Friend, Foe or what P.2 - Fanfic Oneshot

4.1K 412 22
                                    

Hmmm, warning alert!
Ini lagi lagi bukan lanjutan real life Ali Prilly. hehehe..
Jadi daripada keburu ditagih, saya mau jujur dulu biar kalian ga kecewa kuadrat hehe..
Kalian mending baca ceritaku yg lain misalnya My Lovely Boy, atau supir I love you, baru aku kasi bonus part hahaha.. bisa kalian kasih nasukan juga, jika berkenan.

Lagi ga sempat ngecek berita atau apapun jadi aku ga tau apa-apa tentang mereka, kegiatan ku hanya nonton jodoh tertukar itu aja bolong2 😂

O, iya ini lanjutan ya.. kalau ada yang ingat cerita ini berarti kalian hebat hahaha

~~~~~~~^
Cinta dan Benci.
Sama sama lima huruf
dan itu perasaanku padamu.

~ Zizi ~

~~~~~~~^

Seorang wanita cantik tengah duduk membereskan beberapa barangnya di mejanya yang berantakan. Ia Aprillya Larissa yang sekarang sudah menjadi Dokter cantik. Siapa yang tahu gadis tersebut akan tumbuh menjadi wanita yang gilai oleh dokter muda lainnya. Tapi tetap saja ia terus menjaga perasaannya untuk seseorang yang ia tunggu.

"Dokter, ini pasien terakhir," ucap Suster menyerahkan berkas.

"Oh, iya, Sus, suruh masuk," Prilly memakai kembali jas nya dan kembali membereskan beberapa barangnya.

"Apa kabar dokter?" suara familiar tersebut membuat Prilly terpaku tak mau mengangkat wajahnya.

Ia segera mengambil berkas di meja untuk melihat nama orang tersebut. Farel Ali Pratama.

"Jadi gue tetap dicuekin walau pasien?" tanya suara itu kembali, Prilly mengangkat kepalanya menatap pria menyebalkan tersebut.

"Emang situ sakit?" tanya Prilly cuek bersandar pada kursi.

"Lo ga periksa mana lo tahu!" seru Ali lagi.

"Buat apa, ini hanya akal-akalan lo kan?" Ali menghela nafasnya sepertinya memang ia akan susah dimaafkan.

"Dokter manis, dokter cantik, dokter tega samaa saya?" Prilly tersenyum mendengar ucapan Ali.

"Dokter saya beneran sakit, ga pengen diperiksa dulu?" Ali mencoba menawarkan diri tapi Prilly terlihat enggan. Ia mencoba berdiri dan Ali segera duduk di kasur pasien.

Prilly memeriksa suhu tubuh Ali dan ia terkejut mendapati panas badan Ali sepertinya tinggi. Nafasnya juga seperti nya panas saat Prilly tak sengaja merasakan nafas yang keluar dari mulut Ali saat stetoskop mendekat ke dada Ali.

"Ali, kamu pasti belum makan ya?" Ali hanya tersenyum membuat Prilly mengerucutkan bibirnya kesal.

"Kenapa demam kamu bisa tinggi, kamu ngapain?" tanya Prilly kesal.

"Hmm, kan semua gara-gara kamu," ucap Ali santai.

"Kamu, nyalahin aku karena kamu demam?"

"Iya, supaya kamu bertanggung jawab merawatku," Ali menyentuh lembut wajah Prilly.

Prilly sempat terkejut karena suhu tubuh mereka yang berbeda. "Aku minta maaf," Ali mengelus wajah Prilly lagi, sudah lama ia meninggalkan gadis cantiknya tersebut.

Prilly menurunkan tangan Ali sepertinya ia sudah memaafkan hanya saja masih ada yang mengganjal. Hampir setengah tahun tiba-tiba saja mereka lost contact setelah lelaki tampan ini hampir 5 tahun di Jerman. tak masuk akal. Ali tak menjelaskan apa yang terjadi dan itu membuat pertengkaran mereka memuncak kemarin.

Prilly diam kalau tidak berantem sudah pasti ia akan memeluk lelaki ini. Tanpa kabar, tanpa pesan, wajah rupawan lelaki di hadapannya begitu ia rindukan tapi terasa menyebalkan karena sepertinya hanya ia yang merasa.

Aliando Prilly - Fanfic Oneshot SS 2 (End)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin