Rain

230 16 3
                                    

°°°°°°°

"Jangan buat aku berpaling darimu karena perlakuanmu kepadaku."
-Karenia Salsabila

°°°°°°°

Ternyata sore ini langit enggan memancarkan sinarnya. Terbukti kini rintik hujan perlahan-lahan berjatuhan ke bumi. Membuat sejumlah orang yang tengah asyik berkendara terpaksa berteduh terlebih dahulu.

Tak ayal bagi Karen, ia kini hanya bisa memeluk tubuhnya sendiri menahan dinginnya udara sore hari yang ditimpa hujan yang mulai deras. Sesekali ia menolehkan kepalanya ke kanan melihat barang kali mobil pribadi berwarna hitam yang ia kenali datang menjemputnya.

Karen mengangkat pergelangan tangan kirinya yang dibaluti jam tangan dengan karakter spongebob miliknya. Jarum jam menunjukkan pukul lima kurang lima belas menit. Karen berdecak dan menduduki kursi panjang yang tersedia di halte bus.

“Rafli mana sih, kok lama banget ya jemput sepupunya.” ujar Karen gelisah.

Karen terus menerus mencoba menghubungi lelaki itu, tetapi tak ada satu pun panggilan yang dijawab.

Karen berdiri lalu berjalan kesana kemari dengan risaunya. Ia melihat beberapa pengendara motor yang berhenti di depan halte mungkin untuk sekedar berteduh atau memakai jas hujan. Entahlah, ia tidak ingin memperdulikan mereka saat ini. yang ia pikirkan adalah bagaimana caranya ia pulang ke rumah sekarang.

Menunggu Rafli sama saja seperti menunggu abang tukang bakso yang ga pasti kapan datangnya.

Ojek online? Mustahil saja. Karen tidak pernah menggunakan jasa transportasi online sejenis itu, aplikasinya saja ia tidak punya.

Menghubungi orang tuanya? Ahh entahlah, terdengar sangat konyol saat Karen mempunyai pikiran seperti itu. Mamanya tidak bisa mengendarai transportasi apapun. Papanya? Manusia itu sedang berada di Medan sekarang mengurusi pekerjaannya yang selalu menjadi prioritasnya.

“Ya ampun, gimana gue bisa pulang kalo kaya gini, angkot aja sama sekali ga lewat daritadi. Mana udah jam lima sore.” Gerutu Karen. Ia masih terus mengalihkan pandangan ke arah kanan jalan raya berharap orang yang ia tunggu sejak setengah jam yang lalu menampakkan batang hidungnya.

Karen kembali fokus dengan handphone yang digenggamnya, ia sedang membalas pesan dari Mamanya yang menanyakan mengapa anak sulungnya itu tak kunjung pulang.

“Kenapa harus hujan coba! Bikin repot aja. Gue paling ga pede pake jas hujan! Udah kaya sayur dibungkus pake plastik!”

Karen mendengar ocehan lelaki yang berdiri sekitar dua meter dari tempat duduknya. Karen mengucapkan doa agar sosok lelaki tersebut bukanlah lelaki bodoh yang ia pikirkan sekarang. Ia sedang tidak ingin bertemu Gilang sekarang.

“Lho? Sekber? Kok lo disini?”

Karen merutuki nasibnya, ternyata doanya tidak terkabulkan. Akhirnya ia mencoba mengangkat kepalanya menatap Gilang yang tengah sibuk mengeluarkan jas hujan dari jok motornya.

“Iya. Lo sendiri ngapain disini? Gue lagi males ribut sama lo, Lang.” ucap Karen.

Gilang tertawa renyah sejenak. ia kembali melipat jas hujan yang tadinya hendak ia pakai. Gilang menghampiri Karen dan duduk disampingnya.

Orang KetigaWhere stories live. Discover now