HeartBreak Girl

Fünfunddreißig

"Oh no. Please don't do this to me." Ucapku sembari serius memerhatikan layar tv.

Aku sedang menyaksikan serial favorite ku, Teen Wolf.

Knock knock knock

"Nikki, tolong bukakan pintunya." Teriak mom dari dapur.

Aku pun bangkit dari sofa dan berjalan dengan malas menghampiri pintu.

"Hey." Sapanya.
Aku terdiam menyadari sosok yang menggangguku.

Mau apa dia kesini? Batinku.

"Are you busy?" Tanyanya.
"A--."
"No. Great! Let's go!" Dia tidak membiarkanku menjawab dan langsung menarik lenganku.

What the--

Aku menarik lenganku. "Lepaskan! Aku tidak mau pergi dengan kau. I am so busy."

Dia menjulurkan kepalanya ke dalam rumah, memerhatikan sekeliling. "Busy, huh?"

Aku langsung mendorongnya keluar, menjauh dari pintu.

"Yeah!"

"OKAY THEN I WILL LEAVE." Teriaknya.

He is crazy.

"What are you doing? Kau tidak perlu berteriak seperti itu."

"Nikki, siapa itu?" Teriak mom dari dalam.

"Hmm..it--."

Lagi dia memotong kalimatku. "It's Cam." Balasnya.

Tidak perlu menunggu lama mom keluar menghampiri kami.

"Hey Cam. C'mon in!" Sapa mom sembari membuka lebar pintu rumah untuk Cam.

Cam melangkahkan  kakinya memasuki rumahku.

"Hmm Do you mind if I ask her out?" Sembari melirikku.

"Is it a date?" Dad datang menimpali.

What??

"Dad!"  Aku langsung melepaskan tatapan tajam ke arah dad.

"Yeah it is a date if she like." Jawab Cam.

What is going on here? mom and dad, sepertinya mereka salah makan, batinku.

Mom menarik lembut tanganku. "Ayo Nikki kau harus ganti baju dan berdandan."

What??? Aku bahkan tidak mengiyakan ajakannya.

Mom menuntunku menuju kamar.
"Mom, what's going on? What's wrong with you and dad?"

"There's nothing wrong hun. You have a date and it's great. So dandan yang cantik ya." Mom pergi meninggalkanku dan menutup pintu kamarku.

Aku duduk di atas kasur dan berpikir sejenak.

Apakah dia serius dengan perkataannya? What if he mean it?
What if not?

"Ah yaudahlah. Kita lihat saja nanti." Ucapku.

Aku memilih white tank top and pink skirt. I think it's cute. Aku juga membawa denim jacket, in case. Selain itu, denim ini juga cocok dipadukan dengan tank top dan skirt ku ini.

I hope it's not too much, ucapku dalam hati. Aku hanya mengaplikasikan natural make up ke wajahku dan untuk rambut, aku memilih untuk mengikatnya rapi.

"Okay done." Ucapku.

Aku langsung menghampiri mereka. 
"You look beautiful." Sanjung dad.
"What do you think, Cam?" Dad melirik Cam.

Cam memerhatikanku. "Yeah. She is beautiful."

Really?? Lol

Aku dan Cam langsung meninggalkan rumah. Aku tidak mau mom and dad terlalu akrab dengannya.

"You looks beautiful." Ucap Cam sembari memakai safety belt.
"Haha." Balasku tanpa menatapnya.
"I'm serious. You looks beautiful."

Damn! Is he really serious??

Detak jantungku berdegup kencang and I feels butterflies on my tummy. Semoga wajahku tidak berubah menjadi merah.

Aku berusaha untuk menetralkan suasana hatiku.

***
Here we are now.

Pizza? Ahh I love pizza.

Kami pun memasuki kedai pizza ini.
Cam memilih kursi dekat jendela besar. Aku mengikutinya.

Cam mengangkat tangannya, memanggil pelayan.
Seorang wanita menghampiri kami dengan membawa menu.
"Silakan." Ucapnya.

Tidak membutuhkan waktu lama untuk memilih, kami langsung memutuskannya.

Wanita itu mencatat pesananku Cam.
"Ditunggu ya." Ucapnya sembari mengambil kembali menu yg tadi dibawanya.

"Hmmm Nik,..."
Aku memalingkan wajahku dari jalan besar yang sedari tadi mencuri perhatianku.

"Yeah?"

Dia terlihat ragu untuk mengucapkannya.
"Hmmm..."

Aku mengerutkan keningku. "What?"

"Can I ask you something?"
"Go ahead." Balasku.

Dia terlihat kikuk. It's not like him. Dia tidak seperti Cam si bokong bayi yang aku kenal.

Apa yang ingin dia sampaikan sebenarnya.

"Hmmm.. So do you.."

_to be continued_

Hey! Thank you for reading!!! I hope you like this part 😊. Let me know how you think. Leave any vomment if you read this 😁

Have a beautiful day x