Zweiundzwanzig

31 2 0
                                    


Plastic! Dasar penggoda! Tetapi kenapa dia mau saja digoda dengan plastics girl like her?

Oh god.. Jangan bilang kalau dia juga tertarik. Oh No!!


Wait! Kenapa aku jadi memikirkannya? Stupid!

Aku pun kembali ke tujuan awalku, James!


"James, we really need to talk." Aku menghampirinya dan menariknya untuk menjauh dari Rena dan Michael.

Aku perlu berbicara dengannya, hanya berdua.

"James, Please tell me what's wrong! What have I done to you? Kenapa kau mengacuhkanku seperti ini?" aku menggapai kedua tangannya, menggenggamnya dan menatap matanya lekat.

Dia melepaskan kedua tangannya dari genggamanku. "Nothing wrong. Everything is fine."


Aku semakin lekat menatapnya. "No it's not! I know there is something. If everything is fine, kenapa kau mengacuhkanku?"

"Aku tidak mengacuhkan kau. Itu hanya perasaan kau saja." Dia membalikkan tubuhnya dan berniat untuk pergi.

Aku langsung menarik tangannya, menahannya. Aku kembali menatap mata hazelnya lekat. "I'm so sorry If I do something wrong to you."

James tidak membalas perkataanku. Dia hanya diam.


"James, apakah kesalahanku sangat besar sampai kau mengacuhkanku seperti ini? Jika iya, aku minta maaf. I'm really sorry. I don't mean it."

"I'm sorry, James." lanjutku.

Aku dapat merasakan James menyentuh lenganku. "Hey, kau tidak perlu meminta maaf. Kau tidak melakukan kesalahan sedikitpun."

"Terus kenapa kau mengacuhkanku?"

"Aku tidak mengacuhkan kau, Nik. Mungkin itu hanya perasaan kau saja."

"Ya? Are you sure?" tanyaku masih tidak percaya.

"One hundred percent." Ucapnya.

Aku masih belum dapat percaya jika tidak ada sesuatu. I know him and aku sangat yakin dia tadi mengacuhkanku. He was totally ingoring me.


Aku pun hanya menatapnya, mencoba untuk mempercayai ucapannya.

"Hey, Everything is fine. Aku sama sekali tidak mengacuhkan kau. Jika kau memang merasa seperti itu, aku minta maaf. I'm sorry. I don't mean it." Jelasnya sembari menatap mataku, intens.

Aku menganggukkan kepalaku. "Okay If you say so."

"But please, don't do that again." Ucapku.

Dia memunculkan senyuman di bibirnya yang membuat dimples di pipinya muncul. "Never. I can't ignoring you."


Aku pun tersenyum mendengar ucapannya, lega. "so, we're good?"

Dia menganggukkan kepalanya dan tersenyum lebar. "Of course."

"Come here." Dia merentangkan kedua lengannya.

Aku pun mendekatkan tubuhku ke tubuhnya, memeluknya erat.

HeartBreak GirlWo Geschichten leben. Entdecke jetzt