Other Plan

4K 179 0
                                    

Author POV
Seorang pria dengan kepala botak duduk sambil memegang sebuah kartu ditangan kanannya. Didepannya duduk seorang wanita yang sedang menampakkan raut kesal.
"Aku tahu si bodoh itu pasti akan tertangkap. Jadi tugasmu disini untuk menutupi jejakku. Kartu debit ini tanpa nama, tapi aku tahu polisi pasti akan melacaknya jika si bodoh itu tertangkap. Kau tahu apa yang harus kau lakukan?!" Tanyanya pada pria didepannya.
"Aku mengerti, namun aku tidak punya alibi apapun untuk menyerang dokter itu." Ucapnya dengan suara bergetar. Wanita didepannya membuatnya terintimidasi.
"Aku tahu tentang keluargamu, aku tahu tentang anak semata wayangmu yang meninggal itu. Pakai saja itu atau terserah padamu. Aku tahu kau memiliki istri yang sedang sakit, terbaring di ranjang apartment kecil di pinggiran kota. Aku bisa saja mengirimkan salah satu temanku untuk bermain tembak dan hilang." Ucapnya dengan nada mengancam.
"Ba-baiklah." Jawab pria itu dengan ketakutan.
"Bagus, melakukan semuanya demi cinta." Ucap wanita itu sambil beranjak dari kursinya dan melempar sebuah tas yang penuh uang didepan pria itu. Dan pergi.

"Apa langkah anda selanjutnya nyonya?" Tanya pria berbaju hitam yang sedari tadi mengikutinya.
"Siapkan pesawat, kita akan kembali ke Seattle. Cepat atau lambat, domba akan kembali ke kandangnya kan?" Ucapnya sambil masuk kedalam mobil.
Pria itu mengangguk dan segera melajukan mobilnya kearah bandara.

Aaron POV
Pagi-pagi sekali Letnan Brody meneleponku dan menyuruhku untuk pergi ke kantor polisi. Ia mengatakan ada hal penting yang harus Ia katakan.
Aku sampai di kantor polisi dan bertemu dengannya.
"Kami sudah menangkap pelakunya." Ucapnya.
"Benarkah? Siapa dia?" Tanyaku.
"Ia Gerald Turner. Kau mengenalnya?."
"Aku tidak yakin, rasanya aku pernah mendengar namanya." Ucapku sambil menggaruk kepalaku.
"Saat ditangkap dirumahnya. Kami menemukan kartu debit dan beberapa aset yang kami berhasil temukan. Dan dalam pengakuannya, ia mengatakan alasannya merencanakan ini adalah karena anak perempuannya yang meninggal karena terlambat ditangani oleh tim anda." Jelasnya panjang lebar. Ia mengajakku keruang interogasi dan mendengar semua pernyataannya.
"Berapa lama ia akan dihukum?" Tanyaku. Aku tidak menyangka hal ini bisa berdampak pada Christine.
" paling tidak minimal 20 tahun penjara." Jawab Letnan Brody.
"Baiklah letnan, terimakasih atas usaha anda mengungkap ini semua. Saya permisi." Ucapku berpamitan.
"Sudah menjadi tugas saya mr. Harris. Sampai jumpa." Jawabnya menjabat tangannkuz
Aku mengangguk dan meninggalkan kantor polisi.

I'm in love with you, doc!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang