Part 36

26.8K 1.2K 24
                                    

"Ada apa?" tanya David ketika ia baru memasuki ruangan kantornya. Sedangkan Harris berdiri dengan tegak dan sopan dengan kedua tangannya yang memegang amplop coklat yang berukuran sedikit besar.

David duduk dikursi kantornya dan Harris segera meletakkan berkas itu diatas meja bosnya. David melihat Harris dengan pandangan bertanya, namun Harris hanya menunduk tanda bahwa David harus segera membukanya.

Dengan sedikit keraguan, David membuka berkas itu dan saat ia melihat isi didalamnya mendadak saja segala emosi naik keatas kepalanya.

"Apa-apaan ini!" Ia berdiri sambil mengeluarkan semua isi dari amplop tersebut.

Didalamnya, terdapat beberapa foto yang diambil ketika acara penggalangan dana tempo hari. Bukan acaranya yang menjadi masalah, gambar apa yang ada didalamnya.

Laura dan Romeo sedang berdekatan.

"Dimana kau mendapatkannya?!" Bentak lelaki itu pada asisten pribadinya—Harris.

"Seseorang mengirimkannya kemarin pagi, dan Saya tidak yakin apa yang ada didalam ini. Saya rasa Anda harus tahu, Sir."

Dengan marah, David melihat kembali foto-foto itu. Ada sekitar 5 sampai 7 foto didalamnya dan semua itu menunjukkan Romeo sedang tersenyum pada Laura sedangkan wanita itu terlihat sedikit tegang dan seperti akan marah.

Foto lainnya menunjukkan bagaimana Romeo menatap Laura dengan sangat dalam dan Laura hanya menunduk malu menyembunyikan wajahnya.

Dan yang paling membuat David murka adalah, jarak diantara mereka berdua sangat dengan bahkan bisa dikatakan bahwa jarak itu adalah jarak yang terkesan "intim".

"Brengsek!" David melempar foto-foto itu keudara dan urat-urat wajahnya muncul berbarengan dengan umpatan yang ditujukan pada kedua orang didalam foto itu.

David sangat yakin, jika Laura tidak akan pernah mengkhianatinya. Namun jika ini menyangkut Romeo, keyakinan David bisa luntur kapan saja.

David keluar dari ruangannya dengan membanting pintu itu sekencang-kencangnya. Harris tahu bahwa dalam keadaan seperti ini, ia tidak bisa menahan ataupun membujuk David untuk tenang, maka dari itu ia hanya dapat membiarkan atasannya pergi begitu saja.

Dengan rasa amarah yang masih meradang, David melajukan mobilnya dengan cepat. Menuju ke tempat yang sangat ingin ia hancurkan sejak dulu.

"Romeo!" Teriaknya kala sudah sampai di lantai dimana letak kantor Romeo berada. Romeo yang kala itu tengah berada dalam sebuah pertemuan, sontak saja menoleh keasal suara.

Dan saat ia menoleh, satu pukulan keras mengenai wajah tampannya.

Romeo tersungkur jatuh dari atas kursinya. Ia menyeringai sambil menghapus darah yang keluar dari sudut bibirnya.

Beberapa orang yang ada didalam ruangan itu terkejut dan langsung berdiri.

"Mr. Williams, Anda tidak apa-apa?" tanya seorang koleganya.

"Tuan-tuan, kita lanjutkan pertemuan ini besok. Saat ini, ada hal yang harus Saya urus."

Tanpa banyak berkata-kata lagi, orang-orang yang ada didalam ruangan itu keluar dengan rasa penasaran mereka.

"Dave.. Kau datang disaat yang kurang tepat, teman."

"Berhenti memanggilku 'Dave', kau bajingan!"

Romeo berdiri, dan menatap David dengan seringaiannya yang sangat dibenci oleh David.

"Apa yang membuatmu datang dan bertindak bodoh seperti ini?" tanya Romeo. "Kau tahu, mereka mengenal siapa dirimu. Mungkin saja besok sudah ada berita mengenai perilaku anarkismu ini."

Obsessed (COMPLETED)Where stories live. Discover now