Rohani Islam

383 0 0
                                    

Walaupun saya tidak pernah merasakan organisasi yang bernama Rohani Islam (ROHIS), tetapi saya merasa bahwa Rohis mengajarkan sesuatu tentang Islam yang diperlukan oleh umat Islam pada umumnya, lalu saat saya mendengar bahwasanya Kemenag memerintahkan bahwa Rohis harus diawasi, ini menjadi sebuah pertanyaan yang besar, apa maksud dari diawasi?, apakah rohis sarang teroris?, atau spekulasi yang gagal fokus.

Di bagian sebelumnya, memang benar pada awalnya Islam itu dianggap asing yang paling familiar adalah tradisi nenek moyang, perlu kita ketahui kata "di-awasi" ini biasanya mengandung indikasi yang negatif, loh kok mengapa negatif?, iya-iyalah karena kata ini bersifat sindiran langsung kepada Rohis lalu yang menjadi tersudut adalah Islam dan Umat Islam itu sendiri.

Kata "di-awasi" adalah kata yang sangat menyakitkan, apalagi berkenaan dengan organisasi Islam di sekolah, pastinya kalau mereka yang mendengar hal ini, pasti akan mulai ragu-ragu untuk masuk Rohis, apalagi dikaitkan dengan Salafi dan Wahabi itu, makin besar kebencian umat Islam terhadap sebagian umat Islam yang lain.

Bukankah itu terjadi kebetulan ketika Islam saat ini menjadi sesuatu yang tersudutkan dan kaitannya dengan hadits sebelumnya yaitu Islam adalah agama yang asing, kembali dalam keadaan yang asing, lalu mengapa Islam saat ini selalu tersudutkan?, ini akan menjadi pertanyaan yang sangat besar mengingat penganut agama Islam terbanyak di Indonesia dan juga banyak yang memeluk Islam di dunia.

Saya mendapati sebuah website yang isinya terdapat konten rasis dalam sebuah Universitas Islam dan yang berkaitan dengan kampus Islam, ia dengan terang-terangan menyatakan bahwa kampus Islam itu sesat dan menyarankan untuk masuk universitas umum dan belajar Islam di masjid saja. Menurut saya ini merupakan pernyataan yang sangat rasis mengingat bahwa penulisnya juga Islam.

Sesuatu hal yang paling konyol menurut saya ia merujuk beberapa orang langsung men-judge bahwa Universitas Islam Negeri ataupun Institut Agama Islam Negeri itu sebuah kampus yang sesat, apakah karena satu orang membuat semua orang menjadi sesat semua?, apakah kalau ada satu orang yang dianggap sesat lalu dari Rektor sampai tukang pel semuanya sesat?. Kalau memang ia itu kan hanya terdapat beberapa orang saja salah satu contoh saja Universitas Islam Negeri Jakarta, ada juga yang lulusannya yang baik-baik saja, seperti Prof. Komaruddin Hidayat, Ustadz Yusuf Mansur, Sholeh Mahmud Nasution, Band Wali, Mamah Dedeh, apakah kalian akan menganggap bahwa mereka sesat semua?.

Dan saya akan kutip pernyataan dari kata tersebut :

"Melihat banyaknya kasus di atas maka kami menyarankan agar anda, handai taula dan keluarga jangan pernah kuliah di institusi semacam itu kalau niatnya ingin lebih saleh. Tamat juga jadi apa?, mau jadi ustaz?, ustaz lib? Mau?.Jangan mengira dengan label pendidikan Islam anda sudah ok di agama ini. Islam agama praktek bukan agama simposium. Zikir subehanallahi Wabihamdihi 100 kali pagi sore dll, semacam itulah yang perlu di amalkan bukan diskusi di ruang kuliah.Kuliah di IAIN/UIN Cuma fantasy jadi Rumi, Ali Sariati, Muhammad Iqbal. Mending anda kuliah di jurusan menjanjikan spt teknik kedokteran atau pertanian dan anda ikut pengajian seminggu sekali, itu lebih dari pada kuliah di sana. Coba sebutkan satu alumni fresh institusi keislaman ini yang beres perilakunya, kalau tidak rata-rata mereka terjerumus di liberalisme sekuler. Coba tengok mahasiswa mahasiswa mereka, ada nggak yang beres akhlak dan sikap keislamannya, sangat sulit menghadapi mereka lurus-lurus, rata-rata bengkok"

Yang membuat ini saja sudahketahuan kalau memang sekulerisme, mengapa ia memisahkan antara agama dan ilmupengetahuan dan dianggap bahwa itu merupakan sesuatu yang berbeda, iamengungkapkan bahwa Islam adalah agama praktek, padahal banyak sekali di dalamAlquran menyuruh kita untuk berpikirkalau memang menurutnya agama hanya praktek mending buang saja ayat-ayatberkenaan dengan berpikir dan jangan sekali-kali untuk membacanya.[]


QS Ar-Rum ayat 21 dan masih banyak ayat-ayat yang lain

Essay Of Life (Kumpulan Esai)Where stories live. Discover now