Mengembara

47 0 0
                                    

Tanggal 9/7/2017 kemarin, kami jalan-jalan untuk bertemu dengan kakak saya dan juga sekalian abang ipar saya yang berada di Cianjur, kebetulan kami memang tidak tahu alamat melainkan dengan menggunakan Google Maps dan sehari sebelum keberangkatan sudah memberitahukan dimana letak rumah abang ipar saya.

Sungguh menyenangkan mencoba untuk berjalan lebih jauh lagi dari Cimahi menuju Cianjur yang kebetulan perjalanannya mencapai 58 sampai 60 km dan ini pastinya pengalaman yang tidak biasa dan tidak mungkin untuk dilupakan.

Perjalanan jauh ini saya teringat pada saya melakukan perjalanan terjauh saya saat di Bandung kalau tidak salah pergi ke Universitas Padjadjaran yang berada di Jatinangor, di baris terakhir setelah Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) dan Institut Teknologi Bandung (ITB) yang saat itu perjalanannya kurang lebih setengah dari perjalanan ke Cianjur.

Saya juga teringat dengan seseorang yang berpengaruh dalam dunia sejarah Islam sebut saja namanya Zulkarnain, orang yang pernah menjadi Raja dan juga yang mengurung Ya'juj dan Ma'juj. Zulkarnain, merupakan orang yang luar biasa hebat dalam hal pengembaraan bahkan kekuasaannya saat itu mencakupi sebelah barat dan timur.

Abdurrahman bin Mu'awiyah, siapa yang tidak kenal dengan seseorang ini?, ia merupakan tonggak keemasan Islam di barat yang sebelum ia memimpin merupakan tempat yang masih tidak ada artinya. Ia melakukan pengembaraan dalam artian melarikan diri dari kejaran penguasa Abbasiyah saat itu, karena kalau ia tidak lari atau mengembara di tempat yang disebutkan oleh Hisyam bin Abdul Malik yang namanya Al Andalus mungkin namanya tidak akan disebut sebagai Ad-Dakhil mungkin ia disebut sebagai mati yang tidak berguna. Tetapi apa yang dilakukan oleh Abdurrahman ini mencatatkan sejarah emas dalam Islam.

Tetapi Alhamdulillah, Islam masih dapat dirasakan oleh Spanyol, dan yang paling kental ialah di Granada saat itu kebetulan pusat kekuasaan Islam terakhir yang bernama Dinasti Bani Ahmar. Beberapa contoh lain seperti para Muhadditsin, Imam Bukhari, Muslim, Tirmidzi dan beberapa lainnya mereka hanya ingin mencari sebuah hadits saja harus mengembara paling tidak puluhan hingga ratusan kilometer, luar biasa hebat para muhadditsin tersebut dan manfaatnya terasa sampai sekarang.

Kebanyakan dari pahlawan, cendikiawan, maupun pemikir Islam banyak sekali yang mengembara untuk mendapat nilai-nilai ke-Islaman seperti para sahabat Nabi, banyak yang meninggal di luar Madinah, seperti contoh Abu Ayyub Al Anshari yang meninggal di Konstantinopel ada juga Sa'ad bin Abi Waqash yang meninggal di daratan Cina katanya, Imam Syafi'i meninggal di Mesir dan banyak sekali.

Setiap dari kita pasti pernah merasakan nikmatnya liburan, kalau sudah ada hari libur biasanya ingin sekali yang namanya liburan. Tetapi betapa nikmatnya lagi kalau kita mengembara sambil menuntut ilmu karena kita akan mendapatkan dua kenikmatan yang tak terhingga, yang pertaman kita akan mendapatkan kenikmatan alam sekitar yang belum pernah kita rasakan, dan juga kalau kamu sekalian menuntut ilmu seperti kuliah pasti akan berbeda ketika ia sekolah di tempat ia lahir.

Sungguh hebat sekali jika umat Islam memikirkannya, makanya banyak sekali ayat-ayat Alquran yang banyak sekali mengajarkan kita untuk berpikir, mengapa berpikir bukannya hanya diimani saja?, ya kalau begitu Islam itu tidak unik. Karena dalam ilmu Islam pastilah membutuhkan pengetahuan yang saintifik dan juga pengalaman ilmiah untuk menanggapi dari ayat-ayat Alquran dan kalau kita hanya mengimani saja itu sama saja dengan kita tidak percaya dengan ilmu pengetahuan padahal tertera di dalam banyak sekali ilmu pengetahuan di dalam Alquran.

Makanya selain kita mengembara dalam hal fisik, seperti berjalan di provinsi, kota maupun luar negeri sekalipun, kita juga perlu mengembara dalam keilmuan seperti kita membaca buku untuk mengetahui tentang luasnya ilmu seperti ilmu Islam, betapa luas sekali ilmu tersebut bahkan sangat luas sekali ilmu tersebut, mau tentang ilmu alam, sosial, humaniora pun juga ada.

Untuk mengakhiri bagianyang cukup singkat ini, marilah kita menjadi seorang yang mengembara dalamsebagai hal, walaupun kita tidak bisa menjadi seorang pengembara dalam halfisik paling tidak menjadi seorang pengembara non-fisik seperti membaca bukuagar kita mendapatkan pengetahuan yang sangat luas teruntuk umat Islam.[]

Essay Of Life (Kumpulan Esai)Where stories live. Discover now