Kala Teman menjadi Keluarga

323 0 0
                                    

Saat saya mengunjungi rumah teman lama saya Nasrin Nabila yang kebetulan ada kegiatan lebaran ala anak-anak 9D MTs N 1 Pontianak, dan dirumahnya lumayan ramai walaupun tidak seramai buka puasa bersama saat itu, sebut saja ada Zulfiqar Wiraputra, Sy. Reza Andriadi, Husein Firmansyah, Diana Mulya Sari, Endah Baharini, Siti Raihana Beananda, Hidayah dan Nuraini.

Saat saya bertatap muka kembali dengan mereka saat Idul Fitri, saya menyadari beberapa hal yang berkaitan dengan teman, salah satunya yang ada di judul diatas. Pasti banyak yang bertanya kok teman tapi keluarga? Apa maksudnya?. Saya hanya ingin memberi pemahaman tentang teman itu sebenarnya bisa juga menjadi keluarga.

Entah mengapa biasanya ada yang berteman karena hanya ada maunya, atau hanya dapat teman baru, atau yang lebih parah kalau berteman untuk memanfaatkan (dalam tanda kutip, hal-hal yang aneh), atau ia menganggap bahwa teman pun juga keluarga. Lalu apa yang dimaksud dengan berteman layaknya keluarga?.

Seperti kita ketahui, pada dasarnya teman (manusia) itu juga keluarga karena sama-sama keturunan Nabi Adam AS, kalau di dalam Islam bahwasanya seorang mukmin terhadap mukmin lainnya adalah bersaudara (QS 49:10), jadi bila dipikir-pikir sangat tidak relevan kata "loe-gue dan aku-kau" dalam Islam, seakan-akan bermakna tidak peduli.

Makanya di dalam Islam, kita disarankan untuk mencari teman yang senantiasa sama-sama berjuang di jalan Allah dan berteman karena Allah Ta'ala saja bukan berteman karena ada maunya. Makanya teman juga bisa berpengaruh kepada lingkungan kita, kalau di sekitar kita baik In syaa Allah baik kok, tapi kalau di sekitar kita sudah tidak baik maka ia bisa menghantarkan padamu kepada yang jahat itu.

Ada sebuah hadits yang cukup populer tentang teman yang membawa ke surga tersebut;

Imam Syafi'i berkata "Jika engkau punya teman yang selalu membantumu dalam rangka ketaatan kepada Allah, maka peganglah erat-erat dia, jangan pernah kau melepaskannya. Karena mencari teman baik itu susah, tetapi melepaskannya muda sekali"

Lalu diriwayatkan pula dalam hadits :

"Apabila penghuni Surga telah masuk kedalam Surga lalu mereka tidak menemukan sahabat-sahabat mereka yang selalu bersama mereka dahulu di dunia. Maka mereka pun bertanya kepada Allah SWT 'Ya Rabb, kami tidak melihat sahabat-sahabat kami yang sewaktu di dunia Shalat bersama kami, puasa bersama kami dan berjuang bersama kami...' Maka Allah berfirman 'Pergilah ke Neraka, lalu keluarkan sahabat-sahabatmu yang di hatinya ada iman walaupun hanya sebesar zarrah'"

Makanya kita tidak boleh meremehkan teman karena ia juga bisa memberikan kontribusi untuk kehidupan kita, kalau kontribusinya baik pasti akan baik pula, tapi kalau kontribusinya buruk hasilnya pasti akan buruk. Bayangkan saja kalau kita tidak ada teman, mungkin hidup kita terlalu eksklusif atau tertutup dengan dunia luar betapa sengaranya itu.

Maka sebelum saya menutupbagian ini, saya mempunyai kata yang mungkin agak bijak tetapi mungkin bisamenjadi referensi dalam pertemanan. Bertemanlah bagaikan semut, setiap iabertemu dengan spesies yang sama dengannya ia langsung memberikan sambutan yangindah dengan saling bertemu, terkadang kita juga perlu contoh dari hewan,karena pada dasarnya Allah SWT menciptakan semua ini tidak mungkin sia-sia danpasti terdapat pelajaran yang bisa diambil dan juga tanda bagi kaum yangberpikir.[]


HR. Ibnul Mubarak dalam Kitab Az-Zuhd

eek:�����Eu

Essay Of Life (Kumpulan Esai)Where stories live. Discover now