Part 19

28.9K 1.6K 16
                                    

Give your votes and comments below!:)

***

Tangan Laura masih memegangi telpon meskipun sambungannya telah terputus. Ia masih tidak bisa menyangka dengan apa yang baru saja ia dengar. Nafasnya seakan berhenti sementara dan rasanya aneh.

Wanita itu memanggilnya 'Dave', batin Laura.

Bukannya Laura tidak tahu bahwa yang bisa memanggil David dengan sebutan 'Dave' hanyalah orang-orang terdekatnya. Itu artinya, wanita itu adalah orang terdekat dan sangat mengenal David mengingat ia mengatakan bahwa ia merindukan David.

Laura berusaha berpikir jernih dan positif. Mungkin saja itu saudara jauh Dave, mungkin juga kerabat dari kerabatnya, atau mungkin bibi yang sudah lama tidak bertemu. Laura mati-matian membunuh suara itu ditelinganya karna suara itu mematahkan semua asumsinya.

Suara wanita itu terdengar masih muda dan lembut. Suaranya sarat akan kerinduan yang begitu dalam pada David saat ia mengucapkan ia merindukan David.

"David pasti akan menghubungiku lagi nanti." Ucap Laura lebih kepada dirinya sendiri. Ia menarik nafasnya perlahan, lalu meletakkan ponselnya diatas meja.

***

Sudah satu minggu David di Swiss, dan hari ini adalah hari kepulangannya ke California. Laura sudah tidak sabar menunggu kabar dari David, pasalnya sejak saat David terakhir menghubunginya, lelaki itu belum menelpon atau sekedar mengirim pesan kepada Laura. dan saat terakhir ia berhubungan dengan lelaki itu adalah ketika seorang wanita datang dan David mematikan telponnya secara mendadak.

Laura ingin tahu apa yang sedang terjadi, mungkinkah ada masalah dalam perusahaannya atau mungkinkah sesuatu yang buruk terjadi pada David.

"Harusnya ia sudah sampai California sekarang." Laura tak henti-hentinya menunggu di ruang tamu. Berharap David akan langsung mendatanginya.

"Nona, ini sudah pukul 9 malam, tidakkah seharusnya Nona makan malam dulu?" ucap Doria.

"Tidak perlu, Doria. Aku akan makan dengan David nanti." Laura tersenyum dengan harapannya itu.

"Tapi Nona bisa sakit, seharian ini Nona belum makan apapun selain susu coklat tadi pagi."

Laura tidak mengindahkan ucapan Doria, dan masih berdiri di ruang tamunya. Kemudian, ia keluar dan bermaksud menunggu David di luar agar saat David sampai ia bisa langsung berlari menuju kearah lelaki itu.

Laura menunggu di depan pintu rumahnya dengan ponsel ditangan yang dari tadi ia genggam. David tidak menghubunginya meskipun ini sudah pukul 11 malam.

"Nona. Astaga!" Doria hampir marah melihat Laura masih menunggui David seperti seorang istri yang menunggu kepulangan suaminya. "Nona bisa sakit diluar malam-malam begini. Ayo ikut saya masuk."

"Kau masuk duluan saja, Doria. Aku masih ingin disini."

"Saya rasa Tuan David tidak akan datang malam ini." Doria sudah habis akal untuk berbicara dengan Nona-nya itu namun ia tahu Laura memang sangat keras kepala.

"Kau tahu sendiri David bukan orang yang suka mengingkari janji. Jika ia berkata ia akan datang maka ia akan datang."

"Mungkin kali ini berbeda. Mungkin saja ia lelah sepulang perjalanan bisnis dan kembali kerumahnya. Mungkin saja besok ia akan datang kemari. Nona harus mengerti." Ucapan Doria kali ini akhirnya membuat Laura menyerah.

"Benar juga. Mungkin.. Dia lelah." Dengan nada kecewa, Laura berkata lagi, "Jika David datang, beritahu aku." Dan Laura pergi menaiki tangga menuju kamarnya.

Obsessed (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang