BAB 6 (ria)

723 62 3
                                    

RIA POV'

Ria Flashback

"Apa maksudnya ini?" Ku tatap buku harian mama yang disembunyikan dibawah kasur. Sungguh aku tidak percaya dengan apa yang ku baca. Bagiku hal ini sangat mengejutkan dan tanpa sadar setetes air mata jatuh di pipiku.

"Kak vion? Gak.. gak mungkin" kata ku lagi. Aku benar benar syok. Bahkan buku yang ku pegang terlepas dari genggam anda ku. Disana tertulis

Dear diary                                                     23 juli 2003

       Aku tidak sanggup menulis ini, tapi aku juga tidak dapat menahanya. Kepada siapa aku akan mengadu? Keluarga ku tidak mau menerimaku, bahkan keluarga Jonathan juga menolakku. Aku tau dari awal hubungan kami tidak direstui.

Jonathan adalah anak orang kaya sedangkan aku? Keluarga ku bahkan tidak mempunyai jabatan apa apa. Keluargaku hanya keluarga biasa.

Kepergian Jonathan benar benar membuatku terpukul. Aku seperti ditolak oleh dunia, ini semua kesalahan ku! Mengapa aku membiarkannya pergi dengan vion! Seharusnya aku melarangnya pergi berburu hari itu, bagi Jonathan apapun permintaan vion akan dituruti, tapi kenapa harus berburu! Vion hanya ingin kelinci! Apa yang ada dipikiranya sehingga dia mengajak anak berusia 4 tahun untuk berburu!

Hari itu saat vion tiba-tiba menghilang dari pandangan kami berdua. Aku sungguh cemas, apa lagi aku sedang mengandung anak keduaku. Aku begitu cemas terjadi apa apa padanya. Aku terus menangis dan menyuruh Jonathan mencari vion.

Tapi ketika vion kembali, Jonathan sudah tidak bernyawa dan aku tidak tau apa penyebabnya. Dokter mengatakan bahwa Jonathan terkena penyakit jantung. Tapi seluruh badannya lebam dan banyak bekas luka, Aku sungguh tak percaya! Aku begitu terluka! Aku sendirian! Oh tuhan kenapa kau merenggut satu satunya yang berharga bagiku, kembalikan suamiku..

jhona I really miss you, it been 4 months, dan kemarin aku melahirkan anak kita. Dia seorang perempuan, anak yang manis... seperti yang kau katakan jika aku melahirkan anak perempuan, kau ingin namanya Seria.. aku akan tetap menjadi istri dari Jonathan wildi. Keluarga ini akan tetap menjadi keluarga Wildi.  Jhona jaga kami dari sana

Tulisan tangan yang indah namun penuh perasaan terluka, aku baru tahu tentang kejadian ini, mama bilang jika papa meninggal karena kecelakaan saat papa sedang bekerja. Tapi kenyataannya!  Kak vion lah penyebab papa meninggal! Aku sungguh membenci nya!  Selamanya aku membenci nya!  Aku bahkan tidak sempat memeluk papa, merasakan kasih sayangnya.. dan vion! Vion telah merebutnya. Dia membuat papa meninggal!

****

Saat umurku 10 tahun, aku mengetahui jika viona lah penyebabnya kematian papa. Mungkin kebanyakan orang yang membaca diary itu bakalan setuju dengan apa yang aku rasakan.

Bayangkan saat aku lahir, tidak ada seorang ayah disamping ku, aku bahkan tidak tau seperti apa wajahnya secara langsung. Aku hanya bisa menatap photonya yang berada di ruang tamu, wajahnya yang tertawa bahagia bersama viona dan mama. Aku iri dengan vion! Dia pernah merasakan kasih sayang seorang ayah, dia mendapatkan semuanya! Sedangkan aku.. aku bahkan tidak bisa merasakan kehangatan dari senyumannya, senyuman ayah yang begitu hangat.

Bagiku vion yang sekarang adalah karma! Karma yang mengutuknya karena dialah papa meninggal, aku bahkan tidak ingin memanggilnya kakak apalagi melihat wajahnya, itu begitu menjijikkan bagiku.

"Kenapa mama pulang begitu larut?" Tanya ku pada mama yang baru memasuki ruang tamu. Aku menunggu nya sedari pulang berbelanja hingga jam 11 malam.

"Mama lagi banyak pekerjaan dikantor, 2 hari lagi mama ada perjalanan bisnis ke jepang, klien disana begitu sibuk menelepon sehingga mama harus datang" terang mama menuju sofa, di hempaskan nya tubuh yang lelah dan dihela nya nafas panjang.

"Oke" Jawab ku singkat

"Jadi.. ada apa? Tadi pagi vion nelpon mama, dia bilang kamu mau bicara hal yang penting"

"Kenapa mama mengizinkan viona tinggal sendiri? " kataku langsung ke inti permasalahan, aku tidak mau bertele tele. "Yang duluan minta pindah itu aku, tapi mama gak ngijinin!  Nah,. Tiba-tiba si vion pengen tinggal sendiri, mama malah ngijinin?!" Sambung ku dengan nada bicara cepat dan tinggi. Kulihat mama melotot seakan akan ingin menjitak kepalaku, aku tau berteriak itu tidak sopan.. tapi aku terbawa suasana.. suasana kesal yang kurasakan sedari tadi, bahkan saat berbelanja pun aku tidak ada mood.

"SERIA!" Suara bentakkan mama mengejutkan ku, seketika wajahku memucat dan keringat mulai bercucuran. Aku tau bagaimana jadinya jika mama sudah marah, jika mama marah maka akan terjadi gempa bumi + tsunami. Aku bukan lebay atau melebih lebihkan, bagiku itu lah yang terjadi, karena aku lah yang merasakanya.

Diambilnya nafas panjang lalu dikeluarkan dengan perlahan "haaaaa", ku lihat mama memilih plipisnya "Seria, mama.. bukan berarti mama gak ngijinin kamu tinggal sendiri, tapi sadarkan kau baru 13 tahun, bahkan 2 tahun yang lalu kau hampir saja diperkosa saat pulang dari karaoke bersama teman-teman mu, untung saja mama meminta tolong Rio mengawasimu"

"Tapi ma.. vion kan juga masih remaja, umurnya masih 15 tahun! Apa bedanya?"

"Vion berbeda.." belum sempat mama selesai ngomong tiba-tiba dan tanpa sadar mulut ku berkata sendiri "bedanya apa? Dia anak kesayangan terus aku hanyalah anak yang lahir karena rasa kasihan?"

Plakkk

Satu tamparan keras mendarat dipipiku, terasa sensasi panas seperti terbakar, hal itu membuat air mataku jatuh bahkan tanpa kesadaran. Ku tatap mama dengan penuh rasa kesal, mama menampar ku? Aku ditampar? I-ini pertama kalinya dihidupku, mama menaparku. Bisik hatiku, ini begitu perih sehingga aku tidak dapat berkata apa apa.

Mama juga terkejut dengan apa yang dia lakukan. "Ria, maafkan mama" katanya sambil memeluk ku dan memegang bekas tamparan dipipiku.

"nak, jangan berkata seperti itu! Kau anakku, vion juga! Aku tidak pernah melahirkan dengan rasa kasihan! Aku menyayangimu dan juga kakakmu. Tidak ada seorang ibu yang mau mencelakan anaknya sendiri. Mama mengizinkan vi tinggal sendiri itu agar dia biasa setidaknya berdiri sendiri dan juga memulai kehidupan barunya, vi bilang dia ingin berubah, dan mama juga mau dia berubah, sedangkan kamu ri, kamu masih 13 tahun, kamu memiliki banyak teman dan juga pintar. Nanti jika kamu sudah kuliah maka mama tidak akan melarangmu untuk tinggal sendiri. Jika kamu masih belum mengerti sekarnag maka pikirkanlah, dan kamu pasti akan mengerti mengapa mama melarangmu" Sambung mama yang terus membeli pipiku dan memeluk ku

Ku angguk kan kepalaku pertama bahwa aku mengerti, meskipun sebenarnya aku belum begitu mengerti.

"Baiklah, mama tau kamu bakal ngerti! Itu karena kamu anak yang pintar" Mama mencabut hidungku, "nah sekarang tidurlah, sekarang sudah hampir jam 12 malam" ku anggukkan kepala, mama mencium keningku sebelum akhirnya aku berjalan menuju lantai dua, dimana kamarku berada.



UPDATE nya terpaksa cepat.. karena someone minta update
Maafkan saya kalau cerita nya agak berbelit, gak seru atau ngebosenin, namanya cerita baru mulai hehehe
Jika ada typo mohon di maklumin, soalnya nulis ini dileptop.
-Terimakasih
-kinkishici
-special someone yang request update leniputri_123 the author of Mr.arogan

Miss Pretty (Fatty)? (SlowUpdate)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang