar, Angel. Aku bisa membuatkan sarapan untukmu.” Kenzo mengusap puncak kepala gadis itu, lalu berjalan menjauhinya.

Kenzo membuka lemari pendingin dan melihat beberapa bahan mentah ada di sana. Hanya ada telur, keju, mentega, dan sosis. Sepertinya Angel sudah menggunakan semua bahan makanannya. Tanpa bekas.

Tak ada cara lain. Kenzo mengeluarkan dan meletakkan semuanya di atas meja. Dia membuang sisa-sisa makanan yang ada di teflon ke tempat sampah, lalu mencucinya.

“Angel bisa bantu.” Gadis itu berjalan dan berdiri di samping Kenzo.

“Tidak perlu.”

Angel terdiam di posisinya.
Kenzo melirik Angel dan sesuai dengan dugaannya, gadis itu kini tampak ingin menangis. Wajahnya merah padam dengan jemari saling memilin––kebiasaannya.

Kenzo menarik nafas dalam-dalam. Sepertinya kalimat singkatnya tadi membuat Angel sedih.

“Baiklah. Bantu aku memotong kecil-kecil sosis itu.”

Angel mendongak dan mengangguk antusias. Sementara Kenzo hanya mampu menggelengkan kepalanya dengan senyum geli.

Tidak memerlukan waktu lama, akhirnya omelette keju siap dihidangkan di atas meja.              

Angel tersenyum melihatnya. Senyum lebar seperti anak kecil yang baru saja mendapatkan permen.

Ting tong!

Di saat itulah suara bel pintu apartemennya berbunyi.

“Aku akan membuka pintu,” ucap Kenzo seraya mencuci tangannya.

Angel kembali mengangguk. Lalu kembali melihat hasil karya Kenzo. Walaupun hanya omelette, tetapi Angel senang. Setidaknya dia dapat membantunya menyiapkan sarapan.

“Angel!”

Suara dalam seorang pria membuat Angel menoleh tiba-tiba.

“Papa!” Angel berlari dan memeluk Michael.

My Spoiled Angel [21+] | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang