Part 18

1.7K 117 0
                                    

Aku mengelap keringat keringat yg meluncur di daguku, pasalnya sudah sejam ngebersihin rumah Fano, tapi gak selesai2. Di bantu Fano yg mengepel dan aku yg menyapu, rumah Fano terasa lebih luas dari biasanya.

Aku mengomel sepanjang kami bersih2, pasalnya dari lantai atas dan bawah Fano mengulang ngepelnya karna gak bejus.

"Sebelah sana, kapan bersihnya my king" omelku pada Fano yg hanya mengepel asal. Kali ini Fano terlihat berhenti dan menatapku tajam.

"Kamu ko bawel banget sih, suruh ini suruh itu" protesnya jengkel.

"Iya maaf.. lagian inikan rumah kamu, gimana mau bersih kalo kerjanya gitu" ucapku membujuk sambil senyum lebar.

"Iya, aku laper nih, mana pinggangku mulai encok lagi" jawab Fano sambil menunjukan pinggangnya yg mulai sakit dengan manja

"Kamu pikir cuma kamu, aku juga laper, capek, lagian kamu minta gajian kok kerja bakti" jawabku yg mulai gak tahan sama perut yg mulai protes.

"Ya udah nanti kita masaknya bareng ya" bujuknya yg kayaknya mulai gak punya pilihan, aku cuma ngangguk. Kakek yg sedari tadi hanya nonton tv  sedang tertawa tebahak2 hanyut dalam sitkom yg dia tonton.

Selesai bersih2 kami langsung menuju dapur, karna sepertinya perut kami sudah tidak terima karna tidak mendapat jatah.

Kami segera mengeluarkan isi kulkas untuk segera memasak.

"My queen.. ayo kita buat gorengan, tapi jangan sampai kakek tau" pinta Fano yg sepertinya tidak tahan jadi vegetarian.

"Iya nanti aku buatkan, ambil tepungnya" suruhku sambil terus memotong sayur.

"Biar aku yg bikin" ucap Fano semangat.

Kami mulai memasak dengan semangat, tanpa sadar perut kami sepertinya mulai diam, karna sibuk.

"hay my queen" panggil Fano sambil menyolekkan tepung di wajahku tepat saat aku menoleh.

"A,, my king,, mulai ya" aku langsung membalas Fano, dan membuatnya belepotan dengan tepung. Karna dia gak terima dia mulai membalasku sampai tepung adonan hampir habis.

Kami tertawa karna menghabiskan adonan. Jujur sepele tapi membuatku sangat bahagia.

"Hahhaha dasar cemong" ucap Fano mengejek.

"Kamu juga kali liat tu" tunjukku menunjuk wajah nya yg udah mirip vampire.

Tiba2 Fano mengelap tepung di pipiku lembut. Mendekatkan wajahnya dengan wajahku.

Sumpah so sweet banget.

"Laper nih" ucapnya menyadarkan ku. Sambil menunjukan perutnya yg mulai kosidahan.

"Iih gak tau apa lagi romantis2an" protesku sambil mencubitnya pelan.

"Hahha nanti aja kalo aku udah makan ya" jawabnya sambil mencubit pelan pipiku.

Selesai memasak aku mengajak kakek untuk makan bersama. Kami makan satu meja.

Selesai makan Fano mengantarkanku pulang kerumah.

"Ah aku mau numpang tidur ya, aku capek" Ucap Fano sambil berbaring di sofa.

"Aku mandi dulu ya" kataku lalu meninggalkan Fano yg langsung tidur pulas. Sepertinya dia sangat kelelahan.

Selesai mandi aku menghampiri Fano yg masih tidur. Entah kenapa aku tergiur untuk membuka hp Fano yg tergeletak di meja.

Sambil was2 aku membuka galeri, dan ya tuhan itu membuatku melongo. Galerinya penuh dengan fotoku dan dia dan kami berdua.

"Kamu lagi ngapain" tanya Fano yg langsung merampas ponselnya dariku. Aku terkejut setengah mati.

"Aku cuma ngeliat galeri aja kok" jawabku gugup. Aku terpegok, benar2 mati kutu.

"Ya udah nih, liat aja" ucap Fano mengulurkan ponselnya padaku. Aku menerimanya sambil menatap Fano aneh. Kali ini dia gak marah, sepertinya dia sudah mulai terbuka denganku.

Makin sayang deh.

"Kok banyak banget foto kita" tanyaku heran.

"Kan kamu pacar aku, takut kangen soalnya" jawabnya membuat ku tersenyum malu. Entah aku yg gampang baper atau apa.

"Aku liat hp kamu dong" pintanya sambil tersenyum licik.

"Ee tapi.." ucap ku menggantung. Tapi dia bukan orang sabar, dia itu gak sabaran jadi dia langsung merampas ponselku dari genggamanku.

"Wiiihh ternyata banyak juga fotoku di hp mu hahhah" tawa Fano menertawakanku. Dan merasa bangga fotonya ada di ponselku.

Aku tersenyum malu, karna menyimpan fotonya, sampai galeriku penuh foto berdua. Dia masih terus tertawa melihat foto satu persatu.

"Jadi kamu sayang banget juga ya sama aku" tanya Fano konyol.

"Iya lah .. emang kamu gak" tanyaku.

"sayang aku lebih besar dari pada sayang kamu, sayangku sebesar bumi seluas samudera" jawabnya sambil menirukan bentuk bumi dan luas samudra.

"Aish aku juga" jawabku tak ingin kalah.

"Owh iyaaa.."  ucapnya meledek.

"He.eh" jawabku singkat.

Dia hanya diam dan bangun, tiba2 dia mendaratkan kepalanya di pangkuanku.

Dia menatapku, penuh dengan banyak arti. Entahlah banyak perasaan saat tatapan kami saling bertemu. Karna geli kami tertawa bersama. Lalu memalingkan wajah tanpa sadar.

"Kenapa ketawa?" Tanyanya yg masih setengah terkekeh.

"Kamu sendiri kenapa?" Tanyaku balik.

"Em gak tau.. perasaanya jadi...." ucapnya yg menggantung. Sambil berfikir.

"Rumit" ucap kami hampir bersamaan.

Kamipun kembali tertawa karna menjawab jawaban yg sama.

"Kayaknya kita jodoh deh" selanya membuatku mengangguk membenarkan.

Besok aniversery kami ke sebulan. Jujur itu agak alay. Tapi kami tetap akan merayakannya, walau kami gak saling merencanakan, karna aku berniat untuk membuat surprise untuknya.

Huft udah hampir sampai di ujung nih. Baca sampai akhir ya kasih voment buat kasih semangat

THE SOMVLAK BOYWhere stories live. Discover now