12. Bahkan Hingga Maut Memisahkan

Começar do início
                                    

"Ya, tentu saja." Kyungsoo teridam cukup lama hingga akhirnya berkata, "Kau sudah sangat dewasa, Sehun. Kau sangat beruntung memiliki Baekhyun di sisimu. Dan aku sangat beruntung memiliki seorang anak sepertimu. Kau tau, sekarang aku bisa meninggalkanmu dengan tenang."

"Appa jangan berbicara yang tidak-tidak. Aku masih ingin bersama appa." Ucap Sehun menahan airmatanya.

Mereka di ruang ini tau dengan jelas dan pasti, bahwa Kyungsoo tidak bisa bertahan lebih lama. Kematian siap kapanpun menjemputnya.

"Appa, apakah appa tau? Aku yang sangat beruntung bisa di besarkan oleh kalian. Aku sangat mencintaimu, appa." Sehun memeluk Kyungsoo. "Terimakasih appa." Kyungsoo melepaskan pelukkannya dan mencium kening Sehun. Sehun duduk di sisi kanan ranjangnya.

Lalu Kyungsoo memanggil Baekhyun untuk duduk di sisi ranjang kirinya. "Baekhyun, aku berharap kau tidak pernah bosan dengan Sehun. Anak itu begitu terlihat dingin, tapi kau tau seberapa hangat dia dan dia sangat membutuhkanmu. Ketika aku tidak ada lagi, bantu aku jaga Sehun, ya?"

"Aku mohon jangan berkata seperti itu, appa. Tentu aku akan selalu aku akan selalu menjaganya. Aku berjanji, appa." Ucap Baekhyun seraya menangis.

Mereka bertiga berpelukan, dan menangis bersama. Pahit memang, tapi Kyungsoo merasa lelah dengan kehidupannya, untuk bernafaspun sedikit susah. Bahkan ia berharap malaikat maut lebih cepat menjemputnya.

.

.

Malam telah tiba, Sehun dan Baekhyun sudah pulang. Dan disinilah Kyungsoo berada, ia tengah menatap lembar demi lembar foto-fotonya. Ia dan Chanyeol suka memfoto sesuatu, kemudian mencetaknya dan menuliskan kalimat-kalimat kecil di bawahnya.

Chanyeol meninggal lima tahun lalu, karena kecelakaan mobil. Saat itu Chanyeol sedang keluar membeli beberapa kebutuhan dapur, kebetulan Kyungsoo sedang kurang sehat saat itu. Saat dalam perjalanan pulang, mobil Chanyeol tertabrak oleh seorang pengendara mabuk. Dan Chanyeol tidak terselamatkan.

Jangan tanya seberapa hancur Kyungsoo saat itu, bahkan jika ia bisa, ia ingin menyusul Chanyeol saat itu juga. Beruntung ada Sehun yang selalu menemai Kyungsoo. Dua tahun kemudian kesehatan Kyungsoo mulai menurun, ia di ketahui menderita diabetes, mengharuskannya membatasi asupannya. Dan tahun ini, dokter menyatakan bahwa ginjalnya juga sudah rusak, ia harus menjalani cuci darah seminggu sekali.

Kyungsoo sudah merasakan sakit yang amat sangat, satu-satunya alasannya bertahan adalah Sehun. Sikap dinginnya yang terlewat batas membuat Kyungsoo khawatir. Tapi hari ini sedikit berbeda, perlahan tapi pasti, Kyungsoo merasa untuk sanggup meninggalkan anaknya tersebut.



Mata Kyungsoo teralihkan oleh sebuah foto, foto yang terdapat tangannya dan tangan Chanyeol, jari kelingking mereka saling terjalin, mereka sedang berjanji. Dengan note kecil yang tertulis, "Mari bersama-sama lagi dikehidupan yang akan datang."



FLASHBACK

Chanyeol dan Kyungsoo tengah bersiap untuk tidur setelah menjalani hari yang melelahkan bagi mereka.

Chanyeol duduk bersadar di kasurnya. Sedangkan Kyungsoo masih sibuk menata barang-barang yang akan Chanyeol bawa untuk bekerja besok harinya.

"Kyungsoo-ya, maukah kau berjanji satu hal padaku?"

Kyungsoo melirik Chanyeol.

"Hmm?" Jawab Kyungsoo singkat.

"Duduk sini." Ucap Chanyeol seraya menepuk tempat kosong di sebelahnya. Tentu Kyungsoo langsung menurutinya, duduk di sebelahnya.

ChanSoo: SENIOROnde histórias criam vida. Descubra agora