14. Keanehan sikap Yuki

1.2K 215 52
                                    

Aku mulai yakin, tapi setelahnya ragu kembali.

___________________________________

Yuki pulang dari restoran yang membuatnya benar-benar ragu akan keseriusan Al.
Kata-kata yang terlontar kemarin malam bagai mimpi yang hanya berbekas dalam ingatan. Karena nyatanya, itu semua hanya kebohongan.

Yuki menangis dalam diam. Luka yang tidak nampak itu membuat dadanya sesak. Ingin berteriak jika saja ini lapangan luas atau tempat sepi tak berpenghuni.
tapi sayangnya kini dia sudah berada di kamar.
Sesakit inikah?

Yuki ingat betul apa yang dia pikirkan setelah perbincangan panjang dengan Mila hingga sore tadi.
Keyakinan yang Mila katakan jika dirinya benar-benar mulai menyukai Al dan dia setuju itu. Tapi, rasanya semua itu runtuh.
Bagai sebuah tanaman yang baru saja ditanam, bukannya diberi pupuk, Al justru menabur racun dengan melakukan kebohongan.

Dengan alasan mobil mogok, Al melakukan pertemuan dengan perempuan yang dia katakan tidak memerlukan cintanya.
Benarkah?

Untuk ke sekian kali, panggilan Al yang masuk tidak Yuki acuhkan. Ponsel dengan silent mode itu terus bergetar.
Rasanya enggan, sangat.
Hingga sebuah ketukan pintu dan panggilan dari luar, membuat Yuki mau tidak mau bergegas menuju pintu untuk membuka.
Sebelum membuka pintu, Yuki menghapus airmatanya dan menarik napas sejenak.

"Iya Cha? " ucap Yuki setelah membuka pintu.

"Al nelpon gue dan nanyain lo. Hp lo kenapa? "

"Ah,,, hp gue ada. Mungkin karena gue silent, gue nggak denger. " kilah Yuki.

"Are you okay? " tanya Icha tiba-tiba.

"Gue baik-baik aja kok. " jawab Yuki dibarengi senyuman.

Icha menatap Yuki curiga, dengan cepat Yuki mencari ide untuk membuat dirinya tidak berada di situasi ini.

"Cha, gue belum mandi. Ntar gue pasti hubungi Ale kok. "

Icha mengangguk dan menjauh dari pintu kamar Yuki.

Yuki menghela napas.
"Sorry Cha. Gue lagi pengen sendiri. " batinnya.

******

Deru mobil terdengar. Yuki yakin itu adalah Al. Dengan cepat Yuki menarik selimutnya hingga dada dan memaksakan matanya untuk terpejam.
Beberapa menit lalu,  Maia masuk ke kamar  menanyakan keadaan Yuki yg dirasa aneh setelah pulang dari rumah ibunya. Dengan jawaban badan yang tidak enak, Yuki berhasil membuat ibu mertuanya menyuruhnya untuk segera istirahat.

Degup jantung Yuki semakin keras berdetak mana kala Al masuk kamar dengan gerakan yang rusuh.
"Yuki, kenapa nggak nunggu aku? "

Yuki diam tidak menjawab.
Dirinya masih betah pura-pura tidur.
"Kata Bunda kamu nggak enak badan?." tanya Al lagi.
Al mendekat lalu menempelkan punggung tangannya pada dahi Yuki.

Yuki mengeratkan pegangannya pada selimut dan masih memejamkan mata . Sungguh, perasaan kesal itu ingin segera dikeluarkan jika saja dia egois. Untung, hati dari sisi baiknya menyuruhnya untuk menahan hingga nanti Al mengatakan dengan jujur apa yang sebenarnya terjadi.

"Kamu udah makan? "

Masih tidak ada jawaban. Al menghela napas lelah,

Mission 2 (✔)Where stories live. Discover now