Fünfundzwanzig

19 3 0
                                    



Aku dan Cam memasuki lobby sekolah. Yups, mom memaksaku untuk berangkat bersamanya lagi. Sepertinya aku akan terus berangkat dan pulang bersamanya. Jika kemarin aku sangat malas bersamanya, sekarang aku sama sekali tidak keberatan untuk terus bersamanya. Ini semua karena sikapnya kemarin sore yang sangat berbeda, lebih manis.

"Ehmm.. by the way, thank you for the ice cream. Kemarin aku belum sempat berterima kasih." Ucapku sembari terus menelusuri lorong kelas.

"No problem." Balasnya singkat dan tanpa melihat ke arahku.

Sikapnya hari ini memang tidak semanis kemarin. Dia lebih diam hari ini. Jangan tanya aku kenapa!


"Hai Cam." Seseorang menyapa Cam dan menghampiri kami.

"Hai Kate." Balas Cam dan menyimpulkan senyuman yang sangat manis.

Mereka mulai membuka obrolan dan tidak ada satupun dari mereka yang menyinggung keberadaanku. Mereka mengabaikanku termasuk Cam.


"Ehmm Cam, ak-"

Shit! Belum selesai menlanjutkan kalimatku, Cam sudah menjauh dari pandanganku begitu juga dengan Katie.


Here I am now, berjalan seorang diri menuju kelas.


***

"Hahaha...dasar idiot." Seruku sembari menertawakan kebodohan Michael.

Michael baru saja bercerita tentang kebodohannya saat kencan perdananya dengan Rena. Michael salah menegur seseorang yang dia kira adalah Rena. Tidak hanya menegur, dia bahkan menutup mata wanita itu dari belakang tubuhnya dan berkata "Ayo tebak siapa aku?" How idiot! Aku dapat membayangkan betapa kagetnya wanita itu dan wajah kaget plus malu Michael saat menyadari wanita itu bukan Rena.

Oh ya, Michael dan Rena officially dating now. I'm so proud with them. Finally, mereka tidak perlu lagi menutupi perasaannya. Dari awal aku sudah tahu kalau mereka akan end up together.


Wait! sepertinya aku mengenal sosok itu. "Hey Cam." Sapaku dengan sangat percaya diri.

Cam, orang yang aku sapa malah hanya diam memandangiku.

"Ayo gabung denganku dan yang lainnya. Evan nanti juga akan ikut bergabung." Aku mengajak Cam untuk bergabung, satu meja denganku dan yang lainnya, Michael, Rena, dan James.

Cam mengerutkan keningnya. "Kau demam?"


Demam? Memangnya aku telihat seperti orang sakit?

Aku menggelengkan kepalaku dan menatapnya bingung. "Nope. Memangnya aku terlihat pucat?"

"Kau baru saja menyapaku. Apakah itu tidak aneh?" Balasnya dan menatapku dengan tatapan aneh.

Aku menggaruk belakang kepalaku yang sama sekali tidak gatal. "Memangnya salah jika aku bersikap baik dengan kau?"


"Han-"

Kalimat Cam terpotong karena ada seseorang yang menghampirinya.

"Hai Nikki." Sapa sosok itu dengan gaya centilnya, as usual.

HeartBreak GirlWhere stories live. Discover now