12][Surat Untuk Raka

57.7K 6K 180
                                    

Sesha menemukan Raka----------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesha menemukan Raka
----------


"Lo ngapain di sini?"

"Ngapain lo bilang?" tanya Sesha kesal mendengar pertanyaan Raka. "Lo pikir gue bercanda bilang mau nyamperin lo ke Semarang?"

Raka memiliki mata cokelat indah dengan alis tebal yang membuatnya menawan. Sesha selalu menyukai mata itu. Tapi sorot mata itu kini terlihat sangat asing. Ada rasa tak suka yang terpancar dari sana. Dan itu membuat hati Sesha terluka.

"Kapan lo bilang ke gue?"

"Lo nggak baca surat terakhir gue?" tanya Sesha geram.

"Surat apa?" Raka terlihat bingung. Entah pura-pura bingung, Sesha tidak tahu.

Sesha menghela napas dalam. Mencoba menenangkan diri agar tidak meledak di sini. Ini tempat umum, Sesha harus bisa menahan diri agar tidak marah-marah di sini. Bagaimanapun juga, Sesha masih punya malu.

"Rey, siapa sih?" tanya cewek berambut sebahu yang sejak tadi berada di sebelah Raka.

Sesha hampir melupakan keberadaan cewek mungil itu. "Mbak nanya saya siapa?" tanya Sesha balik sebelum Raka sempat membalasnya. "Saya pacarnya. Mbak siapa? Pacarnya juga?"

"Sha," tegur Raka terlihat kesal. "Lo balik Jakarta, deh. Lo nggak ada urusan di sini."

Sesha menatap cowok yang pernah dicintainya itu dengan tatapan tak percaya. Sebegitu mudahnya Raka mengusirnya pergi. Padahal dirinya jauh-jauh datang dari Jakarta hanya untuk menemui Raka. Bagaimana bisa dia memperlakukan Sesha seperti ini?

"Lo nggak mau jelasin apa-apa ke gue?" tanya Sesha lagi, menahan air mata yang mendesak ingin keluar. "Lo nggak ada kabar berbulan-bulan, Ka. Gue ke sini buat lo. Dan lo ngusir gue gitu aja?"

"Oke. Kita putus. Udah jelaskan," balasnya tak acuh yang membuat Sesha menatapnya tak percaya. "Sekarang gue juga udah punya cewek. Nggak usah gangguin gue lagi, Sha." Dengan begitu Raka berbalik menggandeng cewek yang tadi bersamannya dan meninggalkan Sesha yang hanya bisa mematung di tempat dengan hati hancur lebur.

Sesha mundur dan bersandar pada pagar pembatas. Ia menunduk, manatap kosong lantai di bawahnya. Ia tak menyangka jika Raka akan sekejam itu kepadanya. Raka lebih memilih pergi bersama cewek lain, daripada tinggal dan menyelesaikan masalah dengannya. Padahal Sesha sudah terbang jauh dari Jakarta hanya untuknya.

Putus dia bilang? Raka benar-benar tidak punya hati.

Sesha melirik ke arah sebelahnya. Ada dua cowok tengah bersandar di pagar pembatas, bersebelahan dengan dirinya. Mereka berdua juga sedang melirik ke arah Sesha. Cepat-cepat Sesha menegakan badan dan menghapus air mata yang mengalir di pipinya. Ia tak boleh menangis di hadapan orang asing. Apalagi menangis gara-gara Raka. Memalukan.

"Kalian masih di sini?" tanya seorang pria yang berhenti di depan kedua cowok itu. Pria itu terlihat menggandeng seorang perempuan cantik. Mungkin pacarnya, pikir Sesha.

"Iya, Pak. Masih nyari cewek misteriusnya Raka, nih." Cowok berkaos hitam dibalut jaket bomber itu memukul punggung cowok yang berdiri di sebelahnya.

"Nyesel aku kesini sama kamu, Yan."

"Masih belum ketemu cewek misteriusnya, ya?" tanya pria itu kembali.

"Belum, Pak. Mungkin pesawat jurusan Jakarta-Semarang lagi kena macet."

"Udah, Pak. Abaikan Gian. Dia lagi ngawur bicaranya. Belum minum obat tadi," balas cowok yang sepertinya bernama Raka itu. Lalu Sesha ingat, sepertinya cowok ini yang ia tabrak tadi waktu keluar dari bioskop.

Pria di hadapan mereka tertawa. Juga perempuan di sebelahnya. Lalu, mereka berdua pamit dan pergi meninggalkan kedua cowok itu.

"Santai, Ka. Mungkin Sesha nyasar di Paragon. Orang Jakarta kan nggak kenal daerah Semarang."

Napas Sesha tercekat mendengar namanya disebut. Jantungnya pun berdegup kencang. Mendadak ia menjadi gugup. Apa mungkin surat yang ia kirimkan kepada Raka pacarnya, nyasar ke Raka yang lain?

"Raka?" panggil Sesha dengan suara pelan.

"Iya?" Cowok berkemeja kotak-kotak itu menoleh ke arahnya.

"Lo Raka?"

-----------
[25.03.2018]

Hayoloooh mereka beneran ketemu hahahaha
Kira-kira apa reaksi Raka?

Surat Untuk Raka (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang