12A. Kania

3.3K 258 17
                                    

Sesuatu itu telah hilang, benar benar hilang. Untuk pertama kalinya dalam hidup seorang erik. Pria itu merasa tak ingin melakukan apapun. Dia hanya terdiam. Menatap parau ke arah ranjang rumah sakit dimana deon ada disana. Dengan kain putih yang sudah menutup rapat seluruh bagian tubuh mungil putra satu satunya itu.

"Astagfirullah hal adzim.." berkali kali seorang wahyu ningsih, wanita pendiam dan penyabar itu akhirnya bersuara keras. Ibu mertua erik berteriak cukup kencang. Entahlah. Tapi sungguh sebuah kenyataan dilusr harapan dan dugaan. Bahwa momen sepahit ini, tak pernah disangka oleh nya.

Erik, kini bersandar pada dinding rumah sakit. Mendudukan dirinya, berjongkok dengan tangan mengatupkan kedua kakinya dan muka lesunya menuntuk ke arah lantai.

Dia tidak menangishanya sesak cukup dalam dia rasa di dadanya. Tawa deon, keceriaannya. Semua tergambar jelas di benak erik.

"Tuhan, engkau sungguh kejam." Batin itu, dia mengumpat penciptanya.

"Tuhan, kenapa harus dia.," tanyanya.

"Kenapa harus deon, dia masih belia tuhan. Bahkan dia blum sempat menikkati indahnya dunia mu. Kenapa kau harus menjemputnya tuhan." Dalam kepalan tangannya. Dia mengutuk. Dia hanya tak rela hal seburuk ini harus dia alami.

Erik, mengingat memon pertama saat dia merasakan menjadi seorang ayah. Merasa sempurna ketika apa yang ia usahakan bersama sang biggy istrinya, disambut baik oleh tuhan dengan dilahirkannya seorang pria mungkin kecil berkulit putih, berhidung mancung dan berwajah rupawan. Masih sangat, kental dibenaknya. Bayi merah itu. Saat adzan dia kumandangkan ditelinga kecil deon.geliat geliat tingkah deon. Menjadi kebanggaan erik, setiap dia pulang dari bandara ataupum penerbangannya. Dia selalu menyempatkan diri, bahkan mecari celah untuk pulang ke rumah melihat anaknya. Dengan PDnya dimanapun dia berada, dia akan bangga menceritakan putranya. Kepada rekan kerjanya dan kawan kawan nya dimanapun itu. Sebelum sesuatu itu, mengubahnya menjadi pria yang sangat tidak disukai biggy. Perubahan erik, yang sangat drastis. Itulah yang entah erik secara sadar mulai merenung.

----

Bendera kuning, sudah tertancap di sudut rumah mewah. Keluarga Handoko. Disitulah bacaan doa dan surat yasin terdengar.

Pria yang nampak tegar itu, sudah memakai kemeja hitam dengan Peci sambil menyalami satu persatu pelayat yang datang ke rumah mertuanya.

Deon akan dikuburkan di pemakaman umun di kota yogya. Dimana lokasinya lebih dekat dengan rumah keluarga biggy. Itu atas permintaan langsung wahyuningsih. Dan tanpa bertanya  erik mengangguk dan menyetujui permintaan ibundanya itu.

" Mas," suara itu membuyarkan lamunannya.

"Mama." Ucapnya. Wanita itu nampak berkaca kaca.

"Maafin mama baru datang sekarang." Ujar mama erik. Tangannya memeluk erat putranya.

Ada kakak perempuannya, papanya dan kakak laki lakinya disitu. Mereka bergantian memeluk erik.

"Maafin mama, dimana ibu mertuamu. Mama ingin bertemu." Ujar wanita itu. Erik lalu membimbingnya. Berjalan perlahan masuk ke dalam rumah.

Wahyuningsih ada diantara prlayat lain, membacakan lantunan surat yasin di depan jenazah deon.

Mata Kania, mama erik tumpah.

Mereka saling menatap lalu berpeluk erat. Layaknya 2 orang wanita yang kehilangan suatu yang berharga. Saling menangis tersedu. Di tatapnya wajah deon cucu semata wayangnya.

"Maafkan oma, sayang." Cium kania pada wajah deon. Kini wanita itu ikut duduk disamping ibu mertua erik. Mereka bergandeng tangan saling menguatkan.

"Maafkan oma sayang." Ujar kania kembali. Kedua wanita itu saling menguatkan.

----
Tidak pernah,
Dalam satu detik pun. Kania, tidak pernah tudak setuju dengan jalan pikiran erik. Apapun yang dimau anak itu selalu iya iyakan dan setujui. Karena memang erikpun demikian. Dia dalam hidupnya. Tidak pernah membantah dan membuat masalah sehingga tidak pernah kania menghukum atau membatasi erik dalam melakukan sesuatu. Itulah makna sayang kania pada putra bungsunya.

Masih teringat jelas, pada hari ini tanggal dimana erik mengaku ingin mempersunting seorang wanita bernama biggy yustari ardina.

Tidak ada yang salah, biggy sopan dan baik. Biggy juga ramah ketika pertama kalinya dengan berani erik mengajak biggy kerumahnya, memperkenalkan wanita itu langsung kepada kania sebagai calon menantu.

Cara erikpun berbeda antara memperkenalkan biggy, bersikap pada biggy ketika di keluarga itu, dengan cara erik memperkenalkan dan menyikapi wanita lainnya. Dia sangat sadar, putranya tergolong tanpa, jika disamakan dengan rizki nazar, hanya berbeda 11 12, erik lebih berbulu dan berbrewok lebat.

Hanya saja, ada beberapa hal yang selalu menyulut kania. Biggy. Tidak ada dalam benaknya dia sebenarnya membenci menantunya itu. Biggy pernah membantah keinginan kania, dalam batin dan versi kania, sebagai seornag ibu. Biggy secara terang dan gamblang menolak untuk berhenti sebagai wanita karir dan fokus menjadi istri baik bagi erik.

Walaupun kania tau, biggy juga bukan penyiar biasa. Menantunya itu juga cukup terkenal di TV lokal dan siara radio di kota yogya.

Paras biggy yang berkulit sawo matang, bertubuh besar. Masih membuat kania tidak percaya. Putranya memilih biggy, dia sebenarnya tak pernha mempermasalahkan fisik biggy, namun terksdnag mulut kawannya dan orang orang disekelilingnya. Terkait biggy membuat wanita itu, kadang tidak nyaman.

Puncak perseteruan mereka, ketika beberapa minggu sbeelum pernikahan. Biggy, masih bersih keras ingin berkarir. Namun kania ingin dia tetap dirumah menjadi istri yang baik. Erik ikut membantah wanita itu. Berkali kalu, kania bicara. Bukan biggy yang menjawab. Tapi erik langsung membantahnya. Membuat wanita itu kehilangan sosok anak laki laki yang penurut itu.

Tapi erik tetap berjanji, setelah menikah pasti akan membuat biggy menjadi wanita karir tapi tetep dirumah. Akhirnya kania sedikit lulu dan menyetujuinya.

Sejak menikah hingga saat inu, entah dari fsktor kania atau kakak erik. Sering sekali berseteru dengan biggy, membuat kondisi canggung atau tidak nyaman. Hal itu juga menyebabkan erik lbih memilih jarang atau bahkan mulai tidka pernah mengajak biggy ke rumah orang tua erik.

Bahkan walaupun biggy sudha berhenti dari dunia penyiaran, masih saja ada rasa tidak nyaman di diri kania. Apalagi ada sosok jesika yang merupakan kawan kakak biggy  yang selalu memberikan cerita cerita atau kesan buruk seornag ibggy dimata kania.

Kejadian beberapa waktu lalu, terkait hubungan erik dan biggy pun. Dari jesika semua tau. Walaupun ditambahkan beberapa versi cerita yang tentunya menyudutkan biggy.

Mungkin memang semua bukan salah kania, karena memang erikpun sejak sering mendengar biggy dimarahi kania atau dinasihati secara berlebih. Dia juga sudha jrang mengajak wanita itu kerumah ornag tuanya. Itulah yang kadang membiat kania juga kehilangan sosok erik.

----

Tanah sudah tertutup rapat, dia tau rasa kelihangan ini akan menghukumnya seumur hidupnya. Kini hanya doa yang dia yakin sebagai pengiring jalan putra nya menuju tuhan yang maha pencipta.

Bukan seornag muslim taqwa, bagi seorang erik. Dia tau dia menyesal. Dia tau dia salah. Saat ini selain rasa sakit di dadanya. Dia juga mulai kalut.

Apa yang akan dia katakan pada seorang biggy, wanita yang dia cintai, istrinya. Yang saat ini sedang koma. Apa yang akan dia jawab saat dia mencari deon putranya.

"Ya allah, sesak sekali rasanya dada ini." Tangannya mengusap usap atas nissan deon.

Pemeran UtamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang