6 Euthanasia

6.3K 437 9
                                    

Dunia ku telah terhenti, bahkan jika siang dan malam masih berputar, matahari masih terbit dan terbenam aku tetap sama. Tidak memiliki harapan---RENA---

"Dok, saya minta euthanasia (suntik mati)" Kata Rena pada dokter Hendra

Kalimat yang membuat membuat dokter Hendra tersentak begitu hebat "Kamu gila ya, bagaimana pun keadaan pasien kami tidak pernah melakukan euthanasia, apa lagi keadaan kamu yang masih punya harapan besar untuk sembuh" 

Rena mendengus seolah baru saja mengatakan sebuah lolucon, tapi ekspresi nya sangat serius "Harapan besar apa yang dokter maksud? Sumsum tulang? Kemoterapi?, Omong kosong dok" Rena berdecak kesal "Atau harapan orang tua saya akan hidup kembali, lalu memberikan saya donor sumsum tulang" Lanjutnya lirih

"Pasti ada jalan Ren, Saya masih berusaha sekuat tenaga untuk membantu kamu, kamu pasti bisa sembuh, tolong jangan menyerah" Dokter Hendra mencoba untuk meyakinkan Rena. Dia mengerti seberapa banyak rasa menyerah gadis itu dengan keadaan nya, tapi dia pun tidak akan menyerah untuk memberinya harapan dan berharap suatu saat keajaiban datang untuk gadis itu.

"Saya gak mau berobat dok, saya gak mau kemoterapi menahan rasa sakit dan rambut saya akan mulai rontok tapi kemungkinan berhasil hanya 40%, saya juga tidak bisa mengharapkan keajaiban akan ada sumsum tulang yang cocok untuk saya. Saya sudah cukup menderita dok, tolong bantu saya akhiri semua penderitaan ini" Rena bersikeras, keras kepala yang dia miliki adalah kelebihan Rena yang lain nya. Meskipun setiap kalimat yang dia ucapkan terdengar menyedihkan tapi ekpresi nya masih sama, Datar. Tidak ada tanda-tanda dia akan menangis.

"Kalau kamu membahas euthanasia lagi, saya akan memberitahu oma kamu tentang penyakitmu" Ancam dokter Hendra.

Ancaman itu bereaksi bagi Rena "Dokter gila ya, oma baru saja masuk rumah sakit karena jantungnya kambuh, dokter mau membunuh oma dengan hal ini?"

"Baik lah, kalau kamu memang sangat menyayangi oma berobatlah" Pinta dokter Hendra sambil mengeluarkan bingkisan dari dalam lacinya "Itu adalah obat leukemia penemuan terbaru dari China, minumlah obat itu dan saya janji akan menjaga rahasia mu dari oma" Sambung dokter Hendra

Rena berfikir sejenak, dia benar-benar tidak ingin kalau oma sampai sampai tau tentang penyakitnya.

"Saya akan tetap mengawasi kamu dan memastikan kamu meminum obat itu. Maafkan saya kalau harus melalukan ini, tapi itu juga demi kebaikan kamu" Kata dokter Hendra menemukan celah untuk membuat Rena menuruti nya.

Rena tidak berkata apa-apa lagi, dia mengambil obat yang ada di atas meja lalu pergi.

***

Rena berjalan pelan sambil memikirkan harus ke arah mana. Belok ke kanan untuk menemani oma Ratna yang masih di rawat sekaligus mendengarkan permintaan konyol nya yang pasti akan di ulang-ulang lagi.

Belok kiri adalah arah jalan keluar rumah sakit dia bisa clubbing bersama teman-teman nya, mabuk-mabukan dan melupakan masalah nya.

Atau tetap berjalan lurus tanpa arah.

Di perempatan koridor Rena berhenti sejenak. Dari kejauhan mata nya menangkap sosok Bintang yang berjalan dalam slow motion lengkap dengan puluhan pasang mata yang mengikuti langkah nya dengan tatapan kagum "Apa-apaan, dia seperti bintang film dengan gaya nya" Gerutu Rena menolak ikut kagum seperti orang-orang.

Sekarang Rena jadi punya tujuan lain, yaitu menganggu Bintang dan memecah konsentrasinya. Akan menyenangkan baginya menganggu seseorang yang sedang sibuk. Terasa menyegarkan melihat ekpresi keterkejutan Bintang di sela-sela sikap cool nya. Apa lagi jika Rena memberinya sedikit masalah, mungkin kegantengan bisa luntur sedikit. Lagian Rena adalah ahlinya buat masalah. 

JELAGA HATI (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang