23 Sebuah Rahasia

4.1K 374 10
                                    

Rena lupa membawa tas nya. Dia hanya membawa emosi nya ke sekolah, untuk anak normal dia pasti akan menelpon untuk di bawakan tas nya ke sekolah. Karena anak sekolah tanpa membawa tas sekolah itu sama saja tidak ada guna nya ke sekolah.

Bintang menggeleng sejenak, untuk membuat Rena menjadi normal mungkin dia harus bisa memecahkan dulu 7 rumus tersulit matematika.

Tapi kali ini tidak ada salah nya dia mampir sebentar ke sekolah membawakan tas gadis itu, dan kalau memungkinkan merayu nya lagi agar tidak marah.

Bintang sekalian memasukkan kotak makan siang ke dalam tas Rena, karena yakin gadis itu tidak sarapan pagi ini. Meskipun mungkin dia sudah makan di kantin sekolah.

Namum sebuah bungkusan aneh yang berada di dalam tas mengalihkan perhatian Bintang.

Bungkusan itu tidak seharusnya ada di sana. Itu adalah bungkusan obat. Rena minum obat apa? Dan kenapa dia meminum obat itu menjadi hal penting yang membuat Bintang harus membuka bungkusan obat itu.

Dan kini seluruh badan nya melemah saat melihat obat yang ada dalam bingkisan itu.

Kini Bintang bisa menyambung dengan jelas Mulai dari rena yang tidak ingin darahnya di cek saat dia pingsang di rumah sakit, tangan dan punggungnya yang memar katanya karena benturan saat main basket, wajahnya yang selalu terlihat pucat, matanya yang sayup, dia yang selalu datang ke dokter Hendra atau permintaan nya untuk euthanasia.

"Leukimia" Lirih Bintang mulai merasa nafasnya semakin berat.

"Apa separah itu?" Tanya lagi saat melihat dosis obatnya yang sangat tinggi.


***

Rena dan Rendy turun dari pohon setelah anjing yang mengejarnya pergi

"Lo bisa turun gak?" tanya Rendy yang sudah turun duluan menunggu Rena turun selanjutnya

"Gue bisa kok, lo jauh jauh sana jangan mengintip dari bawah ya" teriak Rena yang mencoba turun dari pohon dengan hati-hati

Rena merasa ragu bisa turun dari pohon, rasa takut mulai muncul. sudah lama dia tidak memanjat pohon dan dia lupa bagaimana caranya turun. dan akhirnya kaki Rena terpeleset dan pegangan nya lepas dia terjatuh dari pohon, untung Rendy sudah menduga hal tersebut, dia langsung menangkap Rena sebelum menyentuh tanah.

Untungnya badan Rena ringan jadi Rendy tidak kewalahan.

"lo sekolah di mana sih, tau manjat pohon tapi gak tau caranya turun" tanya Rendy dengan nada meledek
Rena menjentik dahi Rendy dan merasa kesal. Refleks Rendy langsung melepas Rena dan memegang dahinya. Rena berdiri tegak.

"gue bukan belajar manjat di sekolah, enak aja" bela Rena

"ya udah sih, gitu aja sewot" goda Rendy

"ini yang terakhir ya gue bicara sama lo, gue masih masih marah sama lo" Rena akhirnya kembali lagi ke sifat dingin nya

"hari ini sudah cukup kok, gue yakin masih ada hari esok" jawab Rendy

Rena tidak membalas perkataan Rendy dan langsung pergi meninggalkan Rendy dengan mobil ferrary putihnya

JELAGA HATI (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang