Chapter 7

8K 364 16
                                        

"Ne, kirimkan saja sekarang," aku terus berbicara pada Ra Eun melalui sambungan telepon sambil berjalan cepat memasuki lobby hotel. Tangan kiriku memegang ponsel, sedangkan tangan kananku memegang berkas penting, dompet, serta beberapa barang lainnya.

"Nanti akan aku pelajari dari sini, Ra Eun. Kau bisa menghubungi Kakekku apabila sudah sangat mendesak. Aku tidak bisa melakukan perjalanan Seoul-Jakarta terus-menerus. Mengerti?" tanyaku.

"Ne, tidak apa-apa. Jika be—"

Bruk!

Semua barang di tanganku jatuh ketika tanpa sadar aku menabrak sesuatu—tepatnya seseorang—. Aku segera berjongkok untuk mengambil barang-barangku, begitupun dengan orang yang kutabrak. Ra Eun masih menunggu ucapanku dari sebrang sana.

"Maaf. Sungguh, saya tidak sengaja. Maafkan saya," aku membungkuk meminta maaf setelah kembali berdiri.

Aku mendongak setelahnya untuk dapat melihat wajah orang yang kutabrak.

"Tidak apa-apa. Mung—"

"Maaf, saya tidak punya banyak waktu. Sekali lagi saya minta maaf," aku memotong perkataan orang yang kutabrak. Mengucapkan maaf sekali lagi sebelum meninggalkannya.

"Bu Sheera! Investor dari Prancis sudah menunggu Ibu sejak tadi. Mereka juga kelihatan kesal, Bu," ucapan Gea—sekretarisku, membuatku semakin terburu-buru. Gea menyambutku dengan ucapannya tepat setelah lift yang membawaku ke lantai ini terbuka.

"Mereka sudah di ruang rapat?" tanyaku.

"Sudah sejak tadi, Bu."

Aku menarik nafas, "Semua yang saya butuhkan sudah kamu siapkan?"

"Sudah, Bu."

Aku mengangguk, "Baik, kita ke ruang rapat sekarang."

✳✳✳

Aku meraih ponselku yang bergetar di atas meja kerjaku. Melihat chat dari Kak Via, membuatku langsung membukanya.

Alivia Dandrea K.: Mau belajar masak besok? Aku besok kosong nih.

Aku tersenyum riang. Akhirnya Kak Via bisa mengajariku memasak. Tapi besok masih hari Kamis, bukan akhir pekan. Aku harus bekerja.

Aku meraih gagang telepon dengan tanganku yang lainnya dan menekan nomor yang akan menghubungkanku dengan Gea. Gea mengangkatnya tidak lama kemudian.

"Ada yang bisa saya bantu, Bu?" tanya Gea.

"Apa saja jadwal saya besok?"

"Mohon tunggu sebentar, Bu," kata Gea, lalu hening. Mungkin dia sedang mencari agendanya yang berisi jadwalku, "Ibu hanya perlu bertemu Bapak Razka Adriasya dari Sky Production untuk membahas masalah penggunaan hotel untuk lokasi syuting. Jam 10 pagi, di Pelangi Resto. Setelah itu, Ibu tidak memiliki jadwal lain."

Razka Adriasya..

Benar, nama itu adalah nama teman semasa SMA-ku. Razka kini sudah menjadi pengusaha, lebih tepatnya pemilik production house, yang telah menciptakan berbagai film ternama dan paling minat ditonton. Beberapa kali juga, Kak Kevin sempat terlibat di dalam film yang diproduksi Razka. Dan kini, giliranku yang akan terlibat dalam latar tempat pengambilan syuting.

"Kamu siapkan yang saya perlukan besok. Saya akan berangkat langsung dari rumah. Dan sepertinya tidak ke hotel. Saya ada keperluan lain."

"Baik, ada yang bisa saya bantu lagi, Bu?"

"Tidak ada. Besok kita langsung bertemu saja di Pelangi Resto."

"Baik, Bu."

"Terimakasih, Gea."

Relation of Daveera [Completed]Where stories live. Discover now