Einunddreβig

17 2 0
                                    



To: James

I'm sorry. Please let me call you.


James tidak juga merespon pesanku. Aku sudah berulangkali mengiriminya pesan dengan isi yang sama. I know it was my fault. Aku tidak seharusnya melakukan hal itu, rasa kesalku pada Cam membuatku melakukannya. Aku sudah menghacurkan perasaan James dan persahabatan kita.


Knock knock


Seseorang mengetuk pintu kamarku.

Aku pun langsung bangkit dari kasur dan membukakan pintu.

"Mom?" Mom tengah berdiri di depan kamarku dengan spatula di tangannya.

"Cam menunggu kau di bawah, cepat temui dia!" Perintah Mom.

Cam? Mau apa dimenemuiku? Belum cukup dia menghancurkan hatiku dan persahabatanku dengan James?

Urmm Cam tidak menghancurkan persahabatan kau dengan James, Nik.

Yeah okay Aku yang menghancurkan persahabatanku dengan James, tapi tetap saja ini semua salah dia.

Aku menggelengkan kepala. "Nope mom. Aku sedang sibuk."

Mom mengedarkan pandangannya ke dalam kamarku dan menatapku menyelidik. "Sibuk, huh?"

Aku menganggukkan kepalaku cepat. "Ya, really busy."


Mom menyambar lenganku. "Mom tahu kau sedang bermalas-malasan. Cepat turun dan temui Cam." Mom menarikku keluar kamar dan langsung menutup pintu kamarku.

Mom mendorong lembut tubuhku dan membuatku berjalan menuruni anak tangga, mengikuti kemauannya.

"Maaf ya lama nunggunya." Seru Mom kepada Cam.

Cam bangkit dari sofa dan menghampiriku dan Mom.

Dia tersenyum manis. "No problem. I'll wait for her."

LOL!! Seruku dalam hati.

Mom meninggalkanku dengannya.


"Hey Nik." Sapanya.

Aku sama sekali tidak berniat untuk membalasnya, melihatnya saja aku malas.

"Bagaimana kalau kita duduk dulu and I'll explain what was happened yesterday." Ucap Cam.

Aku mengembuskan napasku, kesal. "You don't need to explain anything and I have something to do right now. It's more important than hearing you're explaination. You better go now."

Aku membalikkan tubuhku dan hendak pergi meninggalkannya.


"Nik, Please. I can explain. Ini tidak seperti yang kau pikirkan." Cam meraih lenganku, menghentikan langkahku.

Aku membalikkan tubuhku dan melepaskan tangannya dari lenganku. "Memangnya apa yang aku pikirkan? Look! Kau tidak perlu menjelaskan apapun kepadaku. I'm not even your friends. I'm nobody for you. Okay?"


Cam meraih kedua tanganku dan menatapku lekat. "You might be not my friends but Aku harus menjelaskan hal ini kepada kau. You know why?"

Aku mengalihkan pandanganku, menundukkan kepalaku.

"I know you have James. You love him and you won't leave him just for me but I like you. I really do. I--."

Aku langsung menyambarnya "What did you said? You like me? LOL!!"

"And You know what? You ruins everything. James mad at me now. It's all your fault. I can't lose him. I hate you." Lanjutku dengan nada tinggi dan tatapan tajam yang tertuju langsung kepada Cam.


Cam mengerutkan dahinya. "What? You blame me for this? You're the one who cheating on him. Yes I like you and I know you feel the same thing but it ain't my fault. It's all your fault. You let yourself fall for me. You have a boyfriend. You should be faithful and opened up about your relationship so other guys won't chasing you. Do not blame me for what you done to him! I've never asked you to choose between me or him. I just show you how much I like you and I wasn't expecting you'll like me back. Okay I'm hoping you have the same feeling for me but I won't force you to leave him for me. And one thing, kejadian kemarin sama sekali diluar kendaliku, she kissed me." Jelasnya dan berlalu pergi meninggalkan rumahku.

Aku hanya terdiam, berusaha mencerna perkataannya. Aku tidak mengerti maksud dari perkataannya kecuali kalimat terakhir tentang kejadian kemarin.

Me and James? Cheating? Boyfriend? What the hell was he talking about?

Aku pun berlari menuju kamar, mencoba mengingat kembali semua perkataannya dan memahaminya.


Aku membaringkan tubuhku di kasur, menatap langit-langit kamar sembari meningat kembali pembicaraanku dengan Cam.

"Oke pertama, dia memaksaku untuk mendengarkannya dan aku tidak mau mendengarkan penjelasannya. Aku memarahinya dan dia mengatakan kalau dia menyukaiku, but I have James and I won't leave him for Cam." Aku berbicara sendiri, mencoba memutar kembali pembicaranku dan Cam.

"Dia juga mengatakan seharusnya aku terbuka mengenai hubunganku dengan James." Lanjutku.

Aku tidak mengerti. I have no idea. Aku pun menyerah dan menenggelamkan kepalaku ke dalam bantal dan menutupi seluruh tubuhku dengan selimut. Mungkin tidur akan membantuku mengerti maksud dari ucapan Cam.


Dzzrt Dzzrt

Ponselku bergetar,

Huft untung aku belum tertidur pulas. Aku langsung meraih ponselku dan melihat sosok yang mengirimiku pesan.


James

James?? Finally!!

Dengan perasaan yang tidak jelas, Aku langsung membuka isi pesan tersebut. 


_to be continued_


Hey! Thanks for reading!! Please let me know how you think about this chapter!! Thank you :)

Have a nice day :D

HeartBreak GirlWhere stories live. Discover now