CEO Sexy - 1 - Desahan yang Terhenti

Mulai dari awal
                                    

"Akan ada General Manager baru hari ini," ujar Michael tenang. Pria berkacamata itu sama sekali tak terusik dengan fakta yang baru saja didapatnya.

Dengan jemari yang kokoh, Axel membuka map di hadapannya. Alisnya mengerut ketika melihat foto yang tertempel di sudut kertas.

"Kenapa dia?" Axel seolah tak percaya melihat ada wanita dengan paras biasa-biasa saja bisa menjadi seorang GM. Yah, bukannya diskriminasi pada wanita berwajah pas-pasan di luar sana, tapi bagi Axel, paras cantik adalah salah satu syarat utama agar bisa bekerja dekat dengannya.

Axel sudah cukup muak dengan para manajer yang rata-rata sudah memiliki banyak kerutan di wajah.

GM adalah salah satu pekerjaan yang akan sering berhubungan dengannya. Sosok yang akan selalu hadir untuk memutuskan berbagai pertimbangan perusahaan. Mengganggu pemandangan!

"Kamu tidak bisa mengelak." Tanpa mengindahkan wajah Axel yang terlihat tidak suka, Michael melanjutkan pembelaannya. "Sudah tidak terhitung banyaknya kandidat yang diajukan oleh HRD kamu tolak."

"Karena mereka tidak kompeten!" Axel makin terlihat tidak sabar.

"Bukan!" Michael menumpukan kedua tangannya di atas meja. Menatap lekat-lekat orang yang sudah ia kenal sejak mereka masih duduk di bangku kuliah. "Kamu hanya mengincar yang cantik."

Axel lagi-lagi mengedik tak acuh. "Ini bukan urusanmu. Kenapa ikut campur?"

Axel mencondongkan tubuhnya ke arah Michael dan menatap lawan bicaranya lekat-lekat.

Sungguh, Axel tidak suka pengacara kantornya ini. Selalu saja turut campur sejak salah satu pemegang saham terbesar meninggal sebulan yang lalu. Michael seperti kelimpahan banyak pekerjaan baru. Termasuk mengurusinya.

"HRD sampai mengeluh padaku bahwa kamu menolak semua kandidat yang mereka ajukan." Michael mengamati lawan bicaranya yang masih terlihat tak mau menggubris.

Tarikan napas panjang terdengar. "Saat ini kita sedang melakukan ekspansi besar-besaran. Tanpa GM, pendataan dan pengambilan keputusan kita berantakan. Kita butuh orang yang mampu mengakomodir seluruh manajer dari berbagai cabang. Kamu terlalu sibuk untuk itu bukan?!"

Kali ini Michael menekankan setiap kata kuat-kuat. Berusaha menunjukkan pada Axel bahwa dialah biang kerok ketidakteraturan pendataan kantor. Kesibukan seperti yang barusan ia lakukan dengan wanita itu kadang bisa memicu keributan.

Belum sempat Axel membuka mulutnya, Michael memotong. "Kita tidak sempat menyeleksi lagi." Michael semakin mencondongkan tubuhnya ke arah Axel. "Dia adalah kandidat termuda dan tercantik yang bisa aku temukan. Kemampuan manajerial wanita itu di kantor sebelumnya juga hebat. Jangan minta macam-macam!" desisnya.

Axel menelan kembali kalimat yang hendak ia lontarkan. Pria itu sedang malas berdebat. Ia hanya berdecak dan mengempaskan tubuhnya ke sandaran.

"Terserah."

"Terima kasih. Aku pergi dulu. Siang nanti akan kuperkenalkan di hadapan seluruh manajer Crown Land Developer." Michael mengangguk dan berbalik. Meninggalkan Axel yang memandang jijik ke atas map.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
END Passionate CEO x Malam yang Tak TerlupakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang