[Pacar atau Istri]

1.1K 100 1
                                    

Happy Reading♡
.
.
.
.
.
[Fake Love]

"Gimana?"

"Masakan kamu selalu nomor satu setelah mamah,"

Gadis dihadapan Jimin itu tersenyum dan menyimpan apron yang tadi kenakannya lalau setelahnya duduk dihadapan Jimin untuk ikut makan siang. Akhir-akhir ini gadis itu memang merasa ada yang aneh dengan Jimin, lelaki itu jarang mengangkat teleponnya dan juga jarang membalas pesan yang dikirim olehnya.

Namun pikirannya berusaha berpikir positif mungkin saat Jimin tidak mengangkat telepon dan membalas pesannya Jimin benar-benar sedang sibuk. Perihal Seulgi, gadis itu sebenarnya ingin bertanya lebih jauh karena dia yakin seratus persen jika Seulgi bukan orang suruhan ibu Jimin.

Mina tersenyum melihat Jimin memakan masakannya dengan lahap, ada rasa senang pada dirinya dan berusaha menepis pikiran buruk tentang Jimin dan juga gadis yang bernama Seulgi itu.

"Kamu jadi nerima tawaran Jessi?"

"Iya, kayaknya sih lumayan lah buat share ilmu juga 'kan?"

"Berapa lama?"

Jimin berpikir sejenak, "Ngga tau sih, cuma dua bulanan gitu keknya."

Mina mengangguk dan tersenyum, "Aku ngga akan lirik cewe lain ko tenang aja, kan aku cuma cinta kamu." ucap Jimin dan membuat Mina tersipu

Hening menjadi spasi diantara mereka, hanya siara dentingan alat makan yang menjadi suara ditengah keheningan mereka.

"Hari ini ke pemakaman Mamah?"

Mina mengangguk, hari ini hari satu tahun ibunya meninggal. Dan Mina selalu berkunjung ke makam sang ibu ditemani dengan Jimin, Mina hanya bisa berharap jika Jimin memang lelaki yang tepat untuknya, dan juga tidak ada orang lain yang merusak kebahagiaannya.

Setidaknya itu harapanya. Harapan seorang Mina

[Fake Love]

Mata Seulgi menelusuri cafe mencari keberadaan seseorang. Aroma kopi yang tercium saat baru pertama membuka pintu menjadi ciri khas cafe tersebut, Seulgi berdecak saat tak mendapati seorang Park Jimin, namun saat hendak mengeluarkan ponsel matanya menangkap sosok Jimin yang duduk dipojok dekat jendela sambil menatap ke arah luar dengan tangan yang dilipat didepan dadanya juga kakinya yang tumpang tindih.

Kaki Seulgi langsung melangkah mendekati Jimin dan duduk dihadapan sang lelaki dengan sangat pelan, berharap jika Jimin tak menyadari keberadaannya.

"Dah dateng lo?" Pertanyaan yang Jimin lontarkan saat Seulgi duduk dihadapannya.  Dia pikir Jimin tak akan menyadari keberadaannya namun tanpa di duga Jimin menyadari keberadaannya padahal dia sedang fokus dengan pemandangan diluar.

Entah karena pemandangannya atau memang Jimin yang memang sedang berpikir hingga lelaki itu tak menoleh kearahnya

"Gimana ?"

Seulgi mengangkat kedua alisnya bingung, Jimin akhirnya menoleh dan kemudian pelayan datang dengan es americano juga kue red velvet kesukannya. Lelaki itu mendekatkan pesanan yang pelayan bawakan ke arahnya, "Lo beneran ngga mau batalin pernikahan ini?" Tanya Jimin dan menunjuk makanan serta minuman yang sudah dihadapan Seulgi dengan dagunya.

Fake Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang