Part 5

67.5K 3.7K 83
                                    

Laura termenung di dalam kamarnya. Ia bosan jika terus-menerus dipaksa untuk berkenalan dengan anak dari kolega bisnis ayahnya. Sudah berkali-kali ia menolak, dan jawaban ayahnya tetap sama, "Buatlah ayah bangga padamu, Nak.". Laura tidak mampu menaruh perasaan kecewa di wajah ayahnya. Tapi ia juga tidak mau menjadi boneka ayahnya terus menerus. Robert memang tidak pernah memaksa, tetapi dari tutur kata dan gerak-geriknya, Laura yakin bahwa ayahnya menaruh banyak harapan padanya.

Bisnis tambang batu bara yang dijalani ayahnya membutuhkan banyak pengusaha-pengusaha besar yang dapat membuat tambang itu semakin berkembang. Dengan berkembangnya tambang itu, maka kesejahteraan para pegawai juga akan semakin meningkat. Robert banyak memikirkan para pegawainya yang sudah bekerja terlalu keras. Dan selalu saja, dengan licik para pengusaha itu akan memanfaatkan anak Robert Darnell yang cantik untuk dijadikan menantu. Laura sudah terkenal dikalangan pengusaha-pengusaha besar yang bekerja sama dengan ayahnya. Kabar yang berkembang adalah, Laura Darnell putri satu-satunya dari Robert dan Marilyn Darnell adalah wanita cantik dan terbaik hatinya diantara wanita-wanita lain yang berlimpah kemewahan. Berbeda dengan itu, Laura hanya wanita yang menyukai kesederhanaan. Laura juga sering mengikuti penggalangan dana bagi korban gempa bumi dan juga sering menjadi sukarelawan di tempat-tempat bencana alam.

Sifatnya yang lembut dan ramah membuat siapapun akan terkagum-kagum dengan dirinya. Belum lagi wajahnya yang cantik bagaikan dewi Fortuna serta mata biru yang membius.

"Kumohon, Laura-ku sayang. Kau hanya perlu menemui mereka." Ucap ibunya memasuki kamar Laura dengan perasaan tidak enak hati.

Laura masih diam, ia duduk dan menunduk ke lututnya. Ia tidak mau mendengarnya lagi.

"Oh, Sayangku. Pesta dansa ini hanya sebentar." Marilyn mengusap-usap rambut anaknya dengan perasaan sayang. Laura menaikkan kepalanya dan berkata, "Sudah kukatakan bahwa aku tidak mau, Bu. Bisakah kalian mengerti?" Suaranya terdengar sedih dan tatapan matanya begitu sendu dan pasrah.

Marilyn tidak sanggup melihat anaknya seperti ini. Sebenarnya ia tidak suka memaksa Laura melakukan hal yang tidak ia sukai. Tapi Robert adalah suaminya, ia harus menuruti semua perkataan suaminya. Prinsip itulah yang dipegangnya selama ini. Namun saat melihat Laura se-sedih itu, Marilyn mematahkan prinsipnya untuk kali ini.

Ia mencium puncak kepala Laura dan beranjak keluar dari kamar Laura. Laura yang menyadari ibunya tidak memaksanya seperti biasa, hanya bisa bertanya-tanya dalam hati. Apakah yang akan ibunya lakukan?

Laura mencoba keluar dari kamarnya, dan ia berjalan menuju arah tangga. Dari atas, ia dapat mendengar ibunya berbicara pada ayahnya.

"Kau tidak bisa terus memaksanya seperti itu. Ia sudah dewasa, tidak perlu omong kosong seperti ini." Marilyn berkata tegas tanpa menghilangkan kesantunan pada suaminya.

Robert memunggungi Marilyn, melihat ke jendela sambil menghisap cerutunya. "Aku juga tidak ingin memaksa anakku. Tapi aku juga tidak bisa menolak permintaan mereka untuk bertemu Laura, Sayangku." Robert memijit pelipisnya.

"Aku tahu, Suamiku. Aku tahu. Tapi tidak baik memaksakan Laura seperti itu terus menerus."

Laura yang melihat itu, hanya menunduk sedih. Ia tidak suka membuat kedua orang tuanya kecewa. Mereka sudah cukup berjasa pada dirinya selama ini. Hanya menemui? Tidak masalah. Laura akan menurutinya, lagi.

***
Pesta dansa itu adalah pesta dansa bertopeng yang diadakan di kediaman keluarga besar Phillips. Laura, Robert, serta Marilyn menghadiri acara itu. Setelah mendengar percakapan orang tuanya kemarin siang, Laura memutuskan untuk ikut datang. Dan ia berkata pada ayah serta ibunya bahwa ia hanya ingin datang dan menyapa. Jika ia tidak menyukai anak tunggal Duke Phillips, ia bebas memilih untuk tidak menerima ajakan yang lebih jauh dari keluarga itu. Dan Robert menyetujuinya.

Obsessed (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang