21 Mimpi

4.1K 357 2
                                    

Tatapan Rena adalah tatapan yang paling tidak sikron dengan wajah nya. Rena cenderung memiliki wajah cantik, cute, enak di pandang tapi tatapan nya selalu sinis dan dingin.

Seperti kali ini, dia kembali mengeluarkan jurus tatapan horor nya saat memandangi Fika dari kajauhan menerima beberapa kado dari siswi lain nya. Kado itu bukan buat Fika tentu nya, itu hanya lah kado titipan untuk Bintang dari gadis-gadis yang fans pada nya.

"Tatapan Lo Ren, udah mirip boneka Annabelle tau gak" Sindir Dinda tak tahan melihat sahabatnya yang masih menatap Fika dengan sinis sejak 30 menit yang lalu.

"Fika yang di tatap, kok hati gue yang rasanya teriris" Tandas Sefa memilih berdiri di belakang agartidak melihat tatapan sinis sahabat nya.

"Dasar pelacur, dia memanfaatkan keadaan untuk mendapat simpati dari mereka-mereka" Caci Rena.

"Lagian ya, itu salah lo juga. Orang nitip kado buat Bintang lo malah buang ke tong sampah, jadi mereka beralih ke Fika. Karena kalian kan sama-sama keponakan nya. Cuma beda nya Fika lebih ramah" Komentar Sefa sukses membuat Rena mengalihkan tatapan sinis nya dari Fika ke dia.

Dinda menepuk pundak Rena "Iya Ren, lagian itu juga karena lo memperkenal kan Bintang sebagai om di depan mereka, seandai nya lo memperkenal kan dia sebagai suami lo, mereka pasti gak bakalan seperti ini. Mana ada yang berani bersaing sama lo"

"Brisik lo pada" Gusar Rena, kemudian berjalan melewati kerumunan yang berkumpul di sekta Fika untuk memberi kado. Rena membubarkan kerumunan itu dengan menghambur kado yang di pegang Fika.

***

Bintang tau batasan yang jelas antara dirinya dan Rena sebagai om dan keponakan. Dia sudah hapal betul sampai di mana batasan itu berlaku meskipun mereka sudah menikah. Asal tau saja, tidak mudah bagi nya untuk tetap meyakinkan dirinya akan hal tersebut saat dia harus terus memandangi wajah cantik Rena yang terlelap, wajah playing victim nya saat melakukan dosa, atau wajah sinis nya saat marah.

Lebih sulit lagi saat harus kembali menarik benang merah tentang hubungan mereka ketika melihat sikap cemburu Rena pada Fika, yang seolah-olah menantang Bintang untuk membukti kan bahwa dia adalah istrinya. Bukan hanya sekedar om dan keponakan, hubungan mereka lebih spesial dari yang seharus nya dia cemburukan pada Fika.

Bintang hampir kehilangan akal ingin mencium Rena saat gadis itu memberikan senyuman palsu padanya di tengah orang banyak yang bersuka cita di perayaan ulang tahun nya. Terlebih saat Rena merubah ekpresi nya dalam satu detik, dari senyum palsu nya kembali ke tatapan sinis sebelum membelakangi dirinya dan pergi begitu saja.

Bintang harap hari ini segera berlalu, dia tidak ingin mengingat hari ini sebagai hari ulang tahun nya. Dia tidak bisa bersuka cita hari ini. Ada banyak hal yang harusnya dia syukuri namun stuck dalam benang kusut tingkah Rena.

Hal ini lah yang membuat Bintang enggan masuk kerja. Tidak di rumah sakit, tidak juga di rumah oma. Karena jika ke sana, orang-orang pasti akan terus merayakan ulang tahun nya. Setidak nya untuk hari ini saja Bintang tidak ingin palsu, berakting pura-pura bahagia padahal mood nya sedang kabut. Itulah yang membuat nya memilih berdiam diri di rumah sendirian, rumah yang kini kosong setelah dia dan Rena pindah kembali ke rumah oma Ratna.

Telpon dari Vino, Agung, dan rekan kerja lain nya berdering terus menerus saling sambung menyambung, Ucapan terus muncul di pop up dan email berjejer di hp yang di tinggalkan Bintang di dalam mobil.

Bintang tertidur dengan posisi duduk di sofa. Tadinya dia hanya ingin bersantai mengatur mood nya sambil duduk. Ternyata dia ketiduran. Dan saat terbangun, dia mendapati Rena tidur di pangkuan nya.

Bintang berfikir dia sedang mimpi, hanya kram di pahanya terlalu nyata untuk di katakan mimpi. Kram itu menandakan kalau kepala Rena sudah lama bersandar manja di paha Bintang. Gadis itu juga sedang tertidur, sepatu kedua sepatunya masih terpasang. Kaki nya di tekuk sedikit hingga muat berbaring di sofa, rok pendek nya tersingkap memerkan paha mulus nya.

Meskipun ini mimpi, Bintang tidak ingin terhanyut dalam nya. Dia akan bangun, dan menerima realita. Mimpi tidak akan membantu nya menjadi lebih baik. Bintang kemudian mencoba mengangkat kepala Rena dari paha nya agar dia bisa bediri.

"Sebentar lagi, Gue masih mau baring di sini" Ujar Rena Rena menahan Bintang.

Bintang gemerjap berulang kali, berusaha membangunkan dirinya. Mimpi ini tidak lucu, dia mau bangun sekarang.

"Lo mau kado apa? Sepertinya orang-orang berlomba ngasih lo kado" Tanya Rena

Bintang mendengus, Rena menanyakan dia mau kado apa? Fix ini pasti mimpi "How about a kiss" Jawab Bintang meminta apapun hal yang tidak mungkin karena ini hanyalah mimpi.

Tanpa menunggu jawaban dari Rena, Bintang segera menundukkan kepala nya, mendekatkan wajah nya pada Rena yang masih berbaring di pangkuan nya. Memberikan kecupan singkat di bibir wanita yang di anggap masih berada di dalam mimpi.

Satu-satu nya hal yang menyadarkan Bintang kalau ini bukan mimpi adalah mata bulat Rena yang melotot padanya setelah nya.

"What the fuck" Maki Rena

Bintang terperanjat "Kamu ngapain di sini?" tanya nya salah tingkah setelah menyadari realitas.

Rena misu-misu, nafas nya mulai putus-putus ingin memaki sekaligus heran dengan pertanyaan Bintang "Apa? Kenapa gue di sini? Terus lo mau gue di mana? Lo harap siapa yang ada di sini?" Oke, darah tinggi Rena mulai naik lagi.

Bintang langsung memeluk erat gadis itu. Dari pada menjelaskan panjang lebar yang pada akhirnya teta tidak akan di mengerti Rena, lebih baik dia memeluk nya dengan erat. Beraharap itu dapat menetralkan amarah istrinya.

"Apa-apaan, lo anggap gue apa? Lo harap siapa yang ada di sini?" Rena masih belum reda.

"Aku pikir aku hanya mimpi melihat kamu di sini"

Rena berusaha keluar dari pelukan Bintang, jantung nya seperti akan bertunas merasakan dekapan erat lengan Bintang "Terus kenapa meluk gue?"

"Sebentar saja, aku hanya ingin memeluk kado ku" Jawab Bintang tidak mengendorkan pelukan nya.

"Jangan marah lagi, bisa kah kita berdamai?" Lirih Bintang

"Tidak bisa" Jawab Rena spontan dengan ketus.

Bintang semakin mengeratkan pelukan nya "Baik lah, aku akan memeluk mu sampai kamu tidak marah lagi"

Tanpa sadar Rena menyunggingkan senyum di sudut bibir nya.

"Peluk saja, lagian gue nyaman kok" Seolah-olah kalimat itu yang di ucapkan Rena dalam senyum nya.

JELAGA HATI (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang