1. Zarina Salsabila

4.4K 99 4
                                    

" Rin... Rin... ayo bangun lo udah kesiangan sekarang, Arina lo denger gak ?" Ujar Milea selaku kakakku yang tengah menggoyangkan tubuhku di atas kasur.

" Sebentar, nati juga bangun kok !" Bantahku yang masih ingin menikmati mimpiku yang paling indah menurutku.

" awas lo, kakak pergi dulu ya, daah."

Lalu suara pintupun berbunyi yang menandakan kakaku sudah pergi dari kamarku, hangatnya selimut membuatku tertidur kembali tak terasa entah berapa lama aku tertidur.

Tok... tok... tok...

" siapa? " gumamku lemas.

" saya Non."

" Masuk ,"lalu seorang nenek paruh bayapun muncul setelah membukakan pintu dengan membawa sepotong roti untuku.

" Ada apa bi Wati ?" Tanyaku padanya yang tengah berdiri di dekat ranjangku.

" Tadi non, Ibu bilang jangan lupa sekolah, hari pertama sekarang non ," sekolah... entah apa itu karena kepalaku masih linglung bangun dari tidur.

" Sekarang jam berapa Bi ? "

" Sekarang udah jam delapan non, udah kesiangan ," Kesiangan... aku langsung saja ingat bahwa hari ini adalah hari pertamaku pergi ke sekolah baruku.

" Kenaapa gak ada yang bangunin Bi ?" gumamku sedikit kesal, karena kesiangan, entah apa nanti jadinya jika murid baru sudah kesiangan seperti ini.

" Tadi non Milea udah bangunin katanya, tapi non gak bangun bangun." haduuh, kenapa kepalaku jadi pikun begini ya.

" Ya udah non, yang penting sekarang cepat kemas perlengkapang sekolahnya, Bibi bantu kemas tasnya ya, kalau baju udah ngegantung di hanger ."

" Makasih bi, Rina mau mandi dulu ya Bi ," Cepat, itulah yang ada dalam fikiran ku saat itu, yang terasa di kejar oleh waktu yang ganas, setelah perlengkapan sudah lengkap, aku pergi bersama supir pribadiku yaitu Pak Toni, ia sudah belasan tahun menjadi supirku dan ia juga sangat baik makanya ia menjadi supir kepercayaan Ayahku.

" Mang bisa cepetan, udah kesiangan nih !"

" Gak bisa non, nanti bisa nabrak, soalnya lagi macet non." Setelah sekian lama di perjalanan beraspal, akhirnya aku sampai juga di sekolah walaupun entah apa jadinya, karena aku sudah telat dua jam.

Hatiku tak keruan saat melihat gerbang sekolah yang sudah tertutup rapat dengan sejumlah murid yang di hukum karena kesiangan, apakah aku akan di hukum juga ?

" Nama kamu siapa nak ?" tanya seorang bapak- bapak kepadaku.

" Arina pak ," gumamku yang sedikit gugup karena takut di hukum.

" Oh yang murid baru itu, ayo silakan masuk ," jawabnya sambil tersenyum kecil, aku sedikit lega karena tidak dihukum seperti murid lainnya yang kesiangan, lalu akupun mengikuti jalanya yang membawaku entah ke mana.

" Bu nih anaknya ," gumamnya kepada seorang perempuan yang sedang membereskan buku siswa.

" Makasih mas ," jawab perempuan tersebut, lalu ia tersenyum kepadaku, senyumnya lembut lebih lembut dari kulitku, bercanda, ia memang baik, tadi malam Ibuku baru bercerita tentangya, dia adalah Ibu Melati wali kelasku di sini dan ia juga adalah guru biologi lho, yaitu mata pelajaran yang paling kusuka.

" Arina, sini nak ," panggilnya kepadaku, lalu akupun mendekat ke arahnya yang sedang duduk di kursinya.

" Ada apa bu ?"

" tolong bawa ini ya ke kelas ," gumamnya memberikan setumpuk buku padaku.

" Iya Bu." Jawabku yang hanya menurut pada printahnya, lalu kamipun berjalan melalui berbagai ruangan dan di perkenalkanya padaku, akirnya sampailah kami di kelasku yaitu kelas IX IPA 1, rumornya kelas ini termasuk kelas unggul lho.

" Ibu masuk duluya, sini bukunya ," lalu akupun menyerahkan buku tersebut dan menunggunya di luar,ku dengar pembicaraan ibu Melati dan sejulah siswa yang sedang membicarakanku, hatiku deg degan melihat wajah para siswa yang tertuju padaku nanti, "ya tuhan tolong berikan yang terbaik saja kepadaku", gumamku dalam hati.

" Arina silahkan masuk kedalam ," panggilnya di dalam kelas, lalu aku tarik napas dalam dalam dan mulai melangkah ke kelas tersebut, semua pasang mata tertuju padaku bisikan riuh siswapun mulai terdengar saat aku berdiri di depan kelas.

" heh dia geulisnya ," bisik salah satu siswa yang kira kira artinya: hey dia cantikya, kata itulah yang semakin membuat diriku gugup beserta ocehan ocehan lainya. Setelah memperkenalkan diri, lalu Bu Melatipun menyuruhku untuk mencari kursi yang kosong, dan akhirnya aku duduk di tengah barisan ke tiga dengan seorang perempuan yang belum ku kenal dan ku ajak bicara.

Setelah sekian lama belajar, akhirnya sampailah kami pada waktu Istirahat.

" Perkenalkan nama gue, Citra ," gumam orang yang duduk di sampingku sambil menyodorkan tanganya padaku.

" Arina ," jawabku singkat dan membalas jabatanya, lalu iapun tersenyum ramah padaku.

Citra teman pertama dan sebangkuku disekolah ini, aku harap kita bisa jadi sahabat yang baik ya Cit !.

Chapter 1
Diharapkan Vote dan Comment

DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang