8. Last Day

1.8K 248 49
                                    

.

.

.

.

.

Taehyung POV

Aku benar2 merutuki kebodohan ku karena kejadian semalam. Kenapa aku melakukannya?!? Rasanya aku ingin menenggelamkan diriku ke laut sekarang juga. Diriku nampak seperti jalang yg sesungguhnya tadi malam. Aku sangat malu tapi apa lah dayaku, semua itu juga terjadi karena diriku. Arrghhh, apa yg harus aku lakukan jika bertemu dengannya nanti?

Pipi ku terasa panas mengingat kejadian semalam, dan jantungku tak hentinya berdegup kencang. Sedari tadi aku hanya mondar-mandir di kamar dan ragu untuk keluar. Tiba2 seseorang mengetuk pintu kamar ku. Aku pun mematung, menerka-nerka siapa. Orang itu pun membuka pintu kamar dan memperlihatkan sosoknya yg memukau seperti biasa.

"Kau sudah bangun rupanya... Sarapan sudah siap di meja makan... Kau bisa turun..." sahutnya datar seperti biasa. Seperti tak terjadi apa pun tadi malam. Entah mengapa aku jadi sebal karenanya.

Aku mngikutinya berjalan ke ruang makan sambil mengamati gerak-geriknya. Ia sungguh bersikap seperti biasa, bahkan saat di ruang makan pun kita makan dengan tenang. Sangat tenang, tanpa pembicaraan. Padahal jantung ku sudah tak karuan dari tadi karenanya. Apa dia melupakan kejadian semalam? Itu tidak mungkin, kami tidak mabuk semalam. Tentunya dia ingat apa yg telah ia perbuat!

"Hoseok... Tentang kejadian semalam..." sahutku.

"Anggap saja tak terjadi apa2... Aku juga sudah melupakannya..." sahutnya datar, dan hatiku ngilu mendengar ucapannya.

"Bagaimana kalau ku bilang aku tak bisa melupakannya? Sepertinya cukup menarik menjalin hubungan rahasia dengan mu..." sahutku sambil menatapnya tajam, ia pun menatapku juga tapi dengan tatapan yg sulit diartikan.

"Kau ingin mati di tangan Yoongi atau Namjoon?" tanyanya masih dengan wajah datarnya.

"Tak masalah... Aku rela mati jika bersama mu..." sahutku asal, karena aku penasaran dengan reaksinya.

"Omong kosong..." sahutnya sambil menyeringai. Ia pun berdiri dari tempat duduknya dan menghampiri ku. Ia pun mendekatkan wajahnya ke arah ku sambil menatapku tajam.

"Ingat tujuan awalmu datang kemari Kim Taehyung... Apa kau datang hanya untuk mati konyol? Tidak kan?" sahutnya, aku pun kaget dibuatnya. Apa dia tau tujuan ku yg sebenarnya?

"Memangnya kau tau apa tujuanku datang kemari?" tanyaku penasaran.

"Tentu saja aku tau..." sahutnya sambil menyeringai "kau datang untuk melayani Namjoon... Jadi, jangan membuat dia murka karena menggambil mainan milik adiknya..." lanjutnya.

"Mainan? Ternyata kau tak jauh berbeda dari ku..." sindirku sambil menyeringai "tapi sepertinya mainan Namjoon memiliki kedudukan yg lebih tinggi daripada mainan Yoongi..." lanjutku.

"Terserah kau ingin berpikiran seperti apa..." sahutnya dan melangkah meninggalkanku.

"Berhenti Hoseok..." sahutku sambil bangkit dari tempat dudukku.

"Kau lupa jika harus melayani mainan milik Namjoon dengan baik... Kau tak ingin melihatnya murka kan?" sahutku, ia pun berbalik dan menatapku.

"Apa yg anda butuhkan Kim Taehyung-ssi?" tanyanya.

"Gendong aku kemar..." perintah ku. Ia pun berjalan ke arah ku dan mulai menggendong ku. Selama perjalanan ke kamar ia tak mengucapkan sepatah kata pun, dan aku hanya mengamatinya dalam diam. Tak lama kemudian, kita sudah berada di kamar.

Grey Shadow (HopeV) [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang