11. pahit ( Pov ERIK )

18.4K 1K 176
                                    

Terimakasih atas respon kalian semua. Banyak saran Yang sangat membangun. Untuk kedepannya upload akan random dan lebih ke sudut pandang erik. Mulai dari pov hingga latar belakang.

banyak typo bertebaran. Klarifikasi : Untuk Deon adalah putra laki laki Erik dan biggy, bukan putri perempuan.
-----

"Kebenaran yang haqiqi adalah milik Allah SWT."

Aku baru saja tiba bersama ambulan yang saat ini memasuki halaman rumah sakit. Bajuku tak berwarna lagi, aku juga tidak peduli dengan kondisi dan diriku saat ini. Hanya mereka yang aku fokuskan, istriku dan Deon-putraku.

Pintu mobil ini sudah terbuka. Dua ranjang sudah terlihat disana dan beberapa dokter serta perawat menyambut kedatangan kami.

Akupun ikut turun bersama mereka. 

Kondisi biggy saat ini tidak memungkinkan, Kata perawat yang datang bersama ambulan tadi berbicara padaku bahwa biggy mengalami pendarahan berat di kepalanya. Aku hanya bisa menatap apa yang dia jelaskan.  dalam tatapanku, Aku kini Hanya bisa berdoa dan menggenggam tangannya, meyakinkan diriku sendrii bahwa semua akan baik baik saja.

Dia harus sadarkan diri. Istriku harus pulih. Bukan Hanya demi aku, tapi demi anak kami. Dia harus ada mendampingiku sebagai mama bagi Deon, Anakku. 

untuk saat ini, Aku belum siap kehilangan kamu biggy.

kamipun berlarian. aku sedikit bingung harus menunju kemana. satu arah ek ruang IGD dan satu arah ke ICCU.

"Pak, tenang pak. Anak bapak tidak apa apa. Dia hanya pingsan saja dan sudah kami alihkan ke ruang rawat." Terang seorang perawat menepuk pundakku. nafasku sudha tak karuan.

Ini ke 4 kalinya aku mondar mandir dari ruangan di IGD Dan ICCU. bagaimana tidak, Kata dokter tadi, biggy harus segera di operasi. Dan disisi lain, Deon dalam kondisi shock berat. 

Anakku itu pingsan dan mamanya sedang kritis disana.

"Terimakasih sus." Aku menuju ranjang tempat Deon tadi dirawat di Instalasi Gawat Darurat. 

anakku itu Tiba tiba hilang, namun aku lega saat mengetahui perpindahannya ke ruang rawat.

Ya Allah, aku hanya mengelah nafas berkali kali. Sudah jam 11 siang. 2 jam telah berlalu untuk menyaksikan kenyataan ini. Biggypun baru masuk sejam yang lalu tapi Sampai sekarang tidak ada kabar.

"Brengsek kamu!" Aku terkejut. Sebuah pukulan keras menghantam pipiku.

Cosmo. Pria itu emnatapku geram. Kakak ipar, mertuaku dan sahabat biggy. Mereka melihatku saat ini.

"Apa yang kamu lakuin sama adikku!" Teriak Fastin. Kakak iparku.

Aku tak menjawab apapun, aku hanya menatap mereka.

"Biggy. Kritis mbak." Aku kembali terduduk dan menundukkan kepalaku ke bawah tubuhku.

Aku lelah. Benar benar lelah. Berbagai perasaan didalam diriku tak dapat aku jelaskan dengan kata kata.

"Kamu gila! Kok bisa adikku." Fastin memukul mukul diriku. Aku hanya diam saja. Aku tak sanggup membela diri. Biarlah dia meluapkan emosinya. Aku akan menerima apapun itu.

"Maaf mbak. Maaf ma. Maaf pa. Aku tidak bisa menjaga anak kalian." Aku hanya bicara parau. Tak melihat mereka hanya bicara Dnegan menundukkan kepala.

"Dimana cucu mama?" Ibu mertuaku mendekat ke arahku. Dan duduk disampingku.

"Deon. Masih tidur ma. Dia di ruang rawat. Tadi Erik sudah lihat." Jelasku.

Tanpa bicara lagi. Fastin dan nikel langsung berjalan meninggalkan diriku dan mamanya. Berjalan Berlalu ke arah rawat inap anak.

Pemeran UtamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang