Prepare for Our Wedding.

67 4 0
                                    

Aku dan Zahra kini sudah menyiapkan pernikahan kita berdua, kebahagian tak bisa kita sembunyikan dari wajah dan perasaan kami, seperti halnya hari ini kami mempersiapkan gaun dan tuxedo untuk resepsi kota berdua di Bali dengan konsep out door.

"Sayang venue nya udah fix kita pesen yang di deket Uluwatu apa jadinya yg di Jimbaran?" tanya Zahra sambil memainkan rambut panjangnya sembari fitting gaun.

"Iya sayang, jadinya yang di Jimbaran, udah aku dah DP kok, dan kita tinggal siap-siap, konsep semua udah WO-nya yang siapin," jawabku sambil menatap kecantikan Zahra yang makin cantik

"Ehan, kamu liatin apa-nya Yaya?" tanya Zahra mengagetkan lamunanku yang menatap tubuh Zahra.

"Liatin kamu dong, muka kamu itu makin tirus aja sih yang," jawabku yang pasti membuat Zahra marah karena dia tidak suka jika ada yg bilang pipi tembamnya mengecil.

"Apa?Masa? ah bohong!" teriaknya sambil berlari kearahku siap untuk mencubit hidungku.

"Aaa...ampun yang," teriakku saat tangan mungilnya mencubit hidungku.

(suara dering ponselku)

"Ya Hallo?"

"Oh oke, saya segera kesana,"

Telfon dari perawat di rumah sakit tempatku bekerja, bu Ning, perawat yg umurnya lebih tua daripada aku.

"Zahra, aku harus ke rumah sakit dulu, ada pasien disana yang perlu bantuan segera, see u soon darl," pamitku sambil mencium keningnya.

"Bye darl," diapun mengiyakan sambil melambaikan tangan ke arahku.

Aku mengendarai mobilku dengan kecepatan yang lumayan penuh, aku segera menuju ke rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit aku segera memakai jas-ku dan bergegas bertemu pasien.

15 menit berlalu aku menangani pasien kelas VVIP itu. Kenapa pasien tua itu hanya mau aku yang merawatnya, untung saja hari ini dia pulang, maka aku bebas dari tanggung jawabku terhadapnya.

Aku membuka ponselku, ternyata terdapat pesan dari Azzahra.

Ehan,
aku langsung pulang ya, kita ketemuan lagi 3 hari lagi ya aku mau ikut mama dulu ke Semarang.

Iya, take care ya, i'll be miss u

Aku akhirnya mengendarai mobilku untuk kembali ke rumahku untuk istirahat.

-AUTHOR POV.

"Aku ngga kuat ma," pekik seorang wanita di balik tirai kamar mandi itu.

"Kuat ya sayang, sebentar lagi, kamu harus kuat," jawab wanita separuh baya sambil memegang tengkuk sang putri

"Uwekk.."

"Ayo terus sayang, muntahin semuanya," sang ibu menangis melihat putrinya.

"Ma, jangan bilang ke siapapun ya ma, tentang ini, aku ngga mau siapa-siapa tau ma," rengek sang putri sambil menangis di pelukan ibunya.

"Yaya, denger mama, kamu harus kasih tau ke nak Ray soal ini," ujar ibunya.

"Ma, yaya takut nanti Ehan sedih dan malah ninggalin yaya," jawab sang putri sambil menangis

"Nak, semakin kamu sembunyikan ini, semakin ketahuan apa yang kamu tunggu segera beri tahu sebelum dia tahu lebih dulu, apalagi kalian menikah," ujar sang ibu.

"Ma, yaya takut, ma ya..."

Suara paraunya terputus saat Zahra tiba-tiba pingsan di pelukan sang ibu.

-Lanjut dipart selanjutnya yaa, btw apa ya yang Zahra alami? Zahra kenapa? cukup pendam dan lanjutkan membacanya ya genga di part selanjutnya, mereka udah mendekati waktunya nih, siap2 ya...

Times Talk Where stories live. Discover now