7 Mantan Sahabat

5.5K 392 9
                                    

Sayang nya bagian terkelam dalam hidup ku itu ada kamu

Jadi aku terpaksa harus menghapus mu juga agar aku bisa bertahan..

Liburan akhir semester telah berakhir, sekarang menjadi semester yang sangat menentukan untuk nasib Rena dan kawan-kawan untuk lulus dari SMA dan mulai menata cita-cita akan jadi apa nanti nya.

Semua murid mengawali semester ini dengan semangat baru. Termaksud murid-murid di SMA Pertiwi Bangsa sangat antusias masuk sekolah untuk memulai pelajaran setelah libur selama satu minggu.

Lain halnya bagi Rena, bagi dia semuanya berjalan semakin tidak terarah. Saat teman-temannya sibuk menyusun rencana masa depan, dia justru menanti ajal menjemputnya bahkan bisa di bilang dia mempercepat penyambutan ajalnya. Tidak ada semangat dalam hari-hari nya. Lebih tidak semangat lagi jika harus memikirkan dia akan menikah memenuhi permintaan oma Ranta.

Seperti biasanya Rena selalu datang terlambat ke sekolah. Dia tiba di sekolah jam sembilan, tentu saja sekuriti harus membukakan dia pintu jika tidak ingin di pecat. Dia pun sepeti tidak niat sekolah, tas nya hanya di isi bedak, lipstik, blush on dan pensil alis.

Jangan salah paham, Rena membawa itu agar penambilan nya terjaga sebelum ada yang menyadari betapa pucat nya wajah cantik itu tanpa makeup.

Saat sudah di sekolah pun Rena tidak langsung masuk ke kelas, justru dia menuju ke kantin sekolah sebab sudah tau Sefa dan Dinda saat ini pasti sedang nongkrong d kantin sekolah.

"Hai" Sapa Rena singkat kepada Dinda dan Sefa yang saat ini sedang duduk menikmati es jeruknya.

Sefa langsung celingak celinguk menatap sekitar "Lo datang sendirian?" Tanya nya penasaran

"Iya sendirian lah, masa bareng malaikat maut. Belum saat nya gue di jemput honey, maaf mengecewakan lo" Jawab Rena sinis

"Bukan itu maksud gue"  Sefa menarik tanga Rena duduk di samping nya "Maksud gue om lo gak nganterin lo ke sekolah?" 

Dinda melempari Sefa dengan botol minuman yang sudah kosong "Ampun deh Sefa,  sepagi ini lo udah nanyain yang enggak-enggak"

Sefa merapikan rambut nya "Nama nya juga usaha" Bela nya "Om lo belum punya istri kan? Kali ajah dia lagi cari calon istri rekomendasiin gue yah"

"Males banget lo jadi tante gue, bisa kiamat dunia gue" Balas Rena 

Sefa manyun di tolak santai olleh Rena "Gue santet lo tau rasa" Canda nya

"Lah ngapain santet Rena, gak bakalan guna. Yang perlu lo santet itu om nya dia" Dinda meladeni niat Sefa dengan nada bercanda

 "Eh.. iya. bener juga lo" Balas Sefa, kemudian ketawa jahat nya pecah mengisi seluruh sudut kantin

"Keadaan oma gimana Ren?" Tanya Dinda lebih perhatian dengan masalah Rena. Dia memang yang paling berfikiran dewasa di antara ketiga nya.

"Dia cukup sehat untuk meminta gue menikah, aneh banget" Jawab Rena malas

"What?? Menikah? Anjay, serius lo?" Ekspresi lebay Sefa lebih dramatis lagi, padahal Rena sudah membahas nya di group mereka dan dia masih saja  pura-pura kaget untuk kesekian kali nya.

Dinda langsung menyumbat mulut Sefa dengan tissu agar tidak bersuara lagi "Suara lo cempreng gila. Kita kan sudah janji gak bakalan bocorin ini ke siapa-siapa"

Sefa mengangguk, dia baru sadar kalau ekpresi nya sangat lebay padahal sudah berjanji untuk tetap menutup mulut.

"Jadi lo udah setuju?" Tanya Dinda lagi

JELAGA HATI (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang