The Wedding.

83 4 0
                                    

-Westlife-Beautiful in white.

Seorang wanita berdandan di depan kaca, bersama kedua make up artistnya. Betapa cantiknya wanita itu, bibir pucat dan kantung matanya tertutup sempurna. Kebaya putih dan gaunnya terpajang cantik menggambarkan seberapa besar cintanya.

Di lain tempat,
seorang lelaki menatap wajahnya sendiri di depan kaca, sambil menahan rasa gugupnya akan menikah dengan wanita yang ia cintai, senyum bahagianya tidak lepas dari wajah tampannya.

"Papa, Mama yakin kamu bisa, selamat ya sayang akhirnya anak mama akan menjadi seorang suami, dan secepatnya menjadi seorang ayah, " ucap mama sang calon pengantin lelaki.

"Makasih ma doanya, Ray yakin Ray bakal jaga dan ngelindungin keluarga Ray, makasih ya ma, untuk selama ini mencintai Ray, Mama akan terus jadi cinta pertama Ray," ucap Rayhan Huda yang akan menikah, sambil memeluk mama-nya.

"Dah, boy, it's the time!" sahut papa Rayhan.

Akhirnya Rayhan bergegas menuju tempat akad nikah, dengan senyumnya yang terpancar untuk ratusan tamu undangan yang sudah berkumpul sangatlah manis dan memikat hati. Dengan degup jantung yang tak seirama dan semakin kencang, Rayhan menghafalkan bacaan ijab kobul.

Tak lama setelahnya, datang lah, wanita cantik berbalut kebaya putih datang dengan diampit kedua kakaknya berjalan dengan sangat anggun dan cantiknya yang memancar menuju ke meja akad nikah. Senyum dan pancaram kebahagian tak lepas dari wajahnya.

Sesampainya di meja Akad,

"Hy, we're gonna be perfect couple, just wait a minute u'll be my wife," bisik Rayhan ke telinga Zahra.

"Bagaimana apa sudah siap nak Rayhan?" tanya sang penghulu.

"Saya siap," jawab Rayhan mantap.

"Bagaimana saksi siap?" tanya sang penghulu.

"Siap, mari dimulai," jawab oara saksi.

"Baiklah, Audzubillahhiminassyaitonirozim, Bismillahiramanirahim, saya nikahkan dan kawinkan, ananda Rayhan Huda bin Ahmad Huda untuk putri kami Azzahra Damayanti binti Putra Wijaya, dengan mas kawin seperangkat alat shalat dan emas 24 karat dan uang tunai sebesar 20 juta dibayar tunai," baca sang penghulu.

"Saya terima nikahnya..."

bacaan Rayhan terhenti sesaat setelah tubuh lemas menimpanya, ya betul Azzahra pingsan di pundak Rayhan. Tampa komando dan babibu, Rayhan segera membawa Azzahra untuk masuk dan beristirahat.

Tubuh Azzahra sedingin es, semua tamu undangan juga kebingungan dengan apa yang terjadi, Rayhan berusaha menenangkan pikirannya. Orang tua Azzahra menangis melihat putri kesayangan mereka yang akan menikah terbujur pingsan.

Segera dengan masih menggunakan baju pernikahan Rayhan membawa Azzahra ke rumah sakit terdekat, walau bukan Rayhan yang mengendarai mobilnya. Acara akhirnya ditinda sekiranya sampai Azzahra kembali sadar, namun menurut Ayah Azzahra lebih baik pernikahan ditunda beberapa hari kedepan, dan akhirnya disetujui, dan acara itu akhirnya hanyalah tinggal rencana.

sesampainya di rumah sakit...

"Keluarga Nn. Azzahra?" panggil perawat rumah sakit itu.

"Kami," Rayhan, dan kedua orang tua Azzahra bergegas menuju ke ruanh dokter.

"silahkan pak, buk," ucap dokter wanita itu.

"Jadi menurut pemeriksaan lab, dan pemeriksaan saya, Azzahra mengidap kanker darah stadium akhir," ujar sang dokter yang sontak membuat Rayhan yang berprofesi sebagai dokterpun terkejut karena selama ini Azzahra tidak menujukan ada yang aneh, ataupun mencurigakan dan mengarah kepada penyakit leukimia.

"Kenapa tidak ada tanda atau gejala yang menunjukan, keadaan Azzahra dalam keadaan sakit leukimia, " tanya Rayhan dengan tangis yang mendadak mengalir dari kedua matanya.

"Nak Ray, ibu mau bicara sama kamu, ini soal yaya," segara ibu Azzahra menggandeng Rayhan keluar.

"Jadi, Zahra mengidap ini sejak 2 tahun yang lalu, tapi dia kuat nak, dia kuat dan tidak mau sampai kamu mengetahuinya, dia takut kalau kamu akan meninggalkannya, dia takut kamu tidak fokus dengan pekerjaan dan pasien-pasien kamu," jelas ibu Azzahra sambil berlinanh air mata.

"2 tahun bu? kenapa? haaahh...Zahraaa..." teriak Rayhan sambil mengacak rambutnya.

"Oke bu, Rayhan bakal tunjukin ke Zahra, seberapa sayang Rayhan ke Zahra, Ray bakal ngerawat Zahra sampai kapanpun." ucap Rayhan sambil berjalan menuju ruang rawat Zahra.

"Za...." panggil Rayhan yang melihat Zahra menangis.

"Maafin aku Ehan, maafin yaya," ucap Zahra.

"Kamu ngga salah, ini takdir aku cuma ngga abis pikir kenapa kamu ngga bilang ke aku, kalau tau gitu kita bisa berobat, aku carikan teman papa yang spesialis kanker, Za!" tekan Rayhan yang kecewa terhadap Zahra.

"Ngga han, aku cuma mau sama kamu, dalam pelukan terakhirku, Ehan, bisa kamu peluk aku," pinta Zahra, yang langsung dibalas pelukan Rayhan sambil menangis dipelukan mereka berdua.

"Za, jangan takut aku selalu untik kamu, aku ngga bakal ninggalin kamu, kita berdoa dan berusaha biar kamu sembuh ya sayang, aku janji kita berdua untuk selamanya," motivasi Rayhan.

"I...Lo...ve...Y..ou Ehan," bisik lirih Zahra dan tanpa disadari monitor jantungnya terhenti, Rayhan yang panik segera melakukan RJP Terhadap kekasihnya itu, alarm berbunyi, keluarga Zahra menangis, dokter segera datang dan melakukan tindakan, Rayhan gemetar seluruh tubuh dan menangis melihat wanitanya.

"Maaf kami sudah berusaha, tapi Tuhan berkata lain, Azzahra sudah kembali, kami turut berduka cita," ucap dokter kepada keluarga dan tampak Rayhan yang memeluk dan menatapi wajah kekasihnya yang terbujur kaku.

-Yah, Azzahranya ternyata meninggal, apa yang bakal Rayhan lakukan? apa yang akan terjadi kedepannya? mau tau, kelanjutannya tetep jadi readers yang baik dan jangan jadi ghost readers ya,

Times Talk Where stories live. Discover now