15

3.7K 436 123
                                    

.

.

BITTERSWEET

.

.



Yoona menghentakkan kakinya berulang kali karena kesal. Ia sedang menunggu sepupu brengseknya yang bernama Kim Tae Woo. Lelaki tersebut mengajaknya untuk bertemu. Padahal Yoona sedang sibuk dengan proyek iklannya untuk produk kecantikan.

"Kenapa lama sekali sih?" Sembur Yoona langsung pada Tae Woo yang datang bersama Kris. Wanita berusia dua puluh tujuh tahun tersebut kaget melihat ada Kris. "K-Kenapa ada Kris?" tanyanya.

"Kau kaget, huh? Tenang saja. Aku sudah tahu semuanya." Kata Tae Woo dengan senyuman liciknya. "Sebaiknya kita masuk ke dalam untuk mengobrol." Ajaknya kemudian.

Yoona memasang wajah heran, ada perlu apa sebenarnya si Tae Woo ini? Kenapa mengajaknya dan Kris ke restoran Jepang yang bersifat privasi seperti ini.

Tae Woo langsung menyeret Yoona untuk masuk. Wanita itu sedikit merontak karena cengkraman tangan Tae Woo yang begitu kuat di pergelangan tangannya. Ingin sekali ia menampar wajah Tae Woo saat itu juga.

Kris hanya diam saja melihat perlakuan Tae Woo, sebenarnya dia ingin menegur Tae Woo, tapi setelah mendengar cerita dari Tae Woo kelakuan asli Yoona, Kris tidak dapat berbuat apa-apa.

Dia tahu, Tae Woo menyimpan banyak dendam pada sepupunya ini. Makanya itu, dia memilih untuk tidak ikut campur dengan urusan mereka.

Setelah masuk ke salah satu bagian dalam restoran, mereka disambut oleh seorang pelayan perempuan dengan Yukata khas wanita Jepang. Perempuan tersebut mengantarkan mereka bertiga ke sebuah koridor tempat mereka akan duduk.

Restoran yang bernuansa seperti tempat karaoke yang dipisahkan dengan beberapa ruangan beserta pintu geser ala Jepang. Mereka bertiga masuk ke dalam dan duduk di Tatami*. Kris duduk bersebelahan dengan Tae Woo, sedangkan Yoona duduk berseberangan dengan mereka. Kemudian ada seorang pelayan perempuan yang lain datang membawa Ocha* untuk sambil dibantu pelayan sebelumnya menuangkannya di gelas mungil.

"Terima kasih." Ucap Kris pelan. Dua pelayan tersebut hanya tersenyum sambil mencatat makanan yang dipesan oleh Tae Woo.

Setelah merangkap semua pesanan Tae Woo, dua pelayan perempuan tadi meninggalkan mereka bertiga, tidak lupa menutup pintu kabin ruangan mereka, agar lebih privasi. Karena memang restoran ini di desain dengan konsep privasi.

"Ada apa sebenarnya? Kenapa kau mengajakku kesini? Apa maumu?" Yoona mengetuk meja tatami dengan kuat. Dia tidak berhadapan dengan Tae Woo, demi apapun.

"Cih, lihat wajahmu itu. Dasar perempuan munafik." Sarkas Tae Woo. Yoona menatap sinis Tae Woo dan melototkan kedua matanya seram. Dia berharap Tae Woo mati hanya dengan tatapannya.

"Tidak usah basa basi. Katakan saja apa urusanmu memanggilku kesini? Aku tidak punya banyak waktu, manajer akan segera meneleponku, Kim—"

"Tidak usah berkilah, ratu drama. Aku tahu semua busukmu." Tae Woo memotong ucapan Yoona ketika dia mendengar Yoona akan menyebut nama lengkapnya.

Yoona ingin sekali menghajar mulut jahat Tae Woo tapi diurungkannya. Seandainya tadi hanya mereka berdua, mungkin sudah lain ceritanya.

"Aihss, kau mau berbicara tentang kebusukanku? Bagaimana dengan kebusukanmu sendiri? Kau mengajakku kesini pasti karena ada niat busuk, kan? Iya kan?" Balas Yoona tidak mau kalah dengan mata yang melotot besar.

BITTERSWEET [COMPLETED]Where stories live. Discover now