CH10

821 101 10
                                    

Chrys langsung bergegas menghampiri Irises,  melihat Irises menggigit bibirnya sendiri dan hampir menangis

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Chrys langsung bergegas menghampiri Irises,  melihat Irises menggigit bibirnya sendiri dan hampir menangis.
Arthur melihat kearah Iries dan langsung menurunkan aquamarine dari pangkuannya.
"Irises!!"
Sapa Arthur sambil berjalan mendekati Iries. Kemudian Arthur memeluk Irises.

"Aku sangat merindukanmu Irises,  kau terlihat lebih dewasa sekarang"
Ucap Arthur di sela sela pelukannya.

"Siapa itu? Apa dia Aquamarine?  Kenapa kau menggendongnya seperti itu?"
Jawab Irises sambil melepaskan pelukan Arthur.

"Iya itu Aquamarine,,eh tunggu setelah lama tidak bertemu kenapa malah bertanya seperti itu. Apa kau cemburu pada Aquamarine?"
Arthur terkekeh geli

"Siapa yang cemburu"
Jawab Irises sambil membuang muka

"Tidak usah cemburu, kamu ini masih tetap adik kesayanganku seperti dulu ,  sana.. Sapa Aquamarine"
Ucap Arthur sambil tersenyum lembut.
"Adik??"batin Irises.
Irises akhirnya hanya tersenyum hampa mendengar ucapan Arthur. Karena selama ini Irises menyayangi Arthur bukan sebagai kakaknya.

Irises berjalan mendekati Aquamarine diikuti oleh Arthur,  Chrys dan Peony.
"Hai,  Aquamarine.. Aku Irises anak bungsu dari mother Flower"
Sapa Irises lembut sambil tersenyum

"hai Irises"
Jawab marine

"Chrys ,anak kedua mother Flower"
Ucap chrys sambil menjabat tangan Aquamarine.
"Aku peony , anak ketiga mother Flower"
Peony menjabat tangan Aquamarine bergantian dengan chrys.

"Aku Daisies , anak pertama mother Flower"
Daisies berjalan bersama Ruby. Aquamarine menoleh kearah Daisies.

"Senang bertemu kalian semua"
Ucap Aquamarine sambil tersenyum lembut.
Mereka kemudian mengobrol di taman tersebut.
Tak terasa waktu berlalu. Hari pun sudah malam.Daisies dan adik adiknya berpamitan.

"Ayo kita juga masuk, dan kau mandilah dengan air hangat sebelum tidur"
Arthur mengacak rambut Marine sambil berjalan lebih dulu menuju istana.
Ruby tersenyum dan menarik tangan Marine.
"Ayo"

.
.
.
.

Sesampainya di Istana Queen Flower Irises langsung masuk ke kamar dan mengunci pintunya. Irises menangis sambil memeluk lututnya di depan tempat tidurnya.
"Kenapa kau terus saja menganggapku adikmu kak Arthur!"
Gumam Irises di sela sela tangisannya.
"Apa yang salah dengan perasaanmu kak, aku tidak mengerti.. Kenapa kau tidak menyukaiku sebagai pasangamu bukan adikmu!! Arrghhtt"
Irises melampiaskan kekesalannya pada tempat tidurnya.

Sememtara itu  Daisies,  Chrys dan Peony hanya bisa pasrah karena Irises tidak mau membuka pintu kamarnya walaupun sudah dibujuk seperti apapun.
"aku takut keadaan Irises akan lebih buruk dari sebelumnya kak".
Ucap peony.

"Kita tunggu saja dulu setelah perasaannya membaik kita temui lagi Irises"
Jawab Daisies lembut.

"Bagaimana kalau kita temui saja Arthur dan bilang padanya tentang perasaan Irises"
Chrys mencoba mengutarakan pendapatnya.

ERION KINGDOMWhere stories live. Discover now