Back To Seattle

3.8K 160 0
                                    

Christine POV
Aku mengerjapkan mataku setelah seseorang mengguncang pelan tubuhku. Ternyata Aaron
"Kita sudah sampai sayang." Ucapnya sambil mengelus kepalaku dan tanpa aba-aba menggendongku bridal style. Aku yang kaget langsung mengalungkan tanganku di lehernya.
Tak jauh dari jet, sudah menunggu sebuah mobil, yang kutahu bukan mobil sembarangan. Range Rover Sentinel. Kutahu mobil itu tidak digunakan oleh sembarangan orang. Namun ini dia, terparkir didepanku dan Aaron dan disebelahnya berdiri Jack. Yang tersenyum sopan kearah kami.
"Kau menyiapkan mobil anti peluru ini. Untuk apa?" Tanyaku, jengah dengan semua hal berlebihan ini.
"Untuk melindungi Jack. Tentu saja melindungimu." Jawab Aaron sambil memutar bola matanya.
"Please. I'm not Christian Grey. I dont't need this." Ucapku kesal.
"Dengar, aku hanya mengkhawatirkanmu. Kau tahu peristiwa penembakan di Vegas kan? Setidaknya kau akan aman jika terjadi hal seperti itu." Jawabnya sambil menatapku. Ia mengelus kepalaku lembut, kentara sekali raut khawatir terlukis di wajahnya.
"Baiklah, terimakasih." Ucapku akhirnya, namun tetap saja rasanya tidak enak.
Jack menyetir santai membelah jalanan, kami semua terdiam, sampai akhirnya Aaron menyuruh Jack untuk mampir kerumah sakit terlebih dahulu. Jack memarkirkan mobilnya di parkir khusus dokter rumah sakit. Jack turun dari mobil namun aku tidak, karena tidak ingin merepotkannya menurunkan kursi roda dan macam-macam.

Author POV
Christine sedang menunggu di parkir rumah sakit, sedangkan Jack bersandar di luar mobil. Mereka tidak tahu bahaya sedang mengintai mereka.
Seorang dengan pakaian serba hitam sedang membidik mereka menggunakan sniper dari seberang jalan yang jauh. Tempatnya cukup tersembunyi, karena dekat dengan sebuah gudang kosong, jadi tidak ada orang yang tertarik untuk sekedar menengok kearah si penembak itu bersembunyi.
Pria itu melirik ponselnya yang menampilkan pesan.
Habisi dia sekarang. Pria itu tersenyum dan mengisi amunisi.
Ia membidik kearah mobil.
Darrr!!!
Peluru ditembakkan namun tak menimbulkan efek apapun membuat si penembak panik dan menembakkan pelurunya sekali lagi dan malangnya mengenai Jack. Jack langsung tersungkur. Dua kali tembakan membuat gaduh rumah sakit, karena takut ketahuan, penembak itu segera pergi dari sana setelah lebih dulu menghilangkan barang bukti.

Christine terkejut saat melihat Jack tersungkur berlumuran darah, tanpa pikir panjang, Christine menjatuhkan dirinya dari mobil dan mendekati Jack dengan susah payah, tak dihiraukannya kakinya yang lecet akibat ia seret dengan susah payah. Ia mencari luka Jack dan segera menekannya kuat kuat.
Tim medis segera bergerak setelah mengetahui adanya korban.
Aaron berlari mendekati Jack dan meminta koleganya untuk menangani Jack sementara ia mencari Christine yang sedang syok. Tangan dan bajunya dipenuhi darah Jack.
"Christine kau tidak apa-apa?" Tanyanya khawatir. Christine hanya menggeleng sambil menahan tangis. Aaron memeluknya posesif. Ia lalu mengeluarkan ponselnya dan menelpon polisi.

"Bodoh!!" Bentak seorang wanita didalam kantornya.
Didepannya berdiri seorang pria berpakaian hitam menunduk takut. Ia telah diapit oleh dua orang pria kekar berpakaian jas rapi.
"Kau seorang sniper handal yang tersohor, tidak bisa membunuh jalang itu?! Untuk apa kau dibayar!" Ucapnya dengan bengis.
"Maaf nyonya, aku tidak mengira mobil itu anti peluru, dan aku menembak untuk kedua kalinya dan meleset." Jawabnya takut.
"Kau tidak bisa membedakan.. kau brengsek!!! Bodoh!!!" Teriaknya sambil menggebrak meja.
Pria tadi beringsut mundur tapi punggunya ditahan oleh pria-pria bodyguard tadi.
"Bereskan dia." Ucapnya singkat kepada bodyguardnya yang diikuti anggukan oleh keduanya.
Pria sniper itu langsung ditutup kepalangnya menggunakan sebuah kantung kain hitam. Dan oleh salah satu bodyguard di injeksi sebuah racun. Lalu kedua bodyguard itu menyeret badannya yang sudah lemas ke luar dari kantor si wanita.

Aaron dan Christine dengan gelisah di depan ruang operasi. Christine menolak untuk kembbali ke mansion Aaron dan memilih untuk menemaninya. Christine tahu, walaupun Aaron tampak tidak akrab dan ramah pada Jack dan May, tapi jauh di dalam hatinya, Aaron sangat peduli pada mereka berdua. terlebih saat ini, saat Jack tertembak, Aaron langsung bertindak cepat dengan membawanya langsung keruang operasi dan meminta bantuan koleganya untuk membantu menyelamatkan Jack. satu-satunya alasan kenapa Aaron tidak ikut dalam proses operasi adalah karena kondisi Aaron yang syok, dan secara mental tidak siap untuk menjalankan prosedur operasi. walapun kecewa, akhirnya Aaron mempercayakan keselamatan Jack di tangan para koleganya.

Pintu ruang operasi terbuka, dan Aaron langsung bangkit dari posisi duduk. 

"bagaimana hasilnya John?"tanyanya langsung pada Dokter John. 

"peluru berhasil dikeluarkan, namun tulang rusuknya retak terkena peluru, dan Jack kehilangan banyak darah. Kami sedang berusaha utnuk mencarikan darah untuknya." jawab dokter John sambil membuka maskernya. Aaron mengusap wajahnya frustasi. 

"kau pulanglah dulu, biar kami yang mengurus Jack. kau bisa mengandalkan kami." Lanjutnya, merasa khawatir melihat kondisi Aaron. Aaron hanhya mengangguk lemah. Ia kemudian mendekati Christine dan mendorong kursi rodanya dengan lemah.

"Aaron, maafkan aku. jika bukan karena aku. Jack tidak akan seperti ini." Ucap Christine dengan nada menyesal. Aaron hanya menggeleng dan berkata 

"ini bukan salahmu. tapi salah pelaku. sebaiknya kita pulang dan beristirahat." Aaron kembali diam dan terus mendorongnya hingga sampai di tempat parkir. Aaron menyetir dalam diam, Christinepun tak berani mengeluarkan suara.


I'm in love with you, doc!Where stories live. Discover now