Break?

288 15 2
                                    

°°°°°°°

"Sebelum bertanya pada seseorang kenapa dia berubah, coba bertanya pada dirimu bagaimana kamu memperlakukannya?"
-Karenia P. A.

°°°°°°°

Kriiiingggg….

Bel sekolah berbunyi panjang sebanyak satu kali, itu pertanda bahwa kegiatan belajar mengajar di SMA Pelita Bangsa akan dimulai.

Karen terduduk gelisah ditempatnya sesekali melihat ke arah pintu kelas dengan penuh harap.

“Ck, nih bocah dua kemana sih? Udah bel belum juga masuk.” gerutu Karen.

Karen menyalakan layar handphonenya lalu mencari aplikasi WhatsApp didalamnya.

Grup ga berfaedah.

Lo berdua janjian ga masuk apa gimana?,-

Karen menunggu balasan dari kedua temannya itu dengan gusar.

Sementara di depan papan tulis Gilang dan Tedi sedang melakukan stand up comedy yang berjudul ibu-ibu sang raja jalanan.

Ya di pagi hari seperti ini.

“Jaman sekarang nih ya, preman aja kalah sama ibu-ibu dalam hal kenyolotan. Ibu-ibu jaman sekarang melebihi si Boy yang di sinetron Anak Jalanan. Intinya kalo lu ngeliat ibu-ibu yang ugal-ugalan ngendarain motor, diemin aja. Bisa-bisa lu yang kena omel.”

Terdengar suara ricuh dari teman-teman kelasnya karena melihat Gilang dan Tedi mengeluarkan lawakan konyol dari mulutnya.

“Apa coba yang diketawain mereka? Lucu juga engga.” sinis Karen.

Karen melirik sekilas jam dinding yang tergantung di dinding belakang. Jarum jam tersebut menunjukkan pukul 06.42 artinya sudah dua belas menit Bu Yuli tak kunjung masuk kelas tetapi sang ketua kelas malah terus saja melakukan aksi stand up comedy yang pastinya membuat kegaduhan di dalam kelasnya.

“Ketua kelas gila!” sungut Karen.

Ia memanggil nama Gilang berkali-kali dari mulai nada rendah hingga nada tinggi a.k. teriak.

Kesal karena Gilang tak kunjung menoleh ke arahnya, Karen berdiri lalu menghampiri Gilang yang tengah tertawa terbahak-bahak.

Karen menarik tangan Gilang dan bergegas keluar kelas. Gilang tersentak karena perlakuan Karen yang tiba-tiba itu. Tedi yang sedang tertawa disampingnya pun tak kalah terkejutnya, ia langsung berhenti tertawa saat itu juga.

Ahhh Kareenn… lagi seru-seru juga. Ganggu ajaa!

Aiishh Karen penganggu nih, ga bisa ngeliat temen kelasnya bahagia!

Wuuu Karen wuuuu…

Terdengar suara sorakan dari dalam kelas, tetapi Karen tidak menghiraukannya. Ia memilih untuk menatap tajam Gilang yang berdiri dihadapannya.

“Lo ketua kelas kan? Harusnya bisa nyontohin yang benar ke temen-temen sekelas lo. Bukannya malah bikin kelas jadi rusuh!” sungut Karen menatap tajam mata Gilang.

Orang KetigaWhere stories live. Discover now